Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Pengoperasian Overhead Crane Menggunakan Metode SWIFT (Structured What If Technique) di PT. ABC Muhamad Bob Anthony
Jurnal Media Teknik dan Sistem Industri Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Suryakancana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35194/jmtsi.v4i1.889

Abstract

Abstract— PT. ABC is one of the national steel industry companies that has a steel production capacity of three million tons more steel per year and the crane is one of the main equipment used at PT. ABC. Crane has a function as a lifting equipment used to move an object or item from one place to another and the type of crane used at PT. ABC is a type of overhead crane. The use of overhead cranes has various potential hazards both during the routine and non-routine lifting process so that the use of overhead cranes has a very high risk of work accidents. From accident data on overhead crane operations at PT. ABC, there were 27 accident cases from 2016 - 2018 that showed the high level of work accidents that occurred. The SWIFT (Structural What If Analysis) method is a technique for identifying hazards by asking what if (what if) keywords. The purpose of this study was to determine the dangers and risks of overhead crane operations at PT. ABC and provide recommendations for improvements to reduce the level of risk of work accidents. Analysis of the worksheet using the SWIFT (structural what if analysis) method produces 18 potential hazards in overhead crane operations and based on RRN (Risk Rating Number) calculations, there are 9 main priority hazards, 5 medium priority hazards, 2 low priority hazards and 2 priority hazards the lowest. Improvement recommendations are made based on the level of risk with the highest priority to prevent and reduce the risk of work accident in overhead crane operations.Keywords— Overhead crane, Potential hazard, Risk Rating Number, SWIFT. Abstrak— PT. ABC merupakan salah satu perusahaan industri baja nasional yang mempunyai kapasitas produksi baja sebesar tiga juta ton lebih baja per tahunnya dan crane merupakan salah satu peralatan utama yang digunakan di PT. ABC. Crane memiliki fungsi sebagai pesawat angkat angkut yang digunakan untuk memindahkan suatu benda atau barang dari tempat yang satu ke tempat lainnya dan jenis crane yang digunakan di PT. ABC adalah jenis overhead crane. Penggunaan overhead crane mempunyai berbagai potensi bahaya baik itu saat proses pengangkatan yang bersifat rutin maupun non rutin sehingga penggunaan overhead crane memiliki risiko kecelakaan kerja yang sangat tinggi. Dari data kecelakaan pada pengoperasian overhead crane di PT. ABC terdapat 27 kasus kecelakaan dari tahun 2016 - 2018 yang menunjukkan masih tingginya tingkat kecelakaan kerja yang terjadi. Metode SWIFT (Structural What If Analysis) adalah suatu teknik untuk mengidentifikasi bahaya dengan pendekatan bertanya menggunakan kata kunci what if (bagaimana jika). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bahaya dan risiko pada pekerjaan pengoperasian overhead crane di PT. ABC serta memberikan rekomendasi perbaikan untuk mengurangi tingkat risiko kecelakaan kerja. Analisa lembar kerja menggunakan Metode SWIFT (structural what if analysis) menghasilkan 18 potensi bahaya pada pekerjaan pengoperasian overhead crane dan berdasarkan perhitungan RRN (Risk Rating Number), terdapat 9 bahaya prioritas utama, 5 bahaya prioritas menengah, 2 bahaya prioritas rendah dan 2 bahaya prioritas paling rendah. Rekomendasi perbaikan dibuat berdasarkan tingkat risiko dengan prioritas utama untuk mencegah dan mengurangi tingkat risiko kecelakan kerja pada pengoperasian overhead crane.Kata kunci— Overhead crane, Potensi bahaya, Risk Rating Number, SWIFT. 
ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PENGOPERASIAN RECIPROCATING COMPRESSOR MENGGUNAKAN METODE SWIFT (STRUCTURED WHAT IF TECHNIQUE) DI PT. ABC Muhamad Bob Anthony
Industri Inovatif : Jurnal Teknik Industri Vol 11 No 1 (2021): Inovatif Vol. 11 No. 1
Publisher : Prodi Teknik Industri S1 Institut Teknologi Nasional Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36040/industri.v11i1.3413

Abstract

PT. ABC merupakan salah satu perusahaan nasional yang bergerak dibidang penjualan gas alam untuk industri dan reciprocating compressor merupakan salah satu peralatan utama yang digunakan di PT. ABC. Kompresor memiliki fungsi untuk menaikkan tekanan gas alam dari tekanan gas rendah menjadi tekanan gas tinggi dan jenis kompresor yang dipakai oleh PT. ABC adalah jenis reciprocating compressor. Penggunaan reciprocating compressor mempunyai berbagai potensi bahaya baik itu saat proses operasional yang bersifat rutin maupun saat proses operasional yang bersifat tidak rutin sehingga penggunaan reciprocating compressor memiliki risiko kecelakaan kerja yang sangat tinggi. Dari data kejadian kecelakaan kerja pada pengoperasian reciprocating compressor di PT. ABC terdapat 13 kejadian kecelakaan kerja dan ini menggambarkan masih tingginya tingkat kecelakaan kerja yang terjadi. Metode SWIFT (Structural What If Analysis) adalah suatu teknik untuk mengidentifikasi bahaya dengan pendekatan bertanya menggunakan kata kunci what if (bagaimana jika). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi bahaya apa saja yang ada di reciprocating compressor dengan menggunakan metode what if analysis, mengetahui risiko kecelakaan kerja yang ada pada pengoperasian reciprocating compressor dan memberikan rekomendasi perbaikan yang menjadi prioritas utama pada pengoperasian reciprocating compressor. Analisa lembar kerja menggunakan Metode SWIFT (structural what if analysis) menghasilkan 18 potensi bahaya pada pekerjaan pengoperasian reciprocating compressor dan berdasarkan perhitungan RRN (Risk Rating Number), terdapat 9 bahaya prioritas utama, 5 bahaya prioritas menengah, 3 bahaya prioritas rendah dan 1 bahaya prioritas paling rendah. Rekomendasi perbaikan dibuat berdasarkan tingkat risiko dengan prioritas utama untuk mencegah dan mengurangi tingkat risiko kecelakan kerja pada pengoperasian reciprocating compressor.