Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Bentuk Pengelolaan Hutan Dengan Kearifan Lokal Masyarakat Adat Tugutil Sabaria Niapele
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 6 (2013): Publikasi Edisi Spesial
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.6.0.62-73

Abstract

Masyarakat adat memiliki motivasi yang kuat dalam melindungi hutan dibandingkan pihak-pihak lain karena menyangkut keberlanjutan kehidupan mereka, pengetahuan asli yang dimiliki bagaimana memelihara dan memanfaatkan sumberdaya hutan yang ada di dalam habitat mereka. Memiliki hukum adat untuk ditegakkan serta memiliki kelembagaan adat yang mengatur interaksi harmonis antara mereka dengan ekosistem hutannya. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk kearifan lokal dalam mengelola hutan. untuk mengetahui bagaimana cara dalam memelihara dan mempertahankan kearifan lokalnya dalam mengelola hutan dan pemanfaatan tumbuhan hutan. Penelitian dilaksanakan di Dusun Tukur-Tukur Kecamatan Wasile Timur Kabupaten Halmahera Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah eksplorasi deskriptif dan pengambilan data dengan metode random sampling dan metode trigulasi. Data dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diketahui bentuk-bentuk kearifan lokal masyarakat adat tugutil antara lain sebagai berikut : Larangan merusak sagu raja, Buko, Nonaku, Ma ngadodo gomu pahiyara (batasan pemeliharaan). untuk memelihara dan mempertahankan kearifan lokal dalam mengelola hutan adalah dengan cara sebagai berikut : Penuturan lisan, Sangsi-sangsi adat, Penerapan secara langsung (praktek). ada terhadap 149 tumbuhan yang dimanfaatkan. yang dibagi atas 100 tumbuhan bahan pangan (71 spesies)dan 49 sumber tumbuhan obat (45 spesies).
Analisis Nilai Ekonomi Hutan Mangrove Di Desa Mare Kofo Kota Tidore Kepuluan Sabaria Niapele; Muhammad Hi. Hasan
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 10, No 2 (2017): Edisi Perdana Publikasi Online
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (626.659 KB) | DOI: 10.29239/j.agrikan.10.2.7-16

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis pemanfaatan dan menganalisa nilai ekonomi hutan mangrove di Desa Mare Kofo Kota Tidore Kepulauan. Metode penelitian dengan pengambilan sampel yang dipilih secara sengaja (purfosive) dari masyarakat disekitar hutan mangrove serta yang memiliki akses terhadap hutan mangrove. Nilai Manfaat langsung yang diperoleh masyarakat di sekitar hutan mangrove (local direct use value) didekati dengan laba bersih yang dihasilkan untuk penggunaan lokal. Manfaat tidak langsung didekati dengan metode Replacement cost (metode biaya pengganti). Pendekatan tersebut digunakan untuk mengestimasi nilai manfaat fisik, biologis dan ekoogis sumber daya hutan mangrove dengan kriteria dan standar penilaian. Untuk estimasi nilai manfaat pilihan menggunakan pendekatan benefit transfer. Sementara itu estimasi nilai manfaat keberadaan dengan menggunakan metode Contingent Valuation. Hasil penelitian pemanfaatan langsung hutan mangrove oleh responden di Desa Mare Kofo yaitu: Pemanfaatan kayu bakar, ikan, kerang, cumi dan kepiting. Total nilai ekonomi pemanfaatan hutan mangrove di Desa Mare Kofo yaitu: manfaat langsung sebesar Rp. 34.542.515,59/ha/tahun, manfaat tidak langsung sebesar Rp. 153.285.120,17/ha/tahun, manfaat pilihan sebesar Rp. 171.897,38/ha/tahun, dan manfaat keberadaan sebesar Rp. 4.800.000/ha/tahun, sehingga total nilai ekonomi yaitu sebesar: Rp. 192.799.533,1/ha/tahun.
Analisis Pertumbuhan Diameter Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb. Miq.) Hasil Penanaman KBR di Kabupaten Halmahera Barat Provinsi Maluku Utara Sabaria Niapele
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 12, No 2 (2019)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1204.549 KB) | DOI: 10.29239/j.agrikan.12.2.258-265

Abstract

Kegiatan Kebun Bibit Rakyat (KBR)  merupakan sebuah gerakan moral yang bertujuan untuk memperbaiki laju kerusakan hutan dan untuk mengurangi lahan kritis yang ada di negara Indonesia pada umumnya dan Kabupaten Halmahera Barat pada khususnya. Penanaman pohon yang dilakukan di Kabupeten Halmahera Barat, tersebar kedalam sembilan kecamatan, sehingga tingkat pertumbuhan tanaman diduga terdapat perbedaan antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain atau dari satu lokasi dengan lokasi yang lain. Tujuan penelitian untuk mengetahui  MAI dari tempat pengukuran yang berbeda, menguji MAI dari masing – masing tempat yang berbeda, menguji MAI pada tahun tanam yang berbeda, menganalisa pertumbuhan optimum tanaman Jabon dari tempat pengukuran yang berbeda. Pengambilan Sampel dilakukan dengan metode Individual dengan sistim random, karena lokasi KBR terletak tidak mengelompok dalam satu luasan hektar, akan tetapi tersebarnya lokasi penanaman  sesuai dengan lokasi atau lahan yang dimiliki oleh masarakat (kelompok tani). Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 9 perlakuan yang terdiri dari 9 desa yaitu : desa Porniti, Bobanehena, Hoku-hoku Kie, Tacim, Balisoan, Ngaon, Ake Jailolo, Akelamo Kao dan Bobaneigo. Masing-masing perlakuan diambil ulangan sebanyak 50 sampel tanaman jabon. Data yang diperoleh dari pengukuran di lapangan dianalisis dengan menggunakan analisis varians bentuk Rancangan Acak Lengkap, selanjutnya dilakukan uji LSD dan uji Kontras. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Riap tahunan rata-rata diameter setinggi dada diperoleh hasil sebagai berikut (dalam cm/tahun) : lokasi desa Hoku-Hoku Kie = 7,31cm, desa Ngaon = 6,57cm, desa Bobaneigo = 5,52cm, desa Balisoan = 5,99cm, desa Bobanehena = 4,72cm, desa Akelamo Kao = 5,08cm desa Ake Jailolo= 4,32cm, desa Porniti = 4,89cm, desa Tacim = 4,54cm. Hasil analisis varians dengan tingkat kepercayaan 5 % maka terdapat perbedaan MAI diameter pada Sembilan lokasi. Hasil uji kontras pada taraf uji 5 % menunjukan bahwa terdapat perbedaan antara MAI diameter pada tahun tanam, dan terdapat satu lokasi satu lokasi  MAI diameter yang terbaik yaitu  desa Hoku-Hoku Kie dengan umur tanam 2 tahun dimana, faktor eksternal pada lokasi tersebut sangat mendukung untuk perkembangan tanaman jabon seperti dekat sumber air, mendapat cahaya matahari yang cukup dan kondosi tanah yang gembur dan keadaan suhu yang stabil
Vegetation Analysis of the Tagafura Protected Forest in the City of Tidore Islands Sabaria Niapele; Tamrin Salim
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 13, No 2 (2020)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.13.2.426-434

Abstract

The existence of Forest park vegetation in Tagafura as the  vegetation cover are  important to be maintain and preserved, since it’s effective for the human live on the earth. The function of this forest park  is to defend the field around the forest in several ways such as, the water cycle, avoid the flood, erosion scheming and the soil fruitfulness keeper. The Tagafura Forest Park has a lot of natural resource, but the structure and the composition of the field are not completely found yet. Based on the the statement above the Researcher are interested to conduct the research entitled “ VEGETATION ANALYSIS OF THE TAGAFURA FOREST PARK IN TIDORE ISLAND to know about the structure and the composition of the vegetation in the Forest park of Tagafura and be able to being as the government substance while made a decision about the Forest park. This research used purposive sampling with a combination of to track and double plot to placement the plot. The data then analyzing used the density and relative density formula, domination and relative domination formula, frequency and relative frequency formula and The Importance Value Index (INP). Based on the research result, the data was founded that the forest has 25 structures include 15 types of Seedlings, 10 type of Stakes, 13 type of poles and 12 types of tress.  The domination of the composition type amount the growth based on the INP is (1). Augenia aromatic with the INP in Seedling are 45,49. INP for Stand  are 18,05. INP for the  are 23,67 and the INP for the trees are 132.08. (2). Myristica fragrans has the INP for the seedlings are 31.44. INP for Stand are 15.11. INP for the poles are 30.27  and the INP for the trees are 47.25.  (3). Gnetum gnemo has the INP for the seedlings are 19,48. INP for Stand are 24.21. INP for the  poles are 49.92  and the INP for the trees are 10.83. (4). Arenga Pinnata has the INP for the seedlings are 18,13. INP for Stand are 36.11. INP for the  poles are 24.04  and the INP for the trees are 17.51. (5). Cinnamomum verum has the INP for the seedlings are 11.84. INP for Stand are 33.17. INP for the  poles are 26.42  and the INP for the trees are 7.36.
Bentuk Pengelolaan Hutan Dengan Kearifan Lokal Masyarakat Adat Tugutil Sabaria Niapele
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 6 (2013): Publikasi Edisi Spesial
Publisher : Sangia Research Media and Publishing LLC

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.6.0.62-73

Abstract

Masyarakat adat memiliki motivasi yang kuat dalam melindungi hutan dibandingkan pihak-pihak lain karena menyangkut keberlanjutan kehidupan mereka, pengetahuan asli yang dimiliki bagaimana memelihara dan memanfaatkan sumberdaya hutan yang ada di dalam habitat mereka. Memiliki hukum adat untuk ditegakkan serta memiliki kelembagaan adat yang mengatur interaksi harmonis antara mereka dengan ekosistem hutannya. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk kearifan lokal dalam mengelola hutan. untuk mengetahui bagaimana cara dalam memelihara dan mempertahankan kearifan lokalnya dalam mengelola hutan dan pemanfaatan tumbuhan hutan. Penelitian dilaksanakan di Dusun Tukur-Tukur Kecamatan Wasile Timur Kabupaten Halmahera Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah eksplorasi deskriptif dan pengambilan data dengan metode random sampling dan metode trigulasi. Data dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diketahui bentuk-bentuk kearifan lokal masyarakat adat tugutil antara lain sebagai berikut : Larangan merusak sagu raja, Buko, Nonaku, Ma ngadodo gomu pahiyara (batasan pemeliharaan). untuk memelihara dan mempertahankan kearifan lokal dalam mengelola hutan adalah dengan cara sebagai berikut : Penuturan lisan, Sangsi-sangsi adat, Penerapan secara langsung (praktek). ada terhadap 149 tumbuhan yang dimanfaatkan. yang dibagi atas 100 tumbuhan bahan pangan (71 spesies)dan 49 sumber tumbuhan obat (45 spesies).
Analisis Nilai Ekonomi Hutan Mangrove Di Desa Mare Kofo Kota Tidore Kepuluan Sabaria Niapele; Muhammad Hi. Hasan
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 10, No 2 (2017): Edisi Perdana Publikasi Online
Publisher : Sangia Research Media and Publishing LLC

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.10.2.7-16

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis pemanfaatan dan menganalisa nilai ekonomi hutan mangrove di Desa Mare Kofo Kota Tidore Kepulauan. Metode penelitian dengan pengambilan sampel yang dipilih secara sengaja (purfosive) dari masyarakat disekitar hutan mangrove serta yang memiliki akses terhadap hutan mangrove. Nilai Manfaat langsung yang diperoleh masyarakat di sekitar hutan mangrove (local direct use value) didekati dengan laba bersih yang dihasilkan untuk penggunaan lokal. Manfaat tidak langsung didekati dengan metode Replacement cost (metode biaya pengganti). Pendekatan tersebut digunakan untuk mengestimasi nilai manfaat fisik, biologis dan ekoogis sumber daya hutan mangrove dengan kriteria dan standar penilaian. Untuk estimasi nilai manfaat pilihan menggunakan pendekatan benefit transfer. Sementara itu estimasi nilai manfaat keberadaan dengan menggunakan metode Contingent Valuation. Hasil penelitian pemanfaatan langsung hutan mangrove oleh responden di Desa Mare Kofo yaitu: Pemanfaatan kayu bakar, ikan, kerang, cumi dan kepiting. Total nilai ekonomi pemanfaatan hutan mangrove di Desa Mare Kofo yaitu: manfaat langsung sebesar Rp. 34.542.515,59/ha/tahun, manfaat tidak langsung sebesar Rp. 153.285.120,17/ha/tahun, manfaat pilihan sebesar Rp. 171.897,38/ha/tahun, dan manfaat keberadaan sebesar Rp. 4.800.000/ha/tahun, sehingga total nilai ekonomi yaitu sebesar: Rp. 192.799.533,1/ha/tahun.
Forms of Urban Forest Management in Rum Village, Tidore Islands City M. Vikram Y.; Sabaria Niapele; Muhammad Vikram Y. Abhar
JURNAL AGRIKAN (Agribisnis Perikanan) Vol 15 No 2 (2022): Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52046/agrikan.v15i2.1328

Abstract

The purpose of this study was to determine the form of urban forest management and to identify the supporting and inhibiting factors in urban forest management in Rum Village, Tidore Islands City. This research was conducted by using a qualitative approach in which this research is descriptive and tends to use process and meaning analysis (source perspective). The data collection techniques that the researchers used in this study were observation, literature and interviews. The population in this study was the Head of the Tidore Archipelago City Environment Service and the Head of the Tidore Islands City Research and Development Agency. The data analysis technique used is descriptive qualitative analysis. The results showed that the management activities of the Rum Balibunga Urban Forest carried out by the relevant agencies were still very minimal and it was known that there was coordination between the relevant agencies in the management of the Rum Balibunga urban forest, where if the relevant agencies would carry out activities for development in the urban forest of Rum Balibunga, they would always carry out coordination with the Department of the Environment (DLH) of the City of Tidore Islands. Inhibiting factors and supporting factors are budget constraints, level of awareness and lack of access to the urban forest.
Implementasi program perhutanan sosial skema hutan kemasyarakatan di kelurahan jaya kecamatan Tidore utara kota Tidore kepulauan Syukur Hasan; Sabaria Niapele; Tamrin Salim
JURNAL AGRIKAN (Agribisnis Perikanan) Vol 15 No 2 (2022): Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52046/agrikan.v15i2.1329

Abstract

???????????