Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Perbedaan Efektifitas Terapi Seft (Spiritual Emosional Freedom Technique) Dan Terapi Musik Keroncong Terhadap Tingkat Depresi Pada Lanjut Usia Arif Nurma Etika; Sri Haryuni; Wiwin Sulistya
coba Vol 5 No 2 (2017): Mei 2017
Publisher : Akademi Keperawatan Dharma Husada Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.53 KB) | DOI: 10.32831/jik.v5i2.128

Abstract

Depression is an unfavorable condition for the elderly. When depression goes untreated, elderly can isolate themselves even allowed to end his life. Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) and Keroncong music allegedly can be used as complementary therapy for elderly depression. This study aimed to determine the difference effect of Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) and Keroncong music on elderly depression at Jombang geriatric service unit in Pare Kediri. The method used was a quasi-experimental, with a pretest and posttest design. In this study, respondents were grouped into two groups, SEFT intervention group (n=10) and Keroncong music Intervention group (10). In both groups was given four therapy sessions, within four weeks, each session is given therapy for 30 minutes.. In this study it was found that the decrease of score depression between pretest and posttest at SEFT therapy (p = 0,008) and keroncong music therapy (p = 0,01). By unpaired t test, posttest obtained, the p value (p=0,760) >0.05 so that there is no significant difference between the posttest score in the SEFT Therapy group and the keroncong music therapy group. It can be concluded that SEFT and keroncong music reduce depression in elderly, but no more effective between SEFT and keroncong music reduce depression in elderly. Keywords: Depression, Elderly, SEFT, keroncong music
Hubungan Suhu Tubuh Dengan Kejadian Mortalitas Pada Pasien Stroke Perdarahan Intraserebral Di Rsud Mardi Waluyo Blitar Tahun 2016 Sri Haryuni
coba Vol 5 No 2 (2017): Mei 2017
Publisher : Akademi Keperawatan Dharma Husada Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.086 KB) | DOI: 10.32831/jik.v5i2.130

Abstract

Stroke is the rapidly developing clinical signs due to focal brain dysfunction (or global), with symptoms lasting for 24 hours or more, can cause death, with no cause other than vascular. This research aims to know the body temperature relationship with the incidence of stroke mortality in patients with intracerebral hemorrhage. Design Retrospective cohort study. The sample 73 samples. This study used simple random sampling method. Stroke PIS determined by clinical and CT scan, mortality was measured by complete medical records. Data were analyzed using Spearman Rank (Rho) with SPSS with significant α = 0.05. The results of the test statistics in get p value 0.000 with α <0.05 there was a relationship between body temperature with the incidence of stroke mortality in patients with intracerebral hemorrhage in hospitals Mardi waluyo Blitar 2016. with a value of temperature coefficient correlation with the incidence of stroke patients with intracerebral hemorrhage mortality of OR = .775. This research There is a significant relationship between body temperature with the incidence of stroke mortality in patients with intracerebral hemorrhage in hospitals Mardi Waluyo Blitar 2016. This study recommends the importance of health workers monitors body temperature patients with stroke intracerebral hemorrhage to reduce death of the patient. Keywords: Body Temperature, Mortality, Stroke Intracerebral Hemorrhage.
HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN DENGAN KEJADIAN INFARK MIOKARD AKUT PADA PASIEN DI RUANG INTENSIVE CORONARY CARE UNIT RSUD Dr. ISKAK KABUPATEN TULUNGAGUNG Sri Haryuni
Care : Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.513 KB) | DOI: 10.33366/cr.v3i3.608

Abstract

Jumlah pasien infark miokard akut (IMA) di ruang ICCU RSUD Dr. Iskak Kabupaten Tulungagung menunjukkan adanya peningkatan, yaitu dari 158 pada 2012 tahun 2013 menjadi 164 pada 2013. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan antara berat badan dengan kejadian IMA pada pasien di ruang ICCU RSUD Dr. Iskak Kota Tulungagung. Rancangan penelitian yaitu analitik korelasi dengan metode cross-sectional. Populasi adalah semua pasien di Ruang ICCU RSUD Dr. Iskak Kabupaten Tulungagung. Teknik sampling yang digunakan simple random sampling dengan 116 sampel. Analisis data menggunakan uji spearman rank dengan tingkat kemaknaan yang digunakan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan nilai ρ value = 0,003 < α = 0,05, maka H0 ditolak. Ada hubungan antara berat badan dengan kejadian IMA pada pasien di ruang ICCU RSUD Dr. Iskak Kota Tulungagung dengan arah korelasi positif (0,276) yang artinya jika berat badan berlebih semakin banyak maka kejadian IMA akan meningkat. Disarankan bagi pasien dan keluarga untuk pasien IMA sebaiknya mengetahui bahaya kelebihan berat badan dan berkonsultasi dengan petugas gizi tentang diet sehat supaya dapat mempunyai berat badan yang normal. Tenaga kesehatan lebih aktif dalam melakukan proposi kesehatan tentang bahaya obesitas, dan meningkatkan penelitian tentang bahaya obesitas untuk penyakit IMA.
Perbedaan Efektifitas Terapi Seft (Spiritual Emosional Freedom Technique) dan Terapi Musik Keroncong Terhadap Tingkat Depresi pada Lanjut Usia Arif Nurma Etika; Sri Haryuni; Wiwin Sulistya
Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Vol 12, No 2 (2017): October
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (60.712 KB) | DOI: 10.30643/jiksht.v12i2.26

Abstract

Depression is an unfavorable condition for the elderly. When depression goes untreated, elderly can isolate themselves even allowed to end his life. Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) and Keroncong music allegedly can be used as complementary therapy for elderly depression. This study aimed to determine the difference effect of Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) and Keroncong music on elderly depression at Jombang geriatric service unit in Pare Kediri. The method used was a quasi-experimental, with a pretest and posttest design. In this study, respondents were grouped into two groups, SEFT intervention group (n=10) and Keroncong music Intervention  group (10). In both groups was given four  therapy sessions, within four weeks, each session is given therapy for 30 minutes. In this study it was found that the decrease of score depression between pretest and posttest at SEFT therapy (p = 0,008) and keroncong music therapy (p = 0,01). By unpaired t test, posttest obtained, the p value (p=0,760) >0.05 so that there is no significant difference between the posttest score in the SEFT Therapy group and thekeroncong music therapy  group. It can be concluded that SEFT and keroncong music  reduce depression in elderly, but no more effective between SEFT and keroncong music reduce depression in elderly.Keywords: Depression, Elderly, SEFT, Keroncong Music
Hubungan Motivasi Perawat dengan Kualitas Handover Pasien di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Wiwin Sulistyawati; Sri Haryuni
Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Vol 13, No 2 (2018): October
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.502 KB) | DOI: 10.30643/jiksht.v13i2.9

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi perawat dengan kualitas handover di ruang rawat inap Rumah Sakit. Desain penelitian ini adalah korelasi yang dilakukan secara cross sectional, populasinya seluruh perawat di ruang rawat inap, sampel sebanyak 34  responden,  teknik pengambilan sampel dengan total sampling. Teknik pengambilan data menggunakan kuesioner untuk motivasi perawat dan lembar observasi untuk kualitas handover. Hasil analisa data menggunakan korelasi spearmen rho dengan α = 0,05, didapatkan ρ-value  < 0,05 yakni 0,02, yang berarti ada hubungan antara motivasi perawat dengan kualitas handover dengan koefisiensi korelasi 0,502  yang menujukkan kekuatan hubungan kuat. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan semakin tinggi motivasi perawat maka semakin tinggi kualitas handover pasien.  Kepala ruang  perlu  meningkatkan motivasi perawat dalam melaksanakan handover sehingga kualitas handover akan meningkat. Keywords: Motivasi perawat, Handover, Ruang Rawat Inap
IBM BAKTI SOSIAL (PEMERIKSAAN KESEHATAN, PENGOBATAN DAN PENYULUHAN ) DI DESA MRANGEN KEC PURWOASRI KAB KEDIRI Kun Ika Nur Rahayu; Sri Haryuni; Fatma Sayekti Ruffaida
Jurnal Abdi Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2018): JAIM-Jurnal Abdi Masyarakat
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jaim.v2i1.241

Abstract

Paradigma sehat merupakan suatu konsep dalam penyelenggaraan pembangunankesehatan yang dalam pelaksanaannya menerapkan pengertian atau prinsip-prinsippokok kesehatan. Memiliki kemampuan menjangkau pelayanan yang bermutu secara adildan merata serta berada dalam derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayahIndonesia dan salah satu upaya untuk menuju ke arah peningkatan dalam kesehatanmasyarakat tersebut dalam tujuan dari perawatan kesehatan masyarakat.Perawatan kesehatan masyarakat disintesa dari perawatan kesehatan masyarakatdan perawatan yang diterapkan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan populasidimana prakteknya tersebut bersifat umum dan komprehensif yang ditujukan padaindividu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang memiliki kontribusi bagi kesehatan,pendidikan kesehatan dan manajemen serta koordinasi dan kontinuitas pelayananholistik. Dimana diketahui bahwa masalah masalah kesehatan masyarakat dapat bermuladari perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat diantaranya berkaitan denganmasalah kesehatan lingkungan, kesehatan ibu anak, kesehatan remaja serta kesehatanlanjut usia (lansia), bahkan yang paling memprihatinkan adalah masalah pemanfaatanfasilitas pelayanan kesehatan yang masih sangat rendah seperti pemeriksaan kesehatan,kehamilan, imunisasi, posyandu dan lain sebagainya.Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yangpaling banyak dibutuhkan oleh masyarakat, termasuk Desa Mrangen Kec Purwoasri KabKediri, dimana sebagian besar penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai petani.Tingkat ekonomi masyarakat sebagian besar masih berada di tingkat menengah kebawahdengan fasilitas pelayanan masyarakat yang sangat terbatas.Oleh karena itu sebagai bentuk kepedulian perguruan tinggi terhadappermasalahan yang dijabarkan diatas, maka Program Studi Pendidikan Ners FakultasIlmu Kesehatan Universitas Kadiri berencana mengadakan kegiatan bakti sosial berupapemeriksaan kesehatan gratis, pengobatan gratis, senam dan penyuluhan kesehatan diDesa Mrangen Kec Purwoasri Kab Kediri pada hari Minggu, Tanggal 21 Juli 2018.