Budi I. Santoso
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Old Perineal Rupture - From Diagnosis to Reparation: Ruptur Perineum Lama: Diagnosis sampai Perbaikan Budi I. Santoso; Nadir Chan; Leonardo Leonardo
Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology Volume 7 No. 3 July 2019
Publisher : Indonesian Socety of Obstetrics and Gynecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (62.549 KB) | DOI: 10.32771/inajog.v7i3.664

Abstract

Abstract Objective: To describe and discuss the technique to diagnose, preparing the reparation and postoperative management in old perineal rupture case.Methods: A 28-year-old primipara woman was referred to YPK Mandiri Hospital after having incontinence to flatus, to urinate and passive soiling. Three months before admission, she had her first child through vaginal delivery.Discussion: She was diagnosed with a third-degree obstetric anal sphincter injury (OASIS). Rectal examination with digital palpation (pill-rolling motion) and ultrasound examination, revealed a distinct gap anteriorly (10 – 2 o'clock). End to end technique was preferred to repair the defect.Conclusion: A good understanding of perineal and anal sphincter anatomy is essential to diagnose OASIS. The aim of reconstructive surgery is to restore the continuity of both the external and internal anal sphincters. Ideally, the repair should be performed as soon as possible after the injury.Keywords:obstetric anal sphincter injuries, OASIS, third-degree tear, perineum, perineal trauma. Abstrak Tujuan:Untuk mendeskripsikan dan diskusi tentang tehnik dalam mendiagnosa, mempersiapkan operasi reparasi dan manajemen pasca operasi pada kasus rupture perineum lama.Metode:Sebuah laporan kasus yang diambil dari pasien perrempuan 28 tahun primipara yang dirujuk ke RS YPK Mandiri setelah mengeluhkan inkontinensia flatus, urin, dan keluarnya feses tanpa disadari. Tiga bulan sebelumnya, pasien melahirkan anak pertama melalui persalinan pervaginam.Diskusi: Diagnosa pasien adalah cedera sfingter ani obstetrik derajat tiga. Pemeriksaan rektal dengan palpasi digital (gerakan pill-rolling) dan pemeriksaan ultrasonografi, memperlihatkan adanya penipisan di daerah anterior (arah jam 10 – 2). Teknik end to end dipilih untuk memperbaiki defek.Kesimpulan:Pengetahuan yang baik mengenai anatomi perineum dan sfingter ani penting untuk mendiagnosis OASIS. Tujuan utama dari operasi rekonstruksi adalah untuk memperbaiki kontinuitas dari sfingter ani eksternal dan internal. Idealnya, reparasi dilakukan secepat mungkin setelah terjadinya cedera. Kata kunci: cedera sfingter ani obstetrik, OASIS, perineum, trauma perineum, robekan derajat tiga
A Preliminary Study: The Effectiveness of CO2 Laser Therapy for Stress Urinary Incontinence: Sebuah Studi Awal: Efektivitas Terapi Laser CO2 sebagai Terapi Inkontinensia Urin Tipe Tekanan Fernandi Moegni; Nadir Chan; Budi I. Santoso; Raymond Surya; Leonardo Tanamas
Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology Volume 8 No. 4 October 2020
Publisher : Indonesian Socety of Obstetrics and Gynecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32771/inajog.v8i4.763

Abstract

Objective: To evaluate the role of fractioned CO2 laser intravaginal as a non-invasive treatment for relieving stress urinary incontinence (SUI) symptoms.Methods: This was a prospective, quasi-experimental study in patients with SUI. The patients were treated through three different sessions in a month apart by the fractioned CO2 laser Femilift©, produced by Alma Lasers. The patients fi lled and completed questionnaires about continence assessment, quality of life, and sexuality before and after therapy based on PISQ-12 and ICIQ-UI questionnaire. Perineometry was performed to prove the outcome.Results: Twenty women were enrolled. At 4 weeks following the third treatment, there was a signifi cant improvement for continence assessment (7.70 ± 4.38 to 4.50 ± 2.88; p < 0.001), quality of life and sexuality (28.13 ± 7.06 to 33.13 ±7.80; p < 0.001), and vaginal perineometer results (37.20 ± 17.24 to 48.80 ± 16.72; p = 0.009).Conclusions: Fractioned CO2 intravaginal laser has a role in improving SUI symptoms.Keywords: fractioned CO2 laser, stress urinary incontinence, vaginal rejuvenation. AbstrakTujuan: Untuk mengetahui efektivitas terapi laser CO2 terfraksi intravaginal sebagai terapi non-invasif untuk mengurangi gejala inkontinensia urine (IU) tipe tekanan.Metode: Penelitian ini merupakan studi prospektif, quasieksperimental pada pasien dengan inkontinensia urin (IU) tipe tekanan yang mengikuti terapi laser CO2 terfraksi intravaginal tiga sesi berbeda, dengan jarak satu bulan menggunakan laser CO2 terfraksi Femilift© dari Alma Lasers. Subjek mengisi kuesioner mengenai penilaian kontinensia, kualitas hidup dan kehidupan seksual sebelum dan sesudah terapi (kuesioner PISQ-12 dan ICIQ-UI). Selain kuesioner, pemeriksaan perineometri juga dilakukan pada beberapa subjek penelitian untuk membuktikan efektivitas terapi.Hasil: Dua puluh subjek ikut dalam penelitian ini. Penilaian pada minggu keempat setelah sesi terapi ketiga, menunjukkan peningkatan yang signifi kan pada penilaian kontinensia (7.70 ± 4.38 ke 4.50 ± 2.88; p < 0.001), pada kualitas hidup dan kehidupan seksual (28.13 ± 7.06 ke 33.13 ±7.80; p < 0.001), dan pada hasil perineometri (37.20 ± 17.24 ke 48.80 ± 16.72; p = 0.009).Kesimpulan: Terapi laser CO2 terfraksi intravaginal menunjukkan kecenderungan untuk mengurangi gejalainkontinensia urine (IU) tipe tekanan.Kata kunci: inkontinensia urin tipe tekanan, terapi laser CO2 terfraksi intravaginal, vaginal rejuvenation.