Sandhy Arya Pratama
Departemen Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

HUBUNGAN FAKTOR USIA DENGAN KELELAHAN PADA PASIEN SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS (SLE) DI KOMUNITAS LAMPUNG TAHUN 2019 Firhat Esfandiari; Sandhy Arya Pratama; Resati Nando Panonsih; Resia Evel Roselen
Jurnal Medika Malahayati Vol 4, No 4 (2020): Volume 4 Nomor 4
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.67 KB) | DOI: 10.33024/jmm.v4i4.2537

Abstract

Systemic Lupus Erythematosus (SLE) terjadi karena produksi antibodi didalam tubuh berlebihan terhadap komponen inti sel, sehingga menyebabkan berbagai gejala klinis pada organ. Kelelahan merupakan penyebab utama morbiditas pada penderita SLE. Berdasarkan data dari komunitas odapus Lampung dan Rumah Sakit, setiap bulannya ada sekitar 5-6 orang meninggal karena penyakit lupus dari 150 anggota komunitas tersebut. Diketahui hubungan faktor usia dengan kelelahan pada pasien Systemic Lupus Erythematosus di Lampung Tahun 2019. Jenis penelitian kuantitatif, rancangan analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 140 orang penderita Systemic Lupus Erythematosus (SLE) di Komunitas Odapus Lampung Tahun 2019. Responden yang memenuhi persyaratan dan masuk pada kriteria inklusi yaitu 61 orang. Teknik analisis data menggunakan uji chi square. Distribusi frekuensi usia pada pasien systemic lupus erytematosus (SLE) di Komunitas Odapus Lampung (KOL) sebagian besar dengan kategori usia 26-35 tahun (dewasa awal) sebanyak 20 responden (32,8%), gambaran tingkat kelelahan sebagian besar dengan kategori kelelahan sebanyak 38 responden (62,3%).  Ada hubungan antara faktor usia dengan kelelahan pada pasien Systemic Lupus Erythematosus (SLE) di Komunitas Odapus Lampung (KOL) Tahun 2019 (p-valeu 0,019 ˂ α = 0,05). Ada hubungan antara faktor usia dengan kelelahan pada pasien Systemic Lupus Erythematosus (SLE) di Komunitas Odapus Lampung (KOL) Tahun 2019. Disarankan bagi petugas kesehatan untuk mengedukasi dan mengingatkan pasien dan keluarga pasien untuk mengurangi dan membatasi aktivitas yang bisa menyebabkan kelelahan.
GAMBARAN GEJALA KLINIS DAN HASIL PEMERIKSAAN CT SCAN KEPALA PADA PASIEN CEDERA KEPALA DENGAN GCS 13-15 DI RUANG RAWAT INAP PENYAKIT SARAF BOUGENVIL RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG Sandhy Arya Pratama
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 7, No 2 (2020): Volume 7 Nomor 2
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.87 KB) | DOI: 10.33024/jikk.v7i2.2746

Abstract

Cedera kepala adalah salah satu penyebab kematian utama dikalangan usia produktif antara 15-44 tahun. Computed Tomography Scan (CT Scan) Kepala mempunyai indikasi untuk cidera kepala sedang sampai berat, sedangkan cedera kepala ringan diperlukan hanya untuk indikasi tertentu.6 Penelitian dilakukan untuk mengetahui gambaran gejala klinis dan hasil pemeriksaan CT Scan kepala pada cedera kepala dengan GCS (Glasgow Coma Scale) 13-15. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif observasional dengan pendekatan studi retrospektif.26 Penelitian ini melibatkan 99 sampel pasien yang ditentukan yang datang berobat dan dirawat di Ruang Rawat Inap Penyakit Saraf Bougenvil RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Data dianalisis dan di interpretasikan dengan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan penderita cedera kepala dengan GCS 13-15 terbanyak berdasarkan Umur dijumpai pada kelompok umur 17-25 tahun sebanyak 22 kasus (22,2%). Sebagian besar pasien cedera kepala berjenis kelamin Laki-laki yaitu sebanyak 72 orang (72,7%). Sebagian besar pasien memiliki aktivitas atau pekerjaan sebagai pelajar sebanyak 28 orang (28,3%). Penyebab cedera terbanyak dari kecelakaan lalu lintas sebanyak 85 orang (85,9%). Sebagian besar memiliki gejala klinis sakit kepala yaitu sebanyak sebesar 81 orang. Pasien memiliki hasil pemeriksaan CT Scan kepala abnormal yaitu sebesar 61 orang (61,6%). Kelainan yang didapat yaitu fraktur kranial sebanyak 11 orang (11,1%), SDH sebanyak 10 orang (10,1%), EDH sebanyak 6 orang (6,1%), SAH sebanyak 6 orang (6,1%), Edema serebri sebanyak 6 orang (6,1%), ICH sebanyak 3 orang (3,0%).
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDATON BANDAR LAMPUNG Balqist Ar Rahmah; Rakhmi Rafie; Sandhy Arya Pratama; Marisa Anggraini
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 10, No 8 (2023): Volume 10 Nomor 8
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v10i8.9869

Abstract

Abstrak : Hubungan Antara Status Gizi Dengan Kejadian Tuberkulosis DiWilayah Kerja Puskesmas Kedaton Bandar Lampung. Tuberkulosis (TB)merupakan penyakit menular kronis yang menginfeksi paru-paru terutama padaseseorang dengan kondisi tidak baik salah satu faktornya adalah status gizi. Statusgizi berperan penting dalam mencegah timbulnya suatu penyakit sepertiTuberkulosis. Mengetahui hubungan antara status gizi dengan kejadian tuberkulosisdi Wilayah Kerja Puskesmas Kedaton Bandar Lampung Tahun 2022. Menggunakananalitik kuantitatif dengan rancangan penelitian ini menggunakan rancangan crosssectional. Berdasdarkan kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan sampel sebanyak396 orang. Analisa data menggunakan uji chi square. Diketahui distribusi frekuensiresponden dari status gizi adalah normal dan lebih sebanyak 307 orang (77.5%).Distribusi frekuensi responden adalah Non TB paru sebanyak 287 orang (72.5%).Terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kejadian TB paru (pvalue= 0.000). Ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kejadianTB paru.