Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

EKONOMI ISLAM DAN PERANANNYA DALAM PENGEMBANGAN HARTA Huda, Miftahul
An-Nisbah: Jurnal Ekonomi Syariah Vol 6, No 1 (2019): An-Nisbah
Publisher : IAIN Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21274/an.2019.5.2.42-56

Abstract

Islam memperhatikan harta benda seseorang karena penjagaan harta masuk kedalam Maqa>s}id as-Syari>’ah yang kelima yaitu Hifdzu al-Ma>l. Harta merupakan komponen pokok dalam kehidupan manusia, unsur dharuri yang tidak mudah untuk ditinggalkan begitu saja. Dalam rangka memenuhi kebutuhan itu maka terjadilah hubungan horizontal antar manusia (mu’a>malah). Memiliki harta dan memproduksi barang-barang yang baik adalah sah menurut IslamBerdasarkan nilai-nilai moral Islam, orientasi manusia dalam mengelola hartanya berdasarkan syari’at Islam akan berorientasi utama pada dua hal. Pertama, pemanfaatan harta tersebut digunakan untuk kelangsungan kehidupan sendiri dan keluarganya. Kedua, adalah pemanfaatan harta tersebut bagi manusia diluar keluarga, atau pemanfaatan yang bermotif pada amal saleh sebagai alat untuk mendapat gelar kemuliaan dari Tuhan. Dalam pengembangan harta, islam juga sangat menekankan mashlahah karena itu merupakan tujuan dari syari’at Islam (Maqhasid Syari’ah) dan juga didalamnya terkandung unsur manfaat dan berkah.
Indikator Perilaku Konsumen Dalam Memenuhi Kebutuhan Primer (Studi Maslahah Imam Al-Gazali Kitab Al Mustasfa Min ‘Ilm Ushul) Miftahul Huda
Islamic Economics Journal Vol 3, No 2 (2017)
Publisher : University of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.382 KB) | DOI: 10.21111/iej.v3i2.2719

Abstract

Consumer behavior is a human attitude in utilizing its income in meeting the needs, both individually and socially. The problem of human economy in the perspective of Islam is the fulfillment of need with Natural Resources (SDA), with the concept of maslahah is expected to assist in fulfilling the welfare of human life present. Imam Al-Ghazali has previously introduced the concept of social welfare function, in which we are required to distinguish the needs of dharuriyyat, hajiyyat, and tahsiniyyat is a matter which must Observed, lest we be wrong in determining the category level tesebut. Introduction in meeting the needs of priority scale has been introduced since the first although not yet reviewed in detail. The application al-ushul al-khamsah in meeting human needs has been facilitated by its development to date. The universal value that belongs to its own value in guarding the behavior of a consumer to become an Islamic Man.
ANALISIS STRATEGI PENGELOLAAN ZAKAT UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI BAITUL MAAL HIDAYATULLAH YOGYAKARTA Miftahul Huda; Mu’arrifah Mu’arrifah
Journal of Islamic Economics and Philanthropy Vol 3, No 02 (2020): Mei
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1093.289 KB) | DOI: 10.21111/jiep.v3i02.4614

Abstract

Zakat merupakan alat yang digunakan untuk menstabilkan ekonomi ummat Islam. Zakat mampu membangun pertumbuhan ekonomi sekaligus pemerataan pendapatan dengan pengelolaan yang baik. Zakat dipercaya dapat dijadikan sumber keseimbangan perekonomian ummat, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi pengangguran serta kemiskinan. Baitul Maal Hidayatullah merupakan Lembaga Amil Zakat yang melayani penghimpunan dan penyaluran dana ZISWAF, dengan keunggulan berbasis gerakan dari pesantren, jaringan luas, kekuatan da’i, konsep kepemimpinan, dan kekuatan jama’ahnya. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan metode wawancara. Observasi akan dilakukan secara pasif di Baitul Maal Hidayatullah. Analisis data yang digunakan adalah analisis induktif-deskriptif. Strategi khusus pengelolaan zakat hanya patuh pada undang-undang zakat No. 23 tahun 2011, serta PSAK 109 dari sisi akutansi keuangannya. Selebihnya ikhtiar dan do’a dari para amil zakat. Tetapi yang paling penting adalah kesesuain Syariah dari setiap aspek kepengelolaan zakat. Kegiatan pokok yang berkaitan dengan pengelolaan dana zakat adalah kegiatan penghimpunan, pencatatan keuangan atau administrasi, serta pendayagunaan. Upaya BMH untuk menghimpun dana zakat yaitu, sosialisasi yang intensif kepada masyarakat dan layanan donatur dalam rangka memberikan apa yang dibutuhkan donatur. Pembagian menurut asnaf sesuai dengan program yang dibentuk oleh lembaga. Dengan adanya program ini, diharapkan mampu mensejahterakan umat.
TINGKAT LITERASI SUKUK MAHASISWA EKONOMI ISLAM (STUDI DI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA DAN UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR) Miftahul Huda; Achmad Fajaruddin; Nafisatu Roudlotin Ni’mah
Journal of Islamic Economics and Philanthropy Vol 4, No 03 (2021): Agustus
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (739.144 KB) | DOI: 10.21111/jiep.v4i03.6607

Abstract

The majority of Indonesia’s Muslim population cannot increase capitalization in the sharia capital market. Compared to other Asian countries, Indonesia should have more potential to increase the number of investor Sukuk in the sharia capital market given the large population of Muslims in Indonesia. The problem that arises a lot among students is the lack of a fixed income and still very dependent on parents and wasteful attitudes on spending money that is less important. Sukuk can be one of the paths to develop the sharia economy. Investment based on sharia principles provides a great opportunities and ease in their implementation, it make Sukuk an excellent opportunity to be amendable. This study aims to measure the Sukuk literacy rate of Islamic economic college students for private Islamic universities. This study distributed 169 questionnaires and was shared in Islamic University of Indonesia and University of Darussalam Gontor to compare the Sukuk literacy rate between two universities. The data analysis method used by this research is descriptive analysis percentage. The result showed in this study is that the Sukuk literacy rate in both universities is in the medium category looked to the score of Islamic University of Indonesia 66,62 and to the University of Darussalam Gontor that is 60,58. However even though they belong in the same category, the percentage rate in the Islamic University of Indonesia is higher than the University of Darussalam Gontor.
PRINSIP-PRINSIP KEUANGAN PUBLIK ISLAM Miftahul Huda Huda
Al-Intaj : Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (30.52 KB) | DOI: 10.29300/aij.v4i1.1198

Abstract

Islamic Public Finance is a financial concept based on Islam, which by planting religious values will have an impact on positive values. The source of Islamic public finances is certainly the largest base of acquisition is zakat, infak, sadakah, and waqf. The ultimate goal of Islamic public finance is the falah. Different characteristics of the conventional is a separate value of Islamic public finances, in which there are views on zakat and taxes, payments, expenses, and equilibrium in the public sector. The instruments that occur in public finance should also be considered, among others are zakat, corporate assets, infak, kharaj, waqf. The collected power of this public finance system has several foundations of Islamic values, which by these principles will make a firm foundation in developing Islamic public finances.
BANK INTEREST HALAL: DISTINCTION INTERPRETATION OF CONTEMPORARY ULAMA THOUGHT UMER CAPHRA AND MUHAMMAD SAYYID THANTHAWI Miftahul Huda; Fikriyyatun Nabila; Isma Fathya Fajriati; Listya Rahmah; Zaimudin Al-Mahdi Mokan
FINANSIA : Jurnal Akuntansi dan Perbankan Syariah Vol 5 No 2 (2022): FINANSIA : Jurnal Akuntansi dan Perbankan Syariah
Publisher : Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (475.736 KB) | DOI: 10.32332/finansia.v5i02.5393

Abstract

Life is controlled by two great forces, namely economy, and religion. All things based on Sharia law are clearly about halal and haram. Bank interest is something that is no longer common among the public, with the law and practice still being debated by some scholars. Therefore, this study aims to answer public confusion about the law of halal interest according to Umer Caphra and Muhammad Sayyid Thanthawi and the reasons for making legal decisions regarding bank interest. The research is in the form of a qualitative method with a literature study using several references from books and journals in concluding the views of the two figures. The primary data used is from the book Prohibition of Interest: Does it make sense? The work of Umer Chapra. While secondary data comes from various books and journals related to bank interest. The results of this study indicate that the two scholars have different opinions regarding bank interest. Umer Chapra argues that the practice of bank interest is prohibited in Islam because usury interest can harm the poor. Meanwhile, Muhammad Sayyid Thanthawi argues that bank interest is not part of usury because bank interest is not part of faith and worship.
Waqf Literacy: The Dynamics of Waqf in Indonesia Ahmad Lukman Nugraha; Adib Susilo; Miftahul Huda; Mohamad Anton Athoillah; Chaerul Rochman
Journal of Islamic Economics and Finance Studies Vol 3, No 2 (2022): JIEFeS, December 2022
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47700/jiefes.v3i2.5082

Abstract

In the history of Islamic civilization, waqf has been a pillar of the glory of Islam. The function of waqf is as a provider of public facilities and social facilities that support the life of the Muslim community, such as mosques, squares, Islamic schools, cemeteries and public roads. The development of waqf in Indonesia can have an influence on fiscal policy, namely through cash waqf. Even though Indonesia has a fairly large waqf potential, Indonesia has not been able to manage its waqf properly. Therefore, studies related to the development of waqf in Indonesia are still an interesting study for both scientists and practitioners. The purpose of this article is to review the development of waqf in Indonesia. The approach used in this paper is descriptive qualitative. The author finds the development of waqf in Indonesia is very dynamic. It can be seen from the existing phenomena, the dynamics of the waqf fatwa and the products being donated are increasingly diverse. At first, waqf only wallowed in fixed assets such as land, schools, Islamic boarding schools, and buildings that had a static nature. Beginning with the 2004 waqf law, waqf objects were transformed into cash waqf which were more practical and productive. Followed by the establishment of BWI in the same year by the Government led to an increase in the administrative management of waqf. Dalam sejarah peradaban Islam, wakaf pernah menjadi penopang kegemilangan Islam. Fungsi wakaf sebagai penyedia fasilitas umum dan fasilitas sosial yang menopang kehidupan masyarakat muslim, seperti masjid, lapangan, madrasah, kuburan dan jalan umum. Perkembangan wakaf di Indonesia dapat memberikan pengaruh terhadap kebijakan fiskal yakni melalui wakaf tunai. Meskipun Indonesia memiliki potensi wakaf yang cukup besar, namun Indonesia belum dapat mengelola wakafnya dengan baik, Oleh karena itu kajian terkait perkembangan wakaf di Indonesia masih saja menjadi kajian yang menarik baik di kalangan akademisi maupun praktisi. Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengkaji bagaimana perkembangan wakaf di Indonesia. Pendekatan yang digunakan dalam makalah ini ialah kualitatif deskriptif. Penulis menemukan perkembangan wakaf di Indonesia sangat dinamis. Terlihat dari fenomena yang ada, dinamika fatwa wakaf dan pengembangan jenis aset yang diwakafkan semakin beragam. Pada awalnya, wakaf hanya berkubang pada aset tidak bergerak sepeti tanah, sekolah, pesantren, bangunan yang memiliki sifat statis. Diawali dengan undang-undang wakaf tahun 2004, benda wakaf bertransformasi menjadi wakaf tunai yang lebih bersifat praktis dan produktif. Disusul dengan pembentukan BWI pada tahun yang sama oleh Pemerintah menimbulkan peningkatan pengelolaan wakaf secara administratif.
ANALISIS STRATEGI PENGELOLAAN ZAKAT UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI BAITUL MAAL HIDAYATULLAH YOGYAKARTA Miftahul Huda; Mu’arrifah Mu’arrifah
Journal of Islamic Economics and Philanthropy Vol. 2 No. 4 (2020): May
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1093.289 KB) | DOI: 10.21111/jiep.v3i02.4614

Abstract

Zakat merupakan alat yang digunakan untuk menstabilkan ekonomi ummat Islam. Zakat mampu membangun pertumbuhan ekonomi sekaligus pemerataan pendapatan dengan pengelolaan yang baik. Zakat dipercaya dapat dijadikan sumber keseimbangan perekonomian ummat, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi pengangguran serta kemiskinan. Baitul Maal Hidayatullah merupakan Lembaga Amil Zakat yang melayani penghimpunan dan penyaluran dana ZISWAF, dengan keunggulan berbasis gerakan dari pesantren, jaringan luas, kekuatan da’i, konsep kepemimpinan, dan kekuatan jama’ahnya. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan metode wawancara. Observasi akan dilakukan secara pasif di Baitul Maal Hidayatullah. Analisis data yang digunakan adalah analisis induktif-deskriptif. Strategi khusus pengelolaan zakat hanya patuh pada undang-undang zakat No. 23 tahun 2011, serta PSAK 109 dari sisi akutansi keuangannya. Selebihnya ikhtiar dan do’a dari para amil zakat. Tetapi yang paling penting adalah kesesuain Syariah dari setiap aspek kepengelolaan zakat. Kegiatan pokok yang berkaitan dengan pengelolaan dana zakat adalah kegiatan penghimpunan, pencatatan keuangan atau administrasi, serta pendayagunaan. Upaya BMH untuk menghimpun dana zakat yaitu, sosialisasi yang intensif kepada masyarakat dan layanan donatur dalam rangka memberikan apa yang dibutuhkan donatur. Pembagian menurut asnaf sesuai dengan program yang dibentuk oleh lembaga. Dengan adanya program ini, diharapkan mampu mensejahterakan umat.
TINGKAT LITERASI SUKUK MAHASISWA EKONOMI ISLAM (STUDI DI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA DAN UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR) Miftahul Huda; Achmad Fajaruddin; Nafisatu Roudlotin Ni’mah
Journal of Islamic Economics and Philanthropy Vol. 4 No. 1 (2021): August
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (739.144 KB) | DOI: 10.21111/jiep.v4i03.6607

Abstract

The majority of Indonesia’s Muslim population cannot increase capitalization in the sharia capital market. Compared to other Asian countries, Indonesia should have more potential to increase the number of investor Sukuk in the sharia capital market given the large population of Muslims in Indonesia. The problem that arises a lot among students is the lack of a fixed income and still very dependent on parents and wasteful attitudes on spending money that is less important. Sukuk can be one of the paths to develop the sharia economy. Investment based on sharia principles provides a great opportunities and ease in their implementation, it make Sukuk an excellent opportunity to be amendable. This study aims to measure the Sukuk literacy rate of Islamic economic college students for private Islamic universities. This study distributed 169 questionnaires and was shared in Islamic University of Indonesia and University of Darussalam Gontor to compare the Sukuk literacy rate between two universities. The data analysis method used by this research is descriptive analysis percentage. The result showed in this study is that the Sukuk literacy rate in both universities is in the medium category looked to the score of Islamic University of Indonesia 66,62 and to the University of Darussalam Gontor that is 60,58. However even though they belong in the same category, the percentage rate in the Islamic University of Indonesia is higher than the University of Darussalam Gontor.