Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

MODEL JIGSAW SEBAGAI ALTERNIATIF PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI TEKS RESENSI KELAS XI MIA 2 MAN 3 BLITAR MUFARROCHAH MUFARROCHAH
LANGUAGE : Jurnal Inovasi Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (636.891 KB) | DOI: 10.51878/language.v1i1.362

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penerapan Model Jigsaw dan peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia pada materi teks resensi siswa kelas XI MIA 2 MAN 3 Blitar. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri atas dua siklus yang setiap siklus terdiri atas empat tahapan. Siklus 1 dan siklus 2 masing-masing terdiri dari 2 kali pertemuan. Dari hasil yang telah diperoleh aktivitas guru pada siklus 1 ketuntasan aktivitas guru mendapatkan rata-rata persentase sebesar 94% dengan kualifikasi sangat baik. Pada siklus 2 ketuntasan aktivitas guru mendapatkan rata-rata persentase sebesar 97% dengan kualifikasi sangat baik. Pada siklus 1 aktivitas siswa memperoleh presentase rata-rata sebesar 65%. Pada siklus 2 aktivitas siswa memperoleh presentase rata-rata sebesar 90%. Hasil belajar materi teks presensi melalui model Jigsaw diperoleh dari hasil penelitian melalui rata-rata nilai akhir pada siklus 1 pertemuan 1 dengan persentase 76%. Pada siklus 1 pertemuan kedua dengan persentase77% dengan rata-rata persentase 76,5%. Sedangkan pada siklus 2 pertemuan 1 dengan persentase79% dan untuk siklus 2 pertemuan keduadengan persentase 84% dengan rata-rata persentase 81,5%. Hasil ini menunjukkan bahwa model Jigsaw dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia materi teks resensi di kelas XI MIA 2 MAN 3 Blitar.
PENGGUNAAN APLIKASI PIXTON UNTUK MENINGKATKAN MINAT MENULIS PADA MATERI TEKS CERITA SEJARAH KELAS XII MUFARROCHAH MUFARROCHAH
SECONDARY: Jurnal Inovasi Pendidikan Menengah Vol. 2 No. 1 (2022)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/secondary.v2i1.829

Abstract

Writing is not an easy thing. Especially for beginners or those who have never written. Writing activities become boring activities, not fun. Writing is a scary thing. It's very hard to do. Sometimes we don't know where to start. These problems can be solved with the development of increasingly advanced technology. Technology was created to be able to help and make it easier for humans to do things. In the field of education, various applications can be used to support teaching and learning activities, one of which is the Pixton application. Pixton is a website that allows students to create comics online without installing anything on their computer. The objectives to be achieved in this study are to (1) describe the increase in interest in writing stories through the Pixton application. (2) Describe the results of writing stories through the Pixton application. This study uses a qualitative approach with descriptive analysis. Data collection techniques in this study uses a questionnaire. The method of scaling the attitude statement uses a Likert scale with five alternative answers. The results of the study were 91.4% of respondents who answered strongly agree and agree that the Pixton application is interesting when used to write stories. 80% of respondents stated that the Pixton application did not make respondents bored in completing a story. 94.3% stated that writing stories using the Pixton application was more interesting than writing stories on a piece of paper. 94.3% of respondents stated that the Pixton application can increase creativity and interest in writing stories. The results of writing stories through the Pixton Application with an average value of compiling story texts are 83.8. ABSTRAKMenulis bukanlah hal yang mudah. Apalagi bagi pemula atau yang sama sekali belum pernah menulis. Kegiatan menulis menjadi kegiatan yang membosankan, tidak menyenangkan. Menulis menjadi hal yang menakutkan. Berat sekali untuk melakukannya. Tidak tahu harus mulai dari mana. Berbagai permasalahan ini dapat dipecahkan dengan perkembangan teknologi yang semakin maju. Teknologi diciptakan untuk dapat membantu dan mempermudah manusia dalam mengerjakan sesuatu. Dalam bidang pendidikan, beragam aplikasi bisa digunakan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar, salah satunya adalah aplikasi Pixton. Pixton adalah situs web yang memungkinkan peserta didik membuat komik online tanpa memasang apa pun di komputer. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk (1) mendeskripsikan peningkatan minat menulis cerita melalui aplikasi Pixton. (2) Mendeskripsikan hasil menulis cerita melalui aplikasi Pixton. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan quesioner. Metode penskalaan atas pernyataan sikap menggunakan skala likert dengan lima alternatif jawaban. Hasil penelitian 91,4% responden yang menjawab sangat setuju dan setuju bahwa aplikasi Pixton menarik bila digunakan untuk menulis cerita. Sebanyak 80% responden menyatakan aplikasi Pixton tidak membuat responden bosan dalam menyelesaikan sebuah cerita. Sebanyak 94,3% menyatakan menulis cerita dengan menggunakan aplikasi Pixton lebih menarik dari pada menulis cerita di selembar kertas. Sebanyak 94,3% responden menyatakan aplikasi Pixton dapat meningkatkan kreativitas dan minat menulis cerita. Hasil menulis cerita melalui Aplikasi Pixton dengan nilai rata-rata menyusun teks cerita 83,8.
BEST PRACTICE BLENDED LEARNING ALTERNATIF MODEL PEMBELAJARAN PADA MASA COVID 19 LEVEL 3 DAN 2 MUFARROCHAH MUFARROCHAH
EDUCATOR : Jurnal Inovasi Tenaga Pendidik dan Kependidikan Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1584.06 KB) | DOI: 10.51878/educator.v1i1.582

Abstract

Pemerintah telah menerbitkan SKB 4 menteri pada 6 September 2021 untuk mendorong penerapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas. Hal ini dikarenakan situasi penanganan pandemi semakin membaik. Dengan adanya kebijakan itu guru harus mengubah rencana pembelajaran yang sudah dipersiapkan secara daring diubah menjadi model tatap muka terbatas. Untuk masa transisi ini per jam tatap muka 30 menit sehingga dengan waktu yang relatif pendek itu guru dituntut untuk dapat menyelesaikan tujuan pembelajarannya. Dengan berdasar pada latar belakang di atas guru harus pandai memilih model pembelajaran yang bisa disesuaikan dengan kondisi situasi terbaru. Blended learning merupakan salah satu alternatif model yang sesuai dengan kondisi saat ini. Blended learning merupakan model yang menggabungkan ciri-ciri terbaik dari pembelajaran di kelas (tatap muka) dan ciri-ciri terbaik pembelajaran online untuk meningkatkan pembelajaran mandiri secara aktif oleh peserta didik dan mengurangi jumlah waktu tatap muka di kelas. Blended learning merupakan solusi yang tepat dengan adanya perubahan jadwal pembelajaran tersebut. Pembelajaran daring yang sudah dipersiapkan masih bisa dipakai dalam pembelajaran tatap muka. Yakni hal-hal yang terbaik di pembelajaran daring digunakan untuk melengkapi pembelajaran tatap muka. Adapun perencanaan yang telah diterapkan dalam model blended learning ini yaitu Sinkronous langsung (live synchronous); suatu kondisi belajar terjadi pada waktu dan tempat bersamaan. Metode pembelajaran yang terjadi dalam konteks ini adalah ceramah dan diskusi kelompok. Tahap berikutnya Asinkronous Mandiri (Self-paced Asynchronous); suatu kondisi belajar secara mandiri, kapan saja, di mana saja sesuai dengan kondisi. Dalam konteks ini, belajar terjadi tanpa terikat dengan waktu dan tempat. Peserta didik difasilitasi dengan bahan ajar digital yang dikenal dengan istilah learning object dalam beragam format media baik yang berbasis teks, audio, video, animasi, simulasi, permainan atau pun kombinasi. Hasil pembelajaran model blended learning menunjukkan antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, hasil rata-rata test akhir teks cerita sejarah yaitu 82%
TEKNIK AKROSTIK DALAM MENINGKATKAN MENULIS PUISI MUFARROCHAH MUFARROCHAH
TEACHER : Jurnal Inovasi Karya Ilmiah Guru Vol. 2 No. 1 (2022)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.107 KB) | DOI: 10.51878/teacher.v2i1.1109

Abstract

The purpose of this article is to analyze the differences in the application of acrostic techniques from the research results and to find out the results achieved from the application of acrostic techniques in these various studies. This study uses a qualitative approach with a literature study research design. The necessary data were collected through text studies, then analyzed using content analysis techniques. Based on the literature study, it shows that this acrostic technique can increase students' learning activities while at the same time increasing the results of learning to write poetry. The acrostic technique will give significant results when added using appropriate learning media. ABSTRAKTujuan penulisan artikel ini untuk menganalisis perbedaan penerapan teknik akrostik dari hasil-hasil penelitian dan untuk mengetahui hasil yang dicapai dari penerapan teknik akrostik dalam berbagai penelitian tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain penelitian studi literatur. Data yang diperlukan dihimpun melalui kajian teks, selanjutnya dianalisis menggunakan teknik analisi isi. Berdasarkan studi literatur menunjukkan bahwa teknik akrostik ini dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik sekaligus dapat meningkatkan hasil belajar menulis puisi. Teknik akrostik akan memberikan hasil yang signifikan bila ditambahkan dengan menggunakan media pembelajaran yang sesuai.