Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Terapi Bermain Ular Tangga Untuk Meningkatkan Perkembangan Bahasa Anak Usia 5-6 Tahun Atik Pramesti Wilujeng
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Vol 2, No 2 (2017): JURNAL KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.97 KB) | DOI: 10.30651/jkm.v2i2.961

Abstract

Gangguan perkembangan yang sering ditemui pada anak prasekolah adalah gangguan perkembangan bahasa. Keterlambatan bahasa akan beresiko sampai usia dewasa muda karena akan mengalami kesulitan belajar yang menyebabkan pencapaian akademik kurang. Sebagai upaya untuk mengoptimalkan perkembangan anak, maka dilakukan metode yang terpusat pada anak yaitu terapi bermain ular tangga, yang memungkinkan anak secara aktif berinteraksi dan mengeksplorasi lingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas terapi bermain ular tangga terhadap perkembangan bahasa anak prasekolah usia 5-6 tahun. Penelitian ini menggunakan pre experimental  one group pra-post test design. Sampel penelitian ini adalah anak usia 5-6 tahun yang mengalami kelambatan perkembangan bahasa berjumlah 27 responden yang diambil dengan teknik total sampling.  Variabel bebas dalam penelitian ini adalah terapi bermain ular tangga.  Variabel terikatnya adalah perkembahan bahasa pada anak  usi 5-6 tahun yang diukur menggunakan DDST. Uji Wilcoxon Signed Ranks Test menunjukkan ada perbedaan antara sebelum dan sesudah intervensi pada perkembangan bahasa anak dengan nilai p = 0,000. Bermain ular tangga memiliki manfaat bagi otak kiri dan kanan anak yaitu anak akan belajar mengenal angka, menghitung langkah, mengenal gambar, dan menghafal gambar. Metode bermain ini dapat dikembangkan oleh tenaga kesehatan yang ada di puskesmas dalam memberikan terapi kepada anak yang mengalami keterlambatan bicara/bahasa.
The Effect of the Otof (One Team Student One Family) Model on Knowledge of Mothers and Toddlers to Prevent Stunting Akhmad Yanuar Fahmi Pamungkas; Desi Yanuar Trianita; Atik Pramesti Wilujeng
Proceedings of the International Conference on Nursing and Health Sciences Vol 3 No 2 (2022): July-December 2022
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/picnhs.v3i2.1380

Abstract

The incidence of stunting is caused by several factors, one of which is the family factor. Mothers as the main caregivers for toddlers have a very important role in preventing stunting in children. Efforts to improve mothers' knowledge and skills in preventing stunting in toddlers continue to be carried out, but innovation is needed to increase mothers' understanding of the growth and development of toddlers so that stunting in toddlers can be prevented. One of the educational method innovations that can be carried out effectively is based on empowerment, namely 1 student 1 family, but there has been no research on a student team 1 family. The purpose of this study was to determine the effect of the OTOF (One Team Student One Family) model on the level of knowledge among mothers of toddlers. This research was conducted in the working area of ​​the Kertosari Public Health Center, Banyuwangi Regency from the beginning of June to the end of October using a pre and post test Quasy Experiment with group control and using an independent t test. The population is all mothers who have toddlers. Sampling with stratified random sampling technique 61 respondents consisting of 31 interventions and 30 controls. The data collection instrument in the form of a questionnaire that has been declared valid and reliable the intervention used is to empower Health students (Nursing, Analyst, Midwifery, Pharmacy and Nutrition) according to their ability to carry out Health Education to 1 family. The instruments used in this study were Questionnaires and SOPs . The results showed that after giving the OTOF Model treatment the knowledge of the mother of toddlers increased and after being tested with the Paired T Test, the result was p = 0.00 which means that there is an effect. The conclusion is the results of the study show that there is an effect of the OTOF Model on the knowledge of mothers of children under five.
Pengaruh OTOF (One Team Student One Family) terhadap Pengetahuan Ibu dengan Balita Mencegah Stunting Akhmad Yanuar Fahmi Pamungkas; Desi Trianita; Atik Pramesti Wilujeng
Holistic Nursing and Health Science Vol. 5, No. 2 (2022): November
Publisher : Master of Nursing, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/hnhs.5.2.2022.208-215

Abstract

Introduction: The incidence of stunting is caused by several factors, one of which is the family factor. Mothers as the main caregivers for toddlers have a very important role in preventing stunting in children. Efforts to improve mothers' knowledge and skills in preventing stunting in toddlers continue to be carried out, but innovation is needed to increase mothers' understanding of the growth and development of toddlers so that stunting in toddlers can be prevented. One of the educational method innovations that can be carried out effectively is based on empowerment, namely 1 student 1 family, but there has been no research on a student team 1 family. The purpose of this study was to determine the effect of the OTOF (One Team Student One Family) on the level of knowledge among mothers of toddlers.Methods: This research was conducted in the working area of the Kertosari Public Health Center, Banyuwangi Regency from the beginning of June to the end of October using a pre and post-test quasy experiment with group control and using an independent t test. The population is all mothers who have toddlers. Sampling with stratified random sampling technique 61 respondents consisting of 31 interventions and 30 controls. The data collection instrument was Stunting Related Knowledge Questionnaire that has been declared valid and reliable the intervention used is to empower health students (nursing, analyst, midwifery, pharmacy and nutrition) according to their ability to carry out Health Education to 1 family. Results: The results showed that after giving the OTOF treatment the knowledge of the mother of toddlers increased and after being tested with the paired t-test, the result was p = 0.00 which means that there is an effect.  Conclusion: The conclusion is the results of the study show that there is an effect of the OTOF on the knowledge of mothers of children under five. Keywords: Mother Knowledge, OTOF, Stunting.
Wound Healing Education In Increasing Adolescent Knowledge For Simple Wound Treatment: Edukasi Wound Healing Dalam Peningkatan Pengetahuan Remaja Untuk Penanganan Luka Sederhana Novita Surya Putri; Tria Anisa Firmanti; Atik Pramesti Wilujeng
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan Vol. 8 No. 4 (2022): JPM | Edisi Khusus 2022
Publisher : LPPM - STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jpm.v8i4.1306

Abstract

Cedera atau kecelakaan ringan dapat dialami siapa saja di lingkungan terdekat sekalipun, seperti di rumah, sekolah, dan tempat kerja. Dengan persiapan pertolongan pertama, luka kecil tersebut seharusnya dapat ditangani secepat dan seefektif mungkin. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang keliru dalam memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan. Kasus-kasus ditemukan tidak selalu terkait dengan luka besar atau fatal. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa tentang pengetahuan perawatan luka sederhana m dengan metode Participatory Learning and Action (PLA) dan demontrasi. Pada pengabdian masyarakat ini didapatkan hasil peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa SMA NU Gombengsari sebanyak 77% memiliki pengetahuan baik terkait perawatan luka sederhana setelah diberikan Pendidikan Kesehatan “Edukasi Wound Healing Dalam Peningkatan Pengetahuan Remaja Untuk Penanganan Luka Sederhana”. Pendidikan kesehatan tentang perawatan luka sederhana harus sering diberikan kepada masyarakat awam untuk mencegah perawatan luka sederhana yang keliru.
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga Kebersihan Ekosistem Sungai Sebagai Sumber Protein Dan Rekreasi Sumber Daya Desa Ali Syahbana; Novita Surya Putri; Muhammad Al Amin; Akhmad Yanuar Fahmi Pamungkas; Atik Pramesti Wilujeng; Tria Anisa Firmanti; Anang Satrianto
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 7 No. 4 (2022): December
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v7i4.973

Abstract

Kehidupan manusia akan mengalami ketidak seimbangan bila terdapat masalah dalam lingkungan. Masalah lingkungan yang sering terjadi yaitu pada  pada aliran sungai, dikarenakan sungai memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia secara langsung dan tidak langsung. Tujuan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini adalah untuk  memberdayakan masyarakat untuk menjaga kebersihan ekosistem sungai sebagai sumber protein dan rekreasi sumber daya desa. Mitra pada PkM ini yaitu masyarakat Dusun Dusun Guwo Desa GrogolKecamatan Giri Kabupaten Banyuwangi. Metode yang diguanakan dalam PkM ini adalah dengan metode Participatory Learning and Action (PLA) Kurun waktu pelaksanaan PkM dari proses identifikasi masalah sampai dengan evaluasi keberhasilan kegiatan selama 1 bulan, yaitu pada 6 Juni sampai dengan 2 Juli 2022. Community Empowerment To Keep The River Ecosystem Clean As A Protein Source And Village Recreational Resources Human life will experience an imbalance if there is a problem in the environment. One of the environmental problems that often occurs in river flow, is due to the important role of rivers for human life directly and indirectly. One of the problems of the river flow is the garbage contained in the river flow which causes the river ecosystem to be disrupted. The purpose of this Community Service (PkM) activity is to create a community to maintain the cleanliness of the river ecosystem as a source of protein and recreation of village resources in the people of Grogol Village, Giri District, Banyuwangi Regency. The method used in this PkM is Participatory Learning and Action (PLA) and on service training (OST) methods. The time for implementing PKM from the process of recognizing the problem to evaluating the success of the activity is for 1 month, namely from June 6 to July 2 2022. Finally, with a series of PKM implementations, understanding and ability to carry out river flow cleaning in Grogol Village, Giri District, Banyuwangi Regency is obtained.
PENERAPAN EXPRESSIVE ART THERAPHY PADA ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DEMAM TYPHOID DENGAN ANSIETAS DI RUANG ANAK RSUD BLAMBANGAN: Application of Expressive Art Therapy in Nursing Care on Children with Typhoid Fever with Anxiety at Children Room in RSUD Blambangan Banyuwangi Atik Pramesti Wilujeng; Fajri Andi Rahmawan; Ni Kade Diah Utami
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 9 No. 5 (2023): JIKep | Oktober 2023
Publisher : LPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jikep.v9i5.1755

Abstract

Pendahuluan : Demam typhoid merupakan penyakit yang mudah ditularkan melalui 5F yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan/kuku), Fomitus (muntahan), Fly (lalat) dan melalui Feses. Demam typhoid dapat menyerang siapa saja terutama anak-anak yang termasuk kelompok rentan. Masalah keperawatan yang muncul tidak hanya kategori fisiologi, tetapi juga psikologi seperti masalah keperawatan ansietas. Expressive art therapy seperti menggambar merupakan kegiatan yang menyenangkan, serta memiliki nilai terapeutik sebagai intervensi untuk anak ansietas. Tujuan: Melaksanakan penerapan expressive art therapy pada asuhan keperawatan anak demam typhoid dengan ansietas di ruang anak RSUD Blambangan. Metode: Penelitian yang digunakan adalah studi kasus, uji keabsahan menggunakan triangulasi sumber, sebelum dan sesudah diberikan expressive art therapy dilakukan observassi dengan instrumen Chinese version of the State Anxiety Scale for Children (CSAS – C). Hasil: Didapatkan hasil klien 1 dan klien 2 mengalami tanda gejala ansietas sesuai dengan teori berdasarkan SDKI, dan tingkat kecemasan sebelum terapi klien 1 dan klien 2 dengan kecemasan sedang. Setelah diberikan 2 kali terapi, tanda gejala ansietas teratasi dan tingkat kecemasan klien 1 dan 2 menurun menjadi tingkat kecemasan ringan. Kesimpulan: Tanda gejala ansietas dapat diatasi dan tingkat kecemasan klien 1 dan 2 menurun menjadi tingkat kecemasan ringan.
Efek Biblioterapi Dalam Menurunkan Kecemasan Pada Anak Usia Sekolah (7 – 12 tahun) Saat Perawatan Di Rumah Sakit Badrul Munif; Akhmad Yanuar Fahmi Pamungkas; Atik Pramesti Wilujeng; Yusuf Waliyyun Arifuddin; rudiyanto rudiyanto
PROFESSIONAL HEALTH JOURNAL Vol 4 No 2 (2023): June
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (PPPM) STIKES Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54832/phj.v4i2.512

Abstract

Background: The child has difficulty in understanding why they are sick, hospitalization can cause separation anxiety in children, which includes protest, despair, discharge, loss of control so it needs bibliotherapy. Bibliotherapy is the use of the book as a medium of therapy to minimize stressors, prevent the loss, reduce anxiety, and support children coping. Aims: The purpose of this study was to determine the effect Biblio therapy against anxiety levels in school-age children (7-12 years) in the Children's Room of Blambangan Banyuwangi Hospital. Methods: Pre-experimental research design using the technique of one group pre-post test design. A sample of 20 children with accidental sampling technique. Data obtained from observations before and after giving bibliotherapy, and then do the scoring, tabulating, and statistical tests using Wilcoxon match pair test. Results: Manually obtained calculation number 199> 52 = Ho is rejected and Ha is accepted, meaning that there are differences in anxiety levels before and after biblio therapy which means there is a significant effect of bibliotherapy on anxiety levels in school-aged children (7–12 years) in the Children's Room of Blambangan Hospital Banyuwangi. Conclusions: Billion therapy can be applied as one of the nursing interventions in the hospital to decrease the problem of children to keep children happy and cooperative during hospitalization.
Edukasi Kesehatan tentang Penggunaan Masker untuk Mencegah Penyakit ISPA Pada Pekerja Pabrik Krupuk Novita Surya Putri; Tria Anisa Firmanti; Atik Pramesti Wilujeng; Ali Syahbana; Anang Satrianto
Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7 No 4 (2023): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/aks.v7i4.20401

Abstract

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) berhubungan dengan patogen, penyebabnya faktor pejamu dan  faktor lingkungan. Faktor lingkungan kerja yang berisiko terjadinya ISPA adalah pekerja pabrik kerupuk. Penggunaan bahan baku dan proses pembuatan kerupuk tersebut pekerja pabrik kerupuk terapapar partikel tepung yang berada di dalam ruangan sehingga pekerja yang beresiko terjadinya ISPA. Paparan tepung yang menjadi partikel kecil yang ada di ruangan pabrik rentan terhirup serta terakumulasi partikel tersebut kedalam paru-paru sehingga mempercepat timbulnya ISPA. Tujuan dilakukan pengabdian kepada masyarakat pada pekerja Pabrik Kerupuk adalah pemberian edukasi untuk mencegah ISPA dengan memberikan edukasi kesehatan menggunakan masker. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah penyuluhan edukasi kesehatan. Kegiatan dilakukan pada 8 Desember 2022 yang diikuti oleh 25 pekerja pabrik krupuk UD. Andalas. Hasil yang didapatkan dalam pengabdian masyarakat ini setelah dilakukan edukasi penggunaan masker untuk mencegah penyakit ISPA yaitu 19 (76%) pekerja pabrik kerupuk memiliki pengetahuan baik terkait penyakit ISPA dan cara menggunakan masker yang benar untuk mencegah penyakit ISPA. Edukasi pendidikan disertai dengan demontrasi untuk meningkatkan pengetahuan dan memberikan stimulus untuk meningkatkan pemahaman partisipan secara langsung.