Yonete Maya Tupamahu
Universitas Muhammadiyah Maluku Utara, Ternate

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Analisis penawaran kakao Indonesia Yonete Maya Tupamahu
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 4, No 1 (2011)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.4.1.48-57

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penawaran kakao Indonesia, yakni: areal tanaman menghasilkan dan produktivitas. Penelitian ini menggunakan data sekunder time series dari tahun 1986-2006. Sebelum analisis, data time series diuji apakah stasioner dengan uji akar unit (unit root) atau DF-Test untuk menghindari spurious regression. Hasil DF-test menunjukkan bahwa data stasioner pada tingkat level dan intercept. Spesifikasi model terdapat 2 persamaan struktural (areal tanaman menghasilkan dan produktivitas) dan 1 persamaan identitas (produksi). Selanjutnya identifikasi mengikuti syarat keharusan (order condition), disimpulkan semua persamaan over identified, maka pendugaan parameternya menggunakan 2 SLS (Two Stage Least Square). Pendugaan parameter dalam keseluruhan persamaan yang telah dispesifikasi diolah dengan software Eviews 6. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Areal tanaman menghasilkan kakao dipengaruhi oleh harga kakao Indonesia pada tahun ke-t, harga kelapa pada tahun ke-t, tingkat bunga pada 1 tahun sebelumnya, upah tenaga kerja perkebunan pada tahun ke-t, dan harga pupuk pada tahun ke-t. Dan (2) Produktivitas kakao Indonesia dipengaruhi oleh harga kakao Indonesia pada tahun ke-t, harga pupuk pada 1 tahun sebelumnya, teknologi pada tahun ke-t, dan produktivitas pada 1 tahun sebelumnya. Berdasarkan  kesimpulan  yang  diperoleh,  maka  disarankan perlunya upaya peningkatan harga kakao ditingkat petani melalui fermentasi biji kakao, dan pemberian insentif bagi petani, sehingga dapat mendorongnya untuk meningkatkan areal tanaman menghasilkan terlebih produktivitas. Serta perlunya dukungan pemerintah yang berkaitan dengan perkreditan  agar petani mampu membiayai usahanya meliputi pemakaian pupuk, tenaga kerja, serta teknologi; sehingga petani tidak beralih pada komoditi yang lain.
Strategi pemasaran produk kecap ikan (Studi kasus pada UP2KS Sari Laha di Kota Ternate) Yonete Maya Tupamahu
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 6, No 2 (2013)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.6.2.15-27

Abstract

Penelitian dilakukan di UP2KS Sari Laha bertujuan menganalisis kondisi lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) dan lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) pada pemasaran kecap ikan dan merumuskan strategi pemasaran yang tepat bagi agroindustri kecap ikan. Penelitian menggunakan formulasi matriks IFE dan EFE, matriks IE, dan matriks SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan agroindustri kecap ikan adalah produk memiliki ciri khas dan tenaga kerja terampil dan berpengalaman. Kelemahan agroindustri kecap ikan adalah proses produksi secara manual, sederhana, dan tidak kontinu; produk belum distandarisasi, kemasan kurang menarik, promosi produk belum intensif dilakukan, dan harga produk relatif  lebih mahal. Peluang agroindustri adalah pangsa pasar masih lokal, bahan baku dan bahan penolong tersedia dan mudah diperoleh, dan adanya dukungan pemerintah dan instansi terkait lainnya. Ancaman agroindustri adalah banyaknya produk substitusi yang lebih murah, dan meningkatnya pengetahuan konsumen mengenai produk.  Strategi berdasar analisis matriks Internal-Eksternal adalah strategi intensif, sedangkan analisis matriks SWOT menghasilkan empat alternatif strategi yaitu: Strategi SO yaitu perluasan usaha melalui pengembangan pasar dan meningkatkan produksi; Strategi WO yaitu meningkatkan mutu produk melalui proses standarisasi yang baku dan perbaikan teknologi produksi, kemasan, serta promosi ke daerah potensial lainnya, dengan melakukan kerja sama dengan pemerintah/ instansi terkait; Strategi ST yaitu pengembangan produk serta penentuan harga yang dapat bersaing dengan produk lainnya; dan Strategi WT yaitu melakukan pengamatan lingkungan melalui pencarian peluang pemasaran.
Efektifitas program pengembangan usaha agribisnis perdesaan pada GAPOKTAN bunga nilam di Desa Simau Kecamatan Galela Kabupaten Halmahera Utara Yonete Maya Tupamahu
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 6, No 1 (2013)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.6.1.17-21

Abstract

Program PUAP akan berjalan secara efektif bilamana pelaksana di tingkat kecamatan dan desa menjalankan tugasnya secara efektif. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah pelaksanaan Program PUAP pada Gapoktan  Bunga Nilam di Desa Simau efektif atau tidak. Indikator penelitian ini adalah pelaksanaan tugas: (1) Pengurus Gapoktan; (2) Penyuluh Pendamping; (3) Penyelia Mitra Tani. Data dianalisis secara deskriptif menggunakan sistem pemberian skor. Penentuan skor menggunakan skala Likert, skor terbesar adalah tiga (3) untuk jawaban selalu, dua (2) untuk jawaban sering, dan satu (1) untuk jawaban tidak pernah. Berdasarkan perolehan skor dari responden, lalu ditentukan rentang skala atau selang untuk menentukan efektifitas pelaksanaan Program PUAP. Penilaian tanggapan responden terhadap efektifitas pelaksanaan PUAP dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu efektif, cukup efektif, dan tidak efektif.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) pada Gapoktan Bunga Nilam di Desa Simau tidak efektif.  Hal ini disebabkan pelaksana program PUAP di tingkat kecamatan dan desa yang menjalankan tugasnya hanya Pengurus Gapoktan, sedangkan Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani tidaklah melaksanakan tugasnya. Disarankan perlu dilakukan evaluasi mengenai kompetensi petugas pelaksana PUAP sehingga pelaksana di lapangan harus diganti. Serta perlu dilakukan pendampingan secara kontinu oleh petugas pendamping Gapoktan, sehingga efektifitas pelaksanaan program PUAP dapat tercapai.
Analisis penawaran kakao Indonesia Yonete Maya Tupamahu
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 4, No 1 (2011)
Publisher : Sangia Research Media and Publishing LLC

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.4.1.48-57

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penawaran kakao Indonesia, yakni: areal tanaman menghasilkan dan produktivitas. Penelitian ini menggunakan data sekunder time series dari tahun 1986-2006. Sebelum analisis, data time series diuji apakah stasioner dengan uji akar unit (unit root) atau DF-Test untuk menghindari spurious regression. Hasil DF-test menunjukkan bahwa data stasioner pada tingkat level dan intercept. Spesifikasi model terdapat 2 persamaan struktural (areal tanaman menghasilkan dan produktivitas) dan 1 persamaan identitas (produksi). Selanjutnya identifikasi mengikuti syarat keharusan (order condition), disimpulkan semua persamaan over identified, maka pendugaan parameternya menggunakan 2 SLS (Two Stage Least Square). Pendugaan parameter dalam keseluruhan persamaan yang telah dispesifikasi diolah dengan software Eviews 6. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Areal tanaman menghasilkan kakao dipengaruhi oleh harga kakao Indonesia pada tahun ke-t, harga kelapa pada tahun ke-t, tingkat bunga pada 1 tahun sebelumnya, upah tenaga kerja perkebunan pada tahun ke-t, dan harga pupuk pada tahun ke-t. Dan (2) Produktivitas kakao Indonesia dipengaruhi oleh harga kakao Indonesia pada tahun ke-t, harga pupuk pada 1 tahun sebelumnya, teknologi pada tahun ke-t, dan produktivitas pada 1 tahun sebelumnya. Berdasarkan  kesimpulan  yang  diperoleh,  maka  disarankan perlunya upaya peningkatan harga kakao ditingkat petani melalui fermentasi biji kakao, dan pemberian insentif bagi petani, sehingga dapat mendorongnya untuk meningkatkan areal tanaman menghasilkan terlebih produktivitas. Serta perlunya dukungan pemerintah yang berkaitan dengan perkreditan  agar petani mampu membiayai usahanya meliputi pemakaian pupuk, tenaga kerja, serta teknologi; sehingga petani tidak beralih pada komoditi yang lain.
Strategi pemasaran produk kecap ikan (Studi kasus pada UP2KS Sari Laha di Kota Ternate) Yonete Maya Tupamahu
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 6, No 2 (2013)
Publisher : Sangia Research Media and Publishing LLC

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.6.2.15-27

Abstract

Penelitian dilakukan di UP2KS Sari Laha bertujuan menganalisis kondisi lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) dan lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) pada pemasaran kecap ikan dan merumuskan strategi pemasaran yang tepat bagi agroindustri kecap ikan. Penelitian menggunakan formulasi matriks IFE dan EFE, matriks IE, dan matriks SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan agroindustri kecap ikan adalah produk memiliki ciri khas dan tenaga kerja terampil dan berpengalaman. Kelemahan agroindustri kecap ikan adalah proses produksi secara manual, sederhana, dan tidak kontinu; produk belum distandarisasi, kemasan kurang menarik, promosi produk belum intensif dilakukan, dan harga produk relatif  lebih mahal. Peluang agroindustri adalah pangsa pasar masih lokal, bahan baku dan bahan penolong tersedia dan mudah diperoleh, dan adanya dukungan pemerintah dan instansi terkait lainnya. Ancaman agroindustri adalah banyaknya produk substitusi yang lebih murah, dan meningkatnya pengetahuan konsumen mengenai produk.  Strategi berdasar analisis matriks Internal-Eksternal adalah strategi intensif, sedangkan analisis matriks SWOT menghasilkan empat alternatif strategi yaitu: Strategi SO yaitu perluasan usaha melalui pengembangan pasar dan meningkatkan produksi; Strategi WO yaitu meningkatkan mutu produk melalui proses standarisasi yang baku dan perbaikan teknologi produksi, kemasan, serta promosi ke daerah potensial lainnya, dengan melakukan kerja sama dengan pemerintah/ instansi terkait; Strategi ST yaitu pengembangan produk serta penentuan harga yang dapat bersaing dengan produk lainnya; dan Strategi WT yaitu melakukan pengamatan lingkungan melalui pencarian peluang pemasaran.
Efektifitas program pengembangan usaha agribisnis perdesaan pada GAPOKTAN bunga nilam di Desa Simau Kecamatan Galela Kabupaten Halmahera Utara Yonete Maya Tupamahu
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 6, No 1 (2013)
Publisher : Sangia Research Media and Publishing LLC

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.6.1.17-21

Abstract

Program PUAP akan berjalan secara efektif bilamana pelaksana di tingkat kecamatan dan desa menjalankan tugasnya secara efektif. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah pelaksanaan Program PUAP pada Gapoktan  Bunga Nilam di Desa Simau efektif atau tidak. Indikator penelitian ini adalah pelaksanaan tugas: (1) Pengurus Gapoktan; (2) Penyuluh Pendamping; (3) Penyelia Mitra Tani. Data dianalisis secara deskriptif menggunakan sistem pemberian skor. Penentuan skor menggunakan skala Likert, skor terbesar adalah tiga (3) untuk jawaban selalu, dua (2) untuk jawaban sering, dan satu (1) untuk jawaban tidak pernah. Berdasarkan perolehan skor dari responden, lalu ditentukan rentang skala atau selang untuk menentukan efektifitas pelaksanaan Program PUAP. Penilaian tanggapan responden terhadap efektifitas pelaksanaan PUAP dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu efektif, cukup efektif, dan tidak efektif.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) pada Gapoktan Bunga Nilam di Desa Simau tidak efektif.  Hal ini disebabkan pelaksana program PUAP di tingkat kecamatan dan desa yang menjalankan tugasnya hanya Pengurus Gapoktan, sedangkan Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani tidaklah melaksanakan tugasnya. Disarankan perlu dilakukan evaluasi mengenai kompetensi petugas pelaksana PUAP sehingga pelaksana di lapangan harus diganti. Serta perlu dilakukan pendampingan secara kontinu oleh petugas pendamping Gapoktan, sehingga efektifitas pelaksanaan program PUAP dapat tercapai.