Siti Farida
STAI Nazhatut Thullab Sampang

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PRESPEKTIF ISLAM Siti Farida
KABILAH : Journal of Social Community Vol. 1 No. 1 (2016): (Juni)
Publisher : LP2M IAI Nazhatut Thullab Sampang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (742.956 KB)

Abstract

Abstrak: Pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan nilai, budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang tujuannya untuk mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik buruk, mewujudkan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati sebagai cita-cita luhur dalam dunia pendidikan. Oleh sebab itu, maka pendidikan karakter akan terlaksana jika selaras dengan sistem pendidikan nasional. Penyelengaraan pendidikan sistem pendidikan disebuah negara akan berbeda dengan negara lainnya, karena sistem pendidikan yang diselenggarakan diberbagai negara mempunyai ciri yang sesuai dengan latar belakang budaya masing-masing negara. Dalam pendidikan karakter harus melibatkan aspek seperti: kognitif, afektif, konatif, dan psikomotorik yang harus dikembangkan sebagai suatu keutuhan (holistik) dalam konteks kultural. Dalam pendidikan Islam, pendidikan karakter merupakan pendidikan yang telah diajarkan Al qur’an, yaitu pendidikan yang mengedepankan Akhlak. Al-Qur’an dengan sangat tegas memberikan solusi yang nyata kepada kita untuk mengembangkan kesadaran spiritual, emosional, dan intelektual yang tidak hanya menjadi teori, tetapi Al qur’an memerintahkan untuk menerjemahkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kata Kunci: Pendidikan Karakter, pendidikan Islam  Abstract: Character education is defined as the value of education, manners, moral education, character education which aims to develop the ability of learners to provide good and bad decisions, realize the good in everyday life with a vengeance as the lofty ideals in education. Therefore, it will be executed if the character education in line with the national education system. Educational organization of the education system in a country will be different from other countries, because the education system is organized in various countries have characteristics appropriate to the cultural background of each country. In character education should involve aspects such as: cognitive, affective, conative, and psychomotor should be developed as a whole (holistic) in a cultural context. In Islamic education, character education is an education that has taught Al Qur'an, namely education that emphasizes Morals. Qur'an with a very firm provides real solutions to us to develop an awareness of spiritual, emotional, and intellectual is not only a theory, but Al Quran ordered to translate it into everyday life. Keywords: Character Education, Islamic education
Analisis Historis Terhadap Integrasi Kurikulum Pendidikan Islam Pada Masa Abbasiyah Siti Farida
KABILAH : Journal of Social Community Vol. 2 No. 2 (2017): (Desember)
Publisher : LP2M IAI Nazhatut Thullab Sampang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (572.746 KB) | DOI: 10.35127/kbl.v2i2.3141

Abstract

Abstrak: Sejak awal kekuasaannya, Dinasti Abbasiyah sangat memperhatikan perkembangan pendidikan. Hamper diseluruh wilayah Islam berdiri berbagai macam lembaga pendidikan. Lembaga-lembaga tersebut tersebar di perkotaan dan perdesaan. Perkembangan lembaga pendidikan yang demikian maju pada masa Dinasti Abbasiyah telah disertai dengan penataan kurikulum yang baik. Ketika itu terdapat tiga jenis kurikulum di madrasah-madrasah: kurikulum pendidikan rendah, menengah dan kurikulum pendidikan tinggi. Kurikulum pendidikan rendah bentuknya bervariasi, tergantung pada tingkat kebutuhan masyarakat. Namun secara umum kurikulum yang diajarkan ketika itu adalah belajar membaca, menulis, tata bahasa, hadits, prinsip-prinsip dasar matematika, dan syair. Selain itu ada pula yang menambahkan pelajaran nahwu dan cerita-cerita kepahlawanan Islam.bahkan ada kurikulum yang sebatas menghafal Al-Qur’an dan menkaji dasar-dasar ajaran Islam. Kurikulum pendidikan tinggi dibagi menjadi dua jurusan : jurusan ilmu-ilmu agama dan jurusan ilmu pengetahuan umum. Kurikulum agama terdiri dari fikih, nahwu, kalam, kitabah, dan lain-lain. Sedangkan kurikulum umum terdiri dari matematika, logika, ilmu angka-angka, geometri, astronomi, music, aritmatika, hukum-hukum geometri dan sebagainya. Kata Kunci: Kurikulum, Abbasiyah Abstract:Since the beginning of his power, The Abbasid dynasty paid great attention to the development of education. Almost all Islamic regions stand a variety of educational institutions. These institutions are scattered in urban and rural areas. The development of such an educational institution advanced during the Abbasid period has been accompanied by a good curriculum arrangement. At that time there were three types of curriculum in Madrasahs: low, middle, and higher education curricula. The lower education curriculum varies in form, depending on the level of community needs. But in general the curriculum taught at the time was learning to read, write, grammar, hadith, basic principles of mathematics, and poetry. In addition there are also add nahwu lessons and Islamic heroic stories.bahkan there is a curriculum that is merely memorize the Qur'an and examine the basics of Islamic teachings. The higher education curriculum is divided into two majors: the majors of the religious sciences and the general science department. The religious curriculum consists of fiqh, nahwu, kalam, kitabah, and others. While the general curriculum consists of mathematics, logic, numerology, geometry, astronomy, music, arithmetic, geometry laws and so on. Keywords: Curriculum, Abbasiyah
Pembentukan Karakter Positif Peserta Didik Melalui Bimbingan Pribadi Sosial Fathorrahman Z; Siti Farida
KABILAH : Journal of Social Community Vol. 3 No. 1 (2018): (Juni)
Publisher : LP2M IAI Nazhatut Thullab Sampang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (618.912 KB) | DOI: 10.35127/kbl.v3i1.3277

Abstract

Abstrak: Tulisan ini membahas tentang pembentukan karakter positif peserta didik, hal ini dilatar belakangi oleh buruknya karakter masyarakat kita dewasa ini yang disinyalir oleh beberapa kalangan bahwa hal tersebut disebabkan arus globalisasi, teknologi dan informasi yang begitu pesat sehingga berdampak pada merosotnya moral, nila-nilai sosial, budaya dan bahkan agama. Pembentukan karakter positif pada peseta didik di sekolah melalui bimbingan pribadi sosial dapat dilakukan melalui beberapa teknik, yaitu bimbingan klasikal, kelompok, dan individual dengan memperhatikan beberapa aspek; aspek psikologis siswa sebagai remaja, budaya lokal, dan kondisi masyarakat serta melakukan kerja sama yang sinergis antara guru bimbingan dan konseling dengan semua elemen yang ada di sekolah, orang tua siswa, dan masyarakat agar tujuan layanan bimbingan pribadi sosial dapat tercapai. Kata Kunci: Karakter, Bimbingan Pribadi Sosial Abstract: This paper discusses abaout the formation of positive character of students, this is due to the bad character of our society today that is allegedly by some realm that is caused by the flow of globalization, technology and information so rapidly so that it has the impact decline of moral, social values, culture and also religion. The formation of positive characters to student in the school by guidance of personal social counseling can do it pass through several techniques, namely classical, group, and individual guidance with attention to several aspects; the psychological aspects of students as adolescents, local cultures, and communities condition as well as synergistic collaboration between guidance and counseling teachers with all elements which present in schools, parents, and communities in order that the goals of personal social guidance services can be achieved. Keywords: Character, Personal Social Guidance.
KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH (KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA MADRASAH DALAM PERSPEKTIF MANAJEMEN PENDIDIKAN) Siti Farida; Fitrotin Jamilah
Widya Balina Vol 4 No 1 (2019): Jurnal Ilmu Pendidikan dan Ekonomi
Publisher : widya balina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (63.337 KB)

Abstract

Dalam suatu organisasi peran kepemimpinan sangat dominan bagi maju mundurnya suatu kegiatan, karena seorang pemimpin merupakan motor penggerak atau motivator bagi orang-orang yang dipimpin. Ketercapaian tujuan pendidikan juga sangat bergantung padakompetensi manajerial dan kebijaksanaan kepemimpinan kepala sekolah yang merupakan salah satu pemimpin pendidikan. Karena kepala sekolah merupakan seorang pejabat yang profesional dalam organisasi sekolah yang bertugas mengatur semua sumber organisasi dan bekerjasama dengan guru-guru dalam mendidik siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan kompetensi manajerial yang dimiliki kepala sekolah ini akan mampu mengembangkan profesionalisme tenaga kependidikan sehingga akan mudah diarahkan. Didalam tulisan ini akan dibahas tentang apa yang dimaksud dengan kepemimpinan pendidikan, dan apa saja kompetensi kepala sekolah dalam perspektif manajemen pendidikan.