Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Evaluasi Penularan Filariasis Limfatik di Provinsi Riau dan Bangka Belitung: Parasit pada Manusia dan Reservoir Santoso Santoso; Yahya Yahya; Lasbudi Pertama Ambarita; Anif Budiyanto; Nungki Hapsari Suryaningtyas; I Gede Wempi DSP; Yanelza Supranelfy; Tanwirotun Ni'mah; Anorital Anorital; Rita Marleta Dewi
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Volume 15 Nomor 2 Desember 2019
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.936 KB) | DOI: 10.22435/blb.v15i2.1625

Abstract

Mass treatment and evaluation surveys of filariasis transmission were strategies in the control of lymphatic filariasis. Mass Drug Administration (MDA) stop period surveillance is required for five years before obtaining a lymphatic filariasis elimination certificate. The aim of conducting the study was to evaluate the activities of lymphatic filariasis elimination in areas that have been doing MDA for five years. During July-November 2017, fingertip blood samples of people aged five years and examination of reservoir animals was done in Riau and Bangka Belitung Province. The results of the study found that in Kuatan Singingi and Pelalawan district Mf rate was <1%, in West Bangka and Belitung districts Mf rate> 1% with all specied identified as Brugia malayi. Survey of animal reservoir obtained positive of B. malayi on two cats (Felis attus), one dog (Canis familiaris), and one monkey (Macaca fascicularis). Riau Province was not a filariasis endemic area (Mf rate <1%), while Bangka Belitung Province Mf rate was still >1%. The risk of transmission in Kuantan Singingi District was already low, while in Pelalawan regency, West Bangka and Belitung were still high.
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini Pada Praktik Mandiri Bidan Vima Erwani; Irfana Triwijayanti; Anif Budiyanto
Cendekia Medika: Jurnal Stikes Al-Ma`arif Baturaja Vol. 8 No. 1 (2023): Cendekia Medika : Jurnal STIKes Al-Ma'arif Baturaja
Publisher : LPPM STIKES Al-Ma'arif Baturaja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52235/cendekiamedika.v8i1.199

Abstract

Ketuban Pecah Dini (KPD) merupakan masalah penting dalam obstetri dan merupakan penyebab terbesar persalinan prematur dengan berbagai akibatnya. Kejadian Ketuban Pecah Dini terjadi pada 6-20% kehamilan. Komplikasi  bayi akibat ketuban pecah dini biasanya menyebabkan ibu mengalami partus lama dan infeksi, atonia uteri,  pendarahan post partum atau infeksi nifas, pada bayi mengalami IUFD,  asfiksia, prematuritas.  Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Ketuban Pecah Dini di PMB di Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu.  Penelitian dilakukan selama tiga bulan sejak Bulan September sampai November tahun 2022. Desain penelitian crossectional. Sampel yang diambil adalah semua ibu bersalin yang melakukan persalinan di sepuluh PMB periode Bulan September sampai November 2022. Total ibu bersalin pada periode Bulan September-November berjumlah 82 orang, dan ada 15 orang Ibu bersalin yang mengalami KPD (18,3%). Enam variabel yang dianalisis yakni Usia Ibu, Umur kehamilan, paritas, riwayat trauma, infeksi dan perilaku merokok, hanya ada dua variabel yang berhubungan signifikan dengan kejadian Ketuban Pecah Dini, yakni variabel paritas (p.value 0,049) dan variabel infeksi (p.value 0,040). Perlu peningkatan pengetahuan ibu hamil terkait dengan faktor risiko terjadinya KPD melalui penyuluhan ketika bumil\melakukan ANC baik di Posyandu maupun di PMB. Ibu hamil selalu diingatkan agar melakukan ANC secara rutin untuk memantau kehamilannya, sehingga risiko terjadinya KPD dapat diminimalisir.