Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

OLAHRAGA DALAM PANDANGAN ISLAM Khairuddin Khairuddin
JURNAL OLAHRAGA INDRAGIRI Vol. 1 No. 1 (2017): Jurnal Olahraga Indragiri
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Jasmani dan Rekreasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/joi.v1i1.196

Abstract

Secara umum pengertian olahraga adalah sebagai salah satu aktivitas fisik maupun psikis seseorang yang berguna untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan seseorang setelah olahraga. Islam memandang bahwa kesehatan itu sangat penting karena kesehatan merupakan hak asasi manusia, sesuatu yang sesuai dengan fitrah manusia dikarenakan Islam adalah agama yang sempurna lagi menyeluruh, yang meliputi semua aspek kehidupan manusia. Agama Islam dan olahraga memiliki korelasi atau hubungan dikarenakan setiap olahraga selalu mengedepankan sportifitas yang tak lain sangat berhubungan erat dengan kejujuran, kejujuran sangat perlu ditanamkan dalam setiap insan olahraga demi menjaga citra sportif dalam setiap pertandingan. Nabi Muhammad SAW, menurut sebuah hadis riwayat Imam Bukhari, menganjurkan para sahabatnya (termasuk seluruh umat Islam yang harus mengikuti sunnahnya) agar mampu menguasai bidang-bidang olahraga. Terutama berkuda, berenang, dan memanah. Tiga jenis olah raga yang dianjurkan Nabi Muhammad SAW itu, dapat dianggap sebagai sumber dari semua jenis olahraga yang ada pada zaman sekarang. Ketiganya, mengandung aspek kesehatan, keterampilan, kecermatan, sportifitas, dan kompetisi. Beberapa anggota Majelis Ulama Indonesia mempunyai pandangan yang sama tentang hukum olahraga menurut ajaran Islam, bahwa hukum olahraga adalah Sunah atau dianjurkan melakukannya selama pelaksanaannya menurut ajaran Islam. Tetapi apabila dalam pelaksanaannya bertentangan dengan syariat Islam seperti memakai pakaian yang membuka aurat dan menimbulkan nafsu seksual serta menimbulkan perbuatan maksiat, maka hukumnya adalah haram. Tidak ada pertentangan antara olahraga dan agama malah sebaliknya saling mengisi dan mendukung pada masing-masing aktivitas yang berbeda. Kontroversi yang terjadi, bukanlah persoalan nilai dan manfaatnya secara prinsip, melainkan pada media yang dipakai oleh para pelaku olahraga seperti; berbusana, tujuan individu dalam melakukan olahraga.
PROFESIONALISME DOSEN DALAM METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN Khairuddin Khairuddin
Jurnal Edukasi Vol 7 No 2 (2019): JURNAL EDUKASI
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/judek.v7i2.832

Abstract

Profesional adalah orang yang memiliki profesi atau pekerjaan yang dilakukan dengan memiliki kemampuan yang tinggi atau orang yang menjalankan profesi sesuai dengan keahliannya. Sementara profesionalisme sama dengan orang yang hidup dengan cara mempraktekkan suatu keterampilan yang mereka miliki dan terlibat dengan kegiatan yang sesuai dengan keahliannya tersebut. Metode mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar karena tujuan pembelajaran akan dapat di capai dengan penggunaan metode yang tepat. Dalam pembelajara banyak metode yang bisa digunakan dalam proses belajar mengajar, salah satunya metode diskusi. Maka dari itu metode diskusi adalah salah satu metode yang bisa diterapkan bahkan sering digunakan oleh dosen dalam pembelajaran. Metode diskusi merupakan metode yang paling popular di perguruan tinggi karena metode diskusi dianggap lebih efektif dalam mengembangkan kreatifitas, kemandirian dan kerjasama antara mahasiswa. Metode diskusi merupakan metode yang melatih mahasiswa untuk tampil percaya diri, punya ide sendiri, dan pengembangan ilmu pengetahuan secara alami, namun hal tersebut bisa terjadi jika metode diskusi dilaksanakan dengan baik dan benar di dalam pembelajaran.
MEMBANGUN PROFESIONALISME GURU DALAM ERA GLOBALISASI Khairuddin Khairuddin
Jurnal Edukasi Vol 8 No 1 (2020): JURNAL EDUKASI
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/judek.v8i1.1112

Abstract

Profesi guru pada dewasa ini sering dikategorikan sebagai profesi yang paling mendekati profesi penuh sebagaimana halnya dengan dokter, akuntan, pengacara, dan apoteker yang bersifat profesi, bernomor register, dan memiliki kode etik keprofesionalan sehingga guru benar-benar menjadi profesi yang membanggakan setara dengan profesi-profesi lainnya. Dari sini diharapkan dapat dijadikan tonggak kebangkitan guru untuk senantiasa terus meningkakan profesionalismenya dan sebagai upaya agar profesi guru menjadi daya tarik bagi siswa terbaik di negeri ini untuk menjadi guru. Dalam menjalankan tugasnya, guru lebih bersifat sebagai fasilitator sehingga siswa dapat berkembang menjadi dewasa yang utuh, maka dari itu model yang diutamakan adalah siswa yang aktif dan dominan. Tugas guru adalah memberi fasilitas agar siswa akhirnya belajar, mengolah bahan sehingga mengerti dan berkembang diri menjadi lebih dewasa. Guru harus lebih merangsang siswa untuk belajar, memberi dukungan, dan motivasi agar siswa mau terus belajar. Selain itu juga guru memberi tantangan kepada siswa, apa yang telah ditemukan oleh guru dipersoalkan sehingga siswa mengeluarkan segala pemikirannya untuk menjawab persoalan yang didiskusikan tersebut. Kemudian guru dan siswa mencari solusi bersama dan saling mengomunikasikan pemikiran masing-masing.
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DITENGAH PANDEMI COPID-19 Khairuddin Khairuddin
Jurnal Edukasi Vol 8 No 2 (2020): JURNAL EDUKASI
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/judek.v8i2.1161

Abstract

Saat ini dunia sedang dikejutkan dengan adanya virus yang mematikan, yaitu virus corona atau Covid-19. Coronavirus disease (Covid-19) ini mengguncang dunia. Kejadian besar yang dipicu penyakit menular ini di luar prediksi banyak kalangan sehingga memberi banyak perubahan kepada aspek kehidupan salah satunya bidang pendidikan. Sistem pendidikan di sekolah merupakan salah satu yang terkena dampak negatif dari meluasnya wabah virus corona. Oleh karena itu, sistem pendidikan harus beradaptasi dengan virus corona apalagi sampai saat ini tidak ada tanda-tanda masa pandemic ini akan berakhir. Demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19, pemerintah mengubah sistem pendidikan yang pada mulanya proses pembelajaran dilakukan di sekolah diganti menjadi pembelajaran dari rumah. Hal ini tentu menjadi tantangan bagi kepala sekolah untuk mengelola sebuah lembaga pendidikan dalam situasi yang berbeda. Kepala Sekolah dituntut kreatif dan menjadi motivator yang baik unutk merancang kurikulum dan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi darurat bencana covid-19 ini, melalui optimalisasi pemanfaatan teknologi bagi semua pihak disekolah dalam pelaksanaan model pembelajaran daring dengan menggunakan media seperti whatsApp, google classroom, zoom meeting dan sebagainya sehingga tercipta siswa yang memiliki kemampuan dan tujuan pendidikan tetap tercapai.
KONSEPSI ISLAM TENTANG TUHAN DAN IMPLIKASINYA PADA PENDIDIKAN Khairuddin
Jurnal Edukasi Vol 9 No 1 (2021): JURNAL EDUKASI
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/judek.v9i1.1547

Abstract

Dalam konsep Islam, Tuhan disebut Allah (bahasa Arab: الله‎) dan diyakini sebagai Zat Maha Tinggi Yang Nyata dan Esa, Pencipta Yang Maha Kuat dan Maha Tahu, Yang Abadi, Penentu Takdir, dan Hakim bagi semesta alam. Islam menitikberatkan konseptualisasi Tuhan sebagai Yang Tunggal dan Maha Kuasa (tauhid). Dia itu wahid dan Esa (ahad), Maha Pengasih dan Maha Kuasa. Menurut ajaran Islam, Tuhan muncul di mana pun tanpa harus menjelma dalam bentuk apapun. "Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui." (Al-'An'am :103). Sebagai pencipta, Allah itu maha esa dalam wujud-Nya, sifat-Nya dan perbuatan-Nya, oleh karena itu sifat Tuhan hendaknya ditransformasikan dalam pendidikan untuk mewujudkan manusia sebagai khalifah. Penciptaan dan penguasaan alam semesta menjadi saksi atas keesaan-Nya dan kuasa-Nya. Alam semestsa dirancang oleh Allah sebagai pasilitas hidup, yang harus dikembangkan melalui kreativitas manusia sehingga melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi, Tuhan harus dikenal melalui ciptaan-Nya sebagai tanda-tanda kekuasaan-Nya, pemahaman tentang eksistensi Tuhan merupakan tujuan pendidikan.
KONSEPSI ISLAM TENTANG ALAM DAN IMPLIKASINYA PADA PENDIDIKAN Khairuddin Khairuddin
Jurnal Edukasi Vol 9 No 2 (2021): JURNAL EDUKASI
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/judek.v9i2.1731

Abstract

Dalam konsep Islam, Alam dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah alam ghoib dan alam syahadah. Alam syahadah dalam istilah Inggris disebut universe yang artinya seluruhnya, yang dalam bahasa sehari-hari disebut sebagai alam semesta. Alam semesta merupakan ciptaan Allah yang diurus dengan kehendak dan perhatian Allah. Allah menciptakan alam semesta ini dengan susunan yang teratur dalam aspek biologi, fisika, kimia, dan geologi beserta semua kaidah sains. Penciptaan dan penguasaan alam semesta menjadi saksi atas keesaan-Nya dan kuasa-Nya. Alam semestsa dirancang oleh Allah sebagai pasilitas hidup, yang harus dikembangkan melalui kreativitas manusia sehingga melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi, Sunnatullah atau hukum Allah yang menyebabkan alam semesta selaras, serasi dan seimbang dipatuhi sepenuhnya oleh partikel atau zarrah yang menjadi unsur alam semesta. Hukum-hukum yang mengatur operasional alam harus dipelajari, sehingga peserta didik memilki keteraturan dalam hidupnya. Pendidikan hanya akan berhasil jika terjadi interkasi yang baik antara peserta didik dengan lingkungan seperti melestarikan lingkungan alam. Mempelajari alam dan hukum-hukum alam harus mengarah kepada alam sebagai tanda keagungan Tuhan.
KONSEPSI ISLAM TENTANG MANUSIA DAN IMPLIKASINYA PADA PENDIDIKAN Khairuddin Khairuddin
Jurnal Edukasi Vol 10 No 1 (2022): JURNAL EDUKASI
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/judek.v10i1.1972

Abstract

Secara tegas Allah menyatakan bahwa manusia merupakan puncak ciptaan-Nya dengan tingkat kesempurnaan dan keunikannya yang prima dibanding makhluk lainnya (QS.At-Tin:4). Namun begitu Allah juga memperingatkan bahwa kualitas kemanusiaannya masih belum selesai (setengah jadi), sehingga masih harus berjuang untuk menyempurnakan dirinya (QS.Asy-Syams:7-10). Proses penyempurnaan ini amat dimungkinkan karena pada dasarnya manusia itu fitri, hanif dan berakal ditambah lagi dengan datangnya para Rasul Tuhan pembawa kitab suci sebagai petunjuk hidup manusia (QS.An-Nisa:174). Kesempurnaan itu tidak akan tercapai bilamana manusia tidak mempergunakan akal secara baik dan benar serta tidak mengimplementasikan petunjuk Allah, maka derajat manusia sama dengan hewan (QS.al-A’raf: 179). Pendidikan secara sederhana adalah sebagai sebuah proses memanusiakan manusia, “man is the core of the educational process”, bahwa manusia adalah inti dari sebuah proses pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa manusia adalah obyek dan sekaligus pelaku pendidikan. Oleh sebab itu formulasi dan implementasi pendidikan harus selalu disandarkan pada konsepsi tentang hakekat manusia. Potensi akal yang dimiliki oleh manusia mampu menghasilkan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan tersebut harus ditumbuhkembangkan secara optimal dan terpadu melalui proses pendidikan. Pendidikan hendaklah mengembangkan potensi manusia secara simultan dan seimbang sehingga membimbing dan mengarahkan manusia agar mampu mengemban amanat dari Allah yaitu menjalankan tugas-tugas hidupnya sebagai ‘abdullah” (hamba Allah) dan sebagai “Khalifatullah” (wakil Allah) dimuka bumi
PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA PENDIDIKAN (DOSEN) BAGI PERGURUAN TINGGI Khairuddin Khairuddin
Al-Afkar : Jurnal Keislaman & Peradaban Vol 7 No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (633.549 KB) | DOI: 10.32520/afkar.v7i1.222

Abstract

Dosen sebagai sumber daya pendidikan perguruan tinggi memiliki peran yang sangat sentral dan strategis dalam meningkatkan kualitas perguruan tinggi, maka perlu dilakukan program peningkatan sumber daya pendidikan/dosen secara terencana, terarah dan berkesinambungan melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni program pendidikan, program penelitian, dan program pengabdian masyarakat. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui proses pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Tridarma Perguruan Tinggi), dengan tugas dan peran yang begitu strategis maka perguruan tinggi berkewajiban melakukan pembinaan dan pengembangan kepada para dosen dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan di perguruan tinggi.
Pelatihan Model Pengembangan Kurikulum 2013 Ahmad Ahmad; Edi Ardian; A. Muthalib; Edi Susrianto IP; Khairuddin Khairuddin
ABDIMASY: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2022): ABDIMASY: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : STAI Auliaurrasyidin Tembilahan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46963/ams.v3i1.533

Abstract

The curriculum as several educational plans needs to be developed dynamically according to the needs and changes that occur in society with reference to the development of curriculum models. In line with this, among the many models of curriculum development, one that must be considered is choosing a curriculum development model. The selection of the development model is not based on the advantages and benefits and opportunities for optimal results, but also needs to be adapted to the education system and education processing system adopted and which educational concept model is used. serves as a means to facilitate a communication, or as a perspective guide for making decisions, or as a planning guide Therefore, the model can help us form the concept of the process by showing certain principles and procedures, as for the purpose of this mentoring is to provide insight to teachers in the development of the 2013 curriculum model. In addition, teachers who pursue escape are expected to improve their skills in carrying out learning activities. To achieve the expected goals of this training, lectures, demonstrations, exercises and assignments are used. The targets in this service are teachers SMA Tengku Sulung districts Sungai Batang. The methods used are in the form of seminars, demonstrations, and exercises or assignments.
Bedah Buku Biografi Abah Lukmanul Hakim bin Haji Musthofa Al-Banjari (Tokoh Islam Kharismatik Enok Dalam Abad ke-XX) A. Muthalib; Khairuddin Khairuddin; Edi Ardian; Edi Susrianto; Nurbaidi Nurbaidi
ABDIMASY: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2022): ABDIMASY: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : STAI Auliaurrasyidin Tembilahan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46963/ams.v3i2.702

Abstract

Talking about the history of a scholar (Islamic figure) in this country always attracts attention from various groups to be studied and studied further, in order to take lessons from the sides of his life to be emulated, imitated or emulated in our families and communities wherever they are, because Scholars are heirs of the Prophets. The history of Abah Lukman can be summarized as follows: Abah Lukmanul Hakim was a Ulama from the land of Banjar who had studied Islam in the holy city of Mecca and then after he returned to Indonesia then madam (wandered) to Indragiri Riau around 1914. Abah Lukmanul Hakim had studied with Mr. Sapat in Hidayat Village. At that time Abah lived in Tekulai Hilir. He was one of the special students when he studied at Hidayat, because in general he had studied the books studied in the village when he was in Mecca, but he wanted to take "blessings" from the descendants of Sheikh Muhammad Arsyad Al-Banjari who was famous in Tanah Banjar, a Ulama. Besar who authored the book "Sabilal Muhtadin", then after Tuan Guru Sapat died in 1939 Abah Lukman moved to Enok Dalam; Abah Lukmanul Hakim is someone who is consistent (consistent) in carrying out Islamic law; The legal basis for Abah Lukmanul Hakim being allowed to keep dogs for his community members at that time was to guard the coconut plantations, so that all the plants in their gardens were protected from pests such as pigs, monkeys and so on; Abah Lukmanul Hakim in the eyes of the people is a pious person. The heirs (sons and daughters) of Abah Lukmanul Hakim until this booklet was written, two people are still alive, namely: 1. Hj. Saibah and 2. Asy'ari, While in general there are still many grandchildren and they are scattered in several provinces in Indonesia such as: Jakarta, South Kalimantan, North Sumatra, Batam, Riau Islands, however, they mostly live in the Indragiri Hilir region of Riau, such as in Kec. Enok, Kec. Tempuling, Echo, Keteman (Scissors), and Kempas.