Nur Hapsari
Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KERIPIK SALAK VACUUM FRYING SEBAGAI ALTERNATIF PENGEMBANGAN PRODUK INOVATIF DI DAERAH AGROKLIMAT BANGKALAN MADURA Dedin F Rosida; B Syehan; Dedid Cahya Happyanto; F T Anggraeni; Nur Hapsari
Jurnal Layanan Masyarakat (Journal of Public Services) Vol. 4 No. 1 (2020): JURNAL LAYANAN MASYARAKAT
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jlm.v4i1.2020.23-30

Abstract

Efforts to maintain the quality and storage of fruit is to process it into dry food. Fruit processing into chips needs to be technologically supported so that the quality of chips produced can be accepted by consumers. One way to produce healthy food without changing its original shape is to use vacuum frying technology. Using a vacuum frying, the result had better, the chips were not burnt, keep bright as the original colour and the vitamin content was not damaged. In this program produced salak chips with the characteristics of maximum moisture content of 9.9% ash content of 3.1 %, fat content of 24.1%, during storage for up to 6 weeks. The composition of salak chips was better with aluminium foil packaging than plastic. Salak chips produced still be the quality standards of fruit chips according to SNI 01-4306-1996, namely maximum moisture content of 22%, ash of 3% and fat of 25%.AbstrakUpaya mempertahankan mutu dan daya simpan buah adalah mengolahnya menjadi makanan kering. Pengolahan buah menjadi keripik perlu dukungan teknologi sehingga kualitas keripik yang dihasilkan dapat diterima konsumen. Salah satu cara untuk menghasilkan makanan sehat tanpa mengubah bentuk aslinya adalah dengan menggunakan teknologi penggorengan vakum. Penggunakan pengorengan vacuum, hasilnya akan lebih bagus, keripik tidak gosong, tetap cerah seperti warna aslinya dan kandungan vitamin dari buah olahan tidak rusak. Pada kegiatan pengabdian masyarakat ini dihasilkan keripik buah salak dengan karakteristik kadar air maksimal 9.9% kadar abu sebesar 12.5% kadar lemak 24.1% selama penyimpanan sampai 6 minggu. Komposisi keripik salak ini lebih baik dengan kemasan aluminium foil daripada kemasan plastik. Keripik salak yang dihasilkan masih memenuhi Standar mutu keripik buah menurut SNI 01-4306-1996, yaitu kadar air maksimal 22%, kadar abu maksimal 3% dan kadar lemak maksimal 25%.
APAKAH WIRAUSAHA WANITA SIAP DALAM MENGHADAPI ERA DIGITAL? Nurul Retno Hapsari; Sitta Nurhajijah
Jurnal EBI Vol 2, No 2 (2020): Jurnal Ekonomi Bisnis dan Industri
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Catur Insan Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52061/ebi.v2i2.19

Abstract

Era digitalisasi telah merubah kehidupan, tidak terkecuali sektor bisnis. Wirausaha wanita di era ini bebas mempromosikan produknya melalui berbagai platform digital . Adanya kesenjangan gender digital mengharuskan mereka memiliki kompetensi literasi media digital agar bisnis dapat bertahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kompetensi literasi media digital pada wirausaha perempuan di sector  batik. Berdasarkan penelitian deskripftif dengan menggunakan metode wawancara ditemukan bahwa kompetensi literasi media digital yaitu akses, menganalisa mengevaluasi, membuat, mencerminkan, dan bertindak tetap rendah karena kurangnya kesempatan dalam pelatihan pemasaran digital.Kata kunci: Digital Era, Digital Media Literasi Kompetensi, Wirausaha Wanita