Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas XI melalui studi kasus siswa kelas XI IPA 1 di SMA Negeri 1 Sanden. Penelitian merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 1 di SMA Negeri 1 Sanden yang berjumlah 28 orang. Teknik perolehan sample adalah dengan metode purposive sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes berpikir ilmiah, observasi dan wawancara. Instrumen tes kemampuan berpikiri lmiah berjumlah 25 soal dan memuat indikator berpikir ilmiah meliputi: inquiry, analisis, inferensi, argumentasi. Instrumen untuk observasi berupa lembar observasi pembelajaran, dan instrumen wawancara menggunakan pedoman wawancara. Tes kemampuan berpikir ilmiah yang digunakan dalam penelitian ini telah divalidasi. Data yang diperoleh diuji dengan menggunakan statistika deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan berpikir ilmiah siswa masih rendah. Rata-rata skor yang diperoleh siswa dalam mengerjakan keseluruhan soal kemamapuan berpikir ilmiah adalah 65,1. Skor yang dicapai siswa tersebut dibawah KKM yang ditetapkan sekolah. Hal ini mengindikasikan kemampuan berpikir ilmiah siswa secara umum cukup rendah. Hasil pengukuran pada tiap aspek berpikir ilmiah menunjukan rata-rata skor yang diperoleh siswa kurang maksimal, aspek berpikir ilmiah meliputi: Aspek inkuiri menunjukkan capaian rata-rata skor siswa 25,83; Aspek Analisis menunjukkan rata-rata skor siswa 31,33; aspek inferensi menunjukkan rata-rata skor siswa 47; dan aspek argumentasi memiliki rerata skor yang tertinnggi yaitu 66. Kurang maksimalnya perolehan skor tes berpikir ilmiah secara umum disebabkan siswa belum terbiasa dilatihkan kemampuan berpikir ilmiah dalam pembelajaran. Pelatihan berpikir ilmiah dalam pembelajaran, dapat dilakukan dengan penggunann model pembelajaran yang melatih siswa untuk dapat menemukan pengetahuan seperti peneliti melakukan proses penelitian yaitu dengan model pembelajaran berbasis inkuiri. Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut, peneliti merekomendasikan adanya penelitian lanjutan berupa tindak lanjut untuk menyelesaikan masalah berpikir ilmiah siswa.