Moh Zarkani
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Review Ragam Pembelajaran: Mereview Kembali Ragam Pembelajaran Moh Zarkani
Jurnal Al-Amin: Kajian Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan Vol 1 No 1 (2016): Jurnal Al-Amin: Kajian Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam al-Amin, Gersik, Kediri, Lombok Barat, NTB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.581 KB)

Abstract

Pendidikan yang berlangsung selama ini lebih banyak mengejar target formalitas dan kurikulum yang telah ditetapkan, tetapi kurang banyak menekankan pada pencapaian tujuan yang berdimensi pembentukan watak dan kepribadian (character building). Proses pembelajaran yang berkembang masih lebih banyak berorientasi pada penguasaan pengetahuan (kognitif domain) dengan menggunakan model pembelajaran yang monolog, teks book, verbalistik (meski sudah mulai banyak dikenalkan berbagai strategi pembelajaran aktif, tetapi ironis juga karena di kalangan peserta didik tidak memiliki landasan kultural yang kokoh, fasilitas yang minim, dan tenaga pendidik yang ada merupakan stok dan produk lama dengan kultur yang lama pula).Nilai itu selalu dihadapi oleh manusia dalam hidup kesehariannya. Setiap kali mereka hendak melakukan sutau pekerjaan, maka harus menentukan pilihan di antara sekian banyak kemungkinan dan harus memilih. Di sinilah nilai akan menjalankan fungsinya. Nilai menjadi ukuran untuk menghukum atau memilih tindakan atau tujuan tertentu. Nilai tidak terletak pada barang atau peristiwa, tetapi manusia memasukkan nilai ke dalamnya sehingga barang atau peristiwa itu mengandung nilai. Oleh karena itu, subjeklah yang tahu dan menghargai nilai itu. Tanpa adanya hubungan subjek atau objek itu maka nilai tidak akan ada. Suatu benda akan ada, sekalipun manusia tidak ada. Akan tetapi, benda itu tidak bernilai, manakala manusia tidak ada. Nilai menjadi tidak bernilai jika manusia tidak ada.Ada beberapa faktor yang dapat menjadi hambatan dalam pelaksanaan internalisasi nilai-nilai kepada peserta didik, antara lain: 1) Kultur masyarakat Indonesia dengan tingkat pendidikan yang relatif masih rendah, ditambah dengan multietnis dan budaya yang merupakan kondisi rentan terhadap berbagai pengaruh budaya luar yang masuk lewat kontak langsung maupun tayangan televisi. 2) Sistem pemerintahan (politik) yang dianut oleh negara berkembang pada umumnya adalah pemerintahan otoriter yang menempatkan pemerintah sangat leluasa dalam menentukan berbagai kebijakan. 3) Lembaga pendidikan itu sendiri tidak memiliki cukup konsep dan instrumen tentang pembelajaran nilai yang benar-benar dapat diandalkan untuk membina peserta didik. 4) Kondisi peserta didik (in-put) yang secara kuantitatif relatif banyak tetapi berkualitas rendah. Pendidikan nilai merupakan upaya pembentukan sikap dan tingkah laku seseorang, hal ini seperti dikemukakan oleh Smith dan Spranger, bahwa nilai-nilai mewarnai sikap dan tindakan individu karena ia harus senantiasa untuk dimiliki. Pendidikan nilai hendaknya bukan hanya sekadar tambahan (pelengkap), melainkan merupakan sesuatu yang hakiki dalam seluruh proses pendidikan. Pendidikan nilai menjadi kian penting ketika arus materialisme dan konsumerisme secara global terus mengikis nilai-nilai luhur dari kehidupan manusia, tidak hanya yang tinggal di kota-kota besar, bahkan sudah menyentuh desa-desa yang terpelosok sekalipun.
E EFEKTIVITAS METODE EKLEKTIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB Moh Zarkani
Jurnal Al-Amin: Kajian Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan Vol 4 No 2 (2019): Jurnal Al-Amin: Kajian Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam al-Amin, Gersik, Kediri, Lombok Barat, NTB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.322 KB)

Abstract

Bagi pendidik sangat penting untuk mengetahui faktor-faktor yangbisamengendalikan proses pembelajaran sehingga terjadi proses belajar yang optimal. Salah satu faktor yang dimaksud adalah faktor metode, metode merupakan salah satu komponen utama dalam proses belajar mengajar, sehingga seorang guru harus betul-betul menguasai metode dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang optimal. Dalam pembelajaran Bahasa Arab terdapat berbagai macam metode mengajar atau teknik penyajian yang dapat dimanfaatkan oleh guru dalam tugasnya, namun perlu dipahami bahwa setiap jenis metode atau teknik penyajian hanya sesuai untuk mencapai suatu tujuan yang tertentu pula.Jadi untuk tujuan yang berbeda guru harus menggunakan metode yang berbeda pula dari macam-macam metode mengajar itu ada yang mengutamakan dan menekankan peranan guru, ada juga yang menekankan pada media serta ada juga yang hanya digunakan untuk jumlah siswa yang tidak terbatas. Dalam kesempatan ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif hal ini dilakukan untuk mencari data-data yang bersifat informasi, uraian dalam bentuk bahasa, proses yang kemudian dikaitkan dengan data lainnya untuk menguatkan gambaran yang sudah ada. Jadi bentuk pendekatan ini dilakukan berdasarkan penjelasan-penjelasan. Dari hasil analisa dan evaluasi yang penulis telah lakukan penulis melihat sejauh mana penguasaan anak atau siswa terhadap materi yang telah dipelajari, dimana kelemahan anak dalam penguasaan materi, dan langkah apa yang harus dilaksanakan oleh guru setelah melihat hasil evaluasi pembelajaran. Apakah guru memberikan pengayaan atau mengadakan remedial terhadap materi yang ada. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang penulis telah laksanakan, penerapan metode eklektik dalam pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah Al-Ishlahuddiny telah sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang efektif pada umumnya, yaitu langkah persiapan (prepare), penyajian (present), dan penilaian (evaluasting).