Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Analisa Jenis Sedimen di Perairan Pulau Tikus Bengkulu Arjana, Reza Agung; Muslim, Muslim; Prihatiningsih, Wahyu Retno
Journal of Oceanography Vol 4, No 3 (2015)
Publisher : Program Studi Oseanografi, Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.319 KB)

Abstract

Pulau Tikus memiliki luas kurang lebih 2 Ha dan terus menyusut, salah satu penyebabnya adalah erosi. Erosi merupakan proses pengikisan sedimen oleh arus laut yang terjadi secara alami maupun karena adanya aktivitas manusia. . Oleh sebab itu penelitian mengenai analisa jenis sedimen ini perlu dilakukan guna mengetahui sebaran jenis sedimen di perairan pulau Tikus sebagai bahan kajian pencegahan erosi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif yang dapat menggambarkan kondisi lokal yang berbatas waktu. Dalam menentukan lokasi pengambilan sampel digunakan purposive sampling methodes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di perairan pulau Tikus terdapat dua fraksi sedimen berupa pasir dan pasir berlanau. Pada perairan yang dekat daratan, sedimen yang ditemukan berupa pasir dan pada lokasi lautan lepas sedimen yang ditemukan berupa pasir berlanau yang menunjukkan bahwa sedimen yang terdapat di perairan pulau Tikus berasal dari daratan (pulau Tikus).
STUDI SEBARAN MATERIAL PADATAN TERSUSPENSI DI PERAIRAN SEBELAH BARAT TELUK JAKARTA Millaty, Dian; Muslim, Muslim; Prihatiningsih, Wahyu Retno
Journal of Oceanography Vol 4, No 4 (2015)
Publisher : Program Studi Oseanografi, Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (961.129 KB)

Abstract

Perairan sebelah barat Teluk Jakarta merupakan perairan yang mempunyai aktivitas yang tinggi, adanya muara sungai cisadane serta letaknya yang berada di sebelah barat Teluk Jakarta memberikan masukan run off dari sungai dan daratan menuju perairan. Material-material yang berasal dari daratan tersebut sebagian tersuspensi di kolom air dan sebagian mengendap di dasar perairan. Material yang tersuspensi menghalangi masuknya cahaya matahari ke perairan sehingga mengganggu proses fotosintesis. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui sebaran konsentrasi material padatan tersuspensi di perairan bagian barat Teluk Jakarta.Penelitian dilakukan pada tanggal 26 November 2014 di perairan bagian barat Teluk Jakarta. Pengambilan sampel air laut dilakukan pada 4 stasiun dengan beberapa variasi kedalaman guna mengetahui profil konsentrasi material padatan tersuspensi di air. Hasil penelitian menunjukkan nilai konsentrasi material padatan tersuspensi secara horizontal di kedalaman 0 m menunjukkan konsentrasi paling tinggi terdapat pada stasiun 1, hal ini disebabkan letak stasiun 1 yang paling dekat dengan muara sungai dibandingkan stasiun lainnya. Pengaruh arus permukaan dalam sebaran MPT secara horizontal tidak terlalu berpengaruh akibat kecepatan arus yang cenderung lemah, namun sebarannya cenderung lebih dipengaruhi oleh letak muara sungai. Konsentrasi secara vertikal menunjukkan terjadinya kenaikan material padatan tersuspensi dengan bertambahnya kedalaman pada semua stasiun kecuali stasiun 2. Perbedaan ini akibat adanya pengaruh kedalaman perairan stasiun 2 yang paling dalam dibandingkan stasiun lain, sehingga diduga resuspensi sedimen dasar tidak terlalu tinggi.
Penilaian Dampak Bahaya Radiologis terhadap Radionuklida Natural di Pesisir Pulau Bengkalis Makmur, Murdahayu; Prihatiningsih, Wahyu Retno; Yahya, Mohamad Nur
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 18, No 2 (2019): Oktober 2019
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.18.2.113-120

Abstract

Latar belakang : Radionuklida natural ditemukan hampir di semua media lingkungan, dan di lingkungan laut terdeteksi cukup tinggi karena adanya proses erosi, pelapukan dan daur ulang mineralyang mengalami perpindahan melalui badan air. Radionuklida natural tersebutdapat berpindah ke berbagai media, termasuk ke manusia melalui rantai makanan.Penelitian ini dilakukan untuk memberikan informasi dasar mengenai tingkat radioaktivitas di lingkungan perairan laut di Pesisir Pulau Bengkalis dan melakukan penilaian dampak bahaya radiologis melalui aktivitas ekuivalen radium (Raeq) dan indeks bahaya eksternal (Hex)serta laju dosis eksternal dari radionuklida natural.Metode: Metode deskriptif digunakan dalam penelitian ini dan metode pengambilan sample sedimen menggunakan metode purposive sampling. Sampelsedimen dikumpulkan dari 6 titik pengambilan sampel di pesisir Pulau Bengkalis, menggunakan sediment grab. Sampel kemudian dikeringkan dan dihomogenkan kemudian ditimbang sebanyak 1 kg. Pengukuran aktivitas radionuklida dilakukan menggunakan spektrometri gama dengan waktu cacah selama 3 hari. Aktivitas 226Ra ditentukan berdasarkan emisi sinar gamma 214Pb dan 214Bi. Aktivtias 232Th ditentukan berdasarkan emisi 212Pb dan 228Ac dan 40K ditentukan dari emisi pada 1461,8 keV. Hasil analisis akan digunakan untuk menghitung dampak radiologis di lingkungan mengunakan ekuivalen aktivitas radium dan indeks bahaya eksternal.Hasil: Aktivitas rata-rata berturut turut 56,45 ; 31,34 ; 26,04 ; 33,19 ; 30,00 dan 185,49 Bq/kg untuk radio nuklida226Ra, 212Pb, 214Pb, 214Bi, 228Ac dan 40K. Aktivitas terukur mempunyai kisaran nilai yang berdekatan dengan pengukuran di beberapa negara.Penghitungan nilai aktivitas ekuivalen radium (Raeq) berkisar dari 82,61 - 138 Bq/kg dan tidak melebihi nilai yang ditetapkan oleh ICRP (1990) dan OECD (179) yaitu sebesar 370 Bq/kg. Nilai indeks bahaya eksternal (Hex) masih dibawah 1, dengan nilai rata rata sebesar 0,31, dan laju dosis dari radionuklida natural sebesar 37,175 nGy/h.Simpulan:Aktivitas radionuklida natural di pesisirPulauBengkalismempunyai kisaran nilai yang berdekatan dengan pengukuran di beberapa Negara. Nilai aktivitas ekuivalen radium (Raeq) Yang terukur tidak melebihi nilai yang ditetapkan oleh ICRP (1990) dan OECD (179).  Nilai indeks bahaya eksternal (Hex) masih dibawah 1, dan laju dosis yang diserap lingkungan dari radionuklida natural masih dibawah nilai rata rata dunia. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa parameter radiologis radionuklida natural dalam sedimen di pesisir Pulau Bengkalis berada dalam batas yang dapat diterima. AbstractTitle : --Background: Natural radionuclides are found in almost all environmental media, and in the marine compartment have been detected relative high due to the process of erosion, weathering and recycling of minerals that come trough the water bodies. Radionuclides can move to various media, including to the humans through the food chain. This research was conducted to provide baseline information about the activity of radioactivity in the marine environment of the Bengkalis Island Coast and conduct radiological hazard impact assessments through equivalent radium (Raeq) and external hazard index (Hex) and external dose rates of natural radionuclides.Method: Descriptive methods were used in this study and the sediment sampling method used a purposive sampling method. Sediment samples were collected from 6 sampling points on the coast of Bengkalis Island, using sediment grab. The samples were then dried, homogenized and weighed 1 kg. Measurement of radionuclide activity was carried out using gamma spectrometry with counting time for 3 days. The 226Ra activity is determined based on 214Pb and 214Bi gamma ray emissions. The 232Th activity was determined based on 212Pb and 228Ac and 40K emissions determined from emissions at 1461.8 keV. The results of the analysis will be used to calculate the radiological impact in the environment using equivalent radium activity and external hazard index.Results: The average activity are 56.45; 31.34; 26.04; 33.19; 30.00 and 185.49 Bq/kg for radionuclides 226Ra, 212Pb, 214Pb, 214Bi, 228Ac and 40K respectively. The value of this activity comparable withthe activities in several countries.The calculation of radium equivalent activity (Raeq) values ranges from 82.61 - 138 Bq / kg and does not exceed the value 370 Bq / kg by ICRP (1990) and OECD (179). The external hazard index value (Hex) is still below 1, with an average value of 0.31, and the dose rate of natural radionuclides is 37,175 nGy / h.Conclusion: Natural radionuclide activity on the coast of Bengkalis Island has a range of values adjacent to measurements in several countries. The measured value of radium (Raeq) activity does not exceed the value set by ICRP (1990) and OECD (179). The external hazard index value (Hex) is still below 1, and the absorbed dose rate of natural radionuclides is still below the world average value. Thus, it can be concluded that the radiological parameters of natural radionuclides in sediments on the coast of Bengkalis Island are within acceptable limits. 
Minimum periodic function test of HPGe Detector Using 152Eu Certified Reference Materials Priasetyono, Yogi; Prihatiningsih, Wahyu Retno
Wahana Fisika Vol 5, No 2 (2020): December
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/wafi.v5i2.28646

Abstract

The purpose of this research is to determine a minimum of periodic function tests for measurement validation for environmental samples. In this paper, the EU 152 is used as a source for measuring energy calibration as well as efficiency. Control quality on energy calibration monitor channel changes in energy 121.78 keV. In addition to calibration, testing Minimum Detectable Activity on this system. Results from measurements are then validated using environmental samples.