Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengembangan Ketrampilan Berpikir Tingkat Tinggi dengan Menggunakan Strategi Metakognitif Model Pembelajaran Problem Based Learning Sucipto Sucipto
Jurnal Pendidikan (Teori dan Praktik) Vol 2 No 1 (2017): Volume 2, Nomor 1, April 2017
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jp.v2n1.p77-85

Abstract

AbstrakSecara umum capaian ketrampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik masih rendah dibanding negara lain. Untuk mengembangkan keterampilan berpikir  tingkat  tinggi, pendidik dituntut untuk menciptakan suasana belajar yang  mendukung  dan  menggunakan   strategi pembelajaran. Upaya meningkatkan ketrampilan berpikir peserta didik dapat dilakukan dengan meningkatkan ketrampilan metakognisinya. Ada berbagai jenis strategi metakognitif yang dapat dipilih pendidik, satu diantaranya menggunakan strategi pemecahan masalah (problem solving). Dalam proses pemecahan masalah, individu menggunakan kedua kemampuan kognitif dan keterampilan praktis, yang meliputi kegiatan metakognitif seperti analisis, sintesis dan evaluasi. Pembelajaran  berbasis masalah merupakan pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi siswa dalam situasi yang berorientasi pada masalah yang nyata, termasuk di dalamnya belajar bagaimana belajar. AbstractIn general, higher order thinking skills achievements of learners is still low compared to other countries. To develop higher order thinking skills, educators are required to create a learning atmosphere that supports and use learning strategies. Efforts to improve thinking skills that learners can do to improve metacognitive skills. There are different types of metacognitive strategies that can be selected educators, one of which uses problem solving strategies. In the process of solving problems, individuals using both cognitive abilities and practical skills, which include metacognitive activities such as analysis, synthesis and evaluation. Problem-based learning is an instructional approach used to stimulate students' higher order thinking in situations oriented real problems, including learning how to learn.
Struktur Naratif Legenda Candi Pari dan Candi Sumur di Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo Mifta Khuljannah; Sucipto Sucipto; Boedi Martono
Silampari Bisa: Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa Indonesia, Daerah, dan Asing Vol 3 No 1 (2020): Silampari Bisa: Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa Indonesia, Daerah, dan Asing
Publisher : LP4MK STKIP PGRI Lubuklinggau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31540/silamparibisa.v3i1.822

Abstract

One culture that is still inherent in society is oral literature. Oral literature existed before the public recognized written literature, but its existence is difficult to preserve because it depends on the speaker. In this connection, the researcher was interested and wanted to explore the narrative structure of the Pari and Sumur Temples in Porong District, Sidoarjo Regency. The theory used in this research was Maranda's narrative analysis theory and Kasim's comparative literature. The method used is descriptive qualitative because the data analyzed in the form of words or sentences. Data sources came from in-depth interviews with several informants. Data collection techniques used by researchers are observation, interviews, recording, recording, documentation, transcript techniques, and transliteration techniques. To obtain valid data, researchers used source triangulation by comparing information obtained from several different informants. The results of this study indicate that there is a linkage between the term narrative structure and function in the legend of Pari Temple and Sumur Temple. The most prominent characteristic between the two temples is that the Pari Temple is always synonymous with places of worship for Hindus, while the Sumur Temple is used as a place to take water to purify oneself before worshiping at Pari Temple.
ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA PADA KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS SISWA KELAS XI SMA ISLAM PARLAUNGAN WARU KABUPATEN SIDOARJO Arkilas Y. Rahayaan; Sucipto Sucipto; Haerussaleh Haerussaleh
Widyabastra : Jurnal Ilmiah Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Universitas PGRI Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam bahasa Indonesia terdapat beberapa kata yang artinya yaitu; penyimpangan, pelanggaran, dan kekhilafan, kesalahan berbahasa sendiri dianggap sebagai bagian dari proses belajar-mengajar, baik belajar secara formal maupun tidak formal. Kesalahan berbahasa yang terjadi atau dilakukan oleh siswa dalam suatu proses belajar-mengajar mengimplikasikan bahwa tujuan pengajaran bahasa Indonesia belum tercapai secara maksimal sehingga masih banyak masyarakat Indonesia yang melakukan kesalahan dalam berbahasa. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif karena data yang dianalisis berupa kata-kata atau kalimat. Sumber data berasal dari karangan narasi ekspositoris siswa kelas xi SMA Islam Parlaungan.Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti yaitu berupa teknik tes yang berbentuk tugas. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kesalahan berbahasa yang dilakukan siswa-siswi ini karena adanya pengaruh dari bahasa daerah dan beberapa dari mereka yang belum mengetahui tentang cara penulisan kosakata yang baik dan benar sesuai EBI.
Pengembangan Ketrampilan Berpikir Tingkat Tinggi dengan Menggunakan Strategi Metakognitif Model Pembelajaran Problem Based Learning Sucipto Sucipto
Jurnal Pendidikan (Teori dan Praktik) Vol 2 No 1 (2017): Volume 2, Nomor 1, April 2017
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (545.345 KB) | DOI: 10.26740/jp.v2n1.p77-85

Abstract

AbstrakSecara umum capaian ketrampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik masih rendah dibanding negara lain. Untuk mengembangkan keterampilan berpikir  tingkat  tinggi, pendidik dituntut untuk menciptakan suasana belajar yang  mendukung  dan  menggunakan   strategi pembelajaran. Upaya meningkatkan ketrampilan berpikir peserta didik dapat dilakukan dengan meningkatkan ketrampilan metakognisinya. Ada berbagai jenis strategi metakognitif yang dapat dipilih pendidik, satu diantaranya menggunakan strategi pemecahan masalah (problem solving). Dalam proses pemecahan masalah, individu menggunakan kedua kemampuan kognitif dan keterampilan praktis, yang meliputi kegiatan metakognitif seperti analisis, sintesis dan evaluasi. Pembelajaran  berbasis masalah merupakan pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi siswa dalam situasi yang berorientasi pada masalah yang nyata, termasuk di dalamnya belajar bagaimana belajar. AbstractIn general, higher order thinking skills achievements of learners is still low compared to other countries. To develop higher order thinking skills, educators are required to create a learning atmosphere that supports and use learning strategies. Efforts to improve thinking skills that learners can do to improve metacognitive skills. There are different types of metacognitive strategies that can be selected educators, one of which uses problem solving strategies. In the process of solving problems, individuals using both cognitive abilities and practical skills, which include metacognitive activities such as analysis, synthesis and evaluation. Problem-based learning is an instructional approach used to stimulate students' higher order thinking in situations oriented real problems, including learning how to learn.