Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

EDUCATING CHILDREN BY UNDERSTANDING THEIR DEVELOPMENTAL PSYCHOLOGY Suciati Suciati
ELEMENTARY: Islamic Teacher Journal Vol 3, No 2 (2015): Elementary
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/elementary.v3i2.1458

Abstract

Children are figures that parents do the best for them.The most valuable thing given by parents to children is education.In educating and teaching children, especially elementary students,parents and teachers often find it difficult. Lack of motivation isthe reason children are always first and foremost. To increasetheir motivation, parents and teachers need to understand thepsychology of child development. Elementary school age childrenhave different developmental psychology characteristics. Thesecharacteristics are classified into four points: physical, social,language, and cognitive. By understanding the characteristics ofpsychological development of children, parents and teachers mustteach and educate children in accordance with their developmentand not do things that are unwanted by children. It was provedthat any children of different ages have different developmentalpsychology. By understanding the psychology of their development,parents and teachers can teach and educate them easily knowingwhat can make children motivated and to obtain the best results ineducation, parents and teachers or schools to work together.
Media Pembelajaran Berbasis Webtoon Untuk Menafsirkan Pandangan Pengarang Dalam Novel Suciati Suciati; Sumarti Sumarti; Iing Sunarti
J-Simbol: Jurnal Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 6, No 1 Apr (2018): J-Simbol: Jurnal Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (631.169 KB)

Abstract

This study was the development of webtoon-based literary learning media. The purpose of this study was to produce media, to test the feasibility of the media, and test the effectiveness of webtoon-based literary learning media to interpret the author's views in the novel Maafkan Aku, Kuala Mesuji written by Fajar for senior high school students. This study used the Research and Development (R D) method referring to the Borg and Gall model. The results of this study were (1) webtoon-based learning media entitled "Practical Tips for Interpreting the Viewer's Angle through the Webtoon", (2) webtoon was siotable to be used as learning media worthy of use as learning media to interpret the author's views according to the results of validation tests from experts, teachers , and peseta students, (3) the webtoon media proved to be effective in increasing students' learning abilities with the acquisition of an average value of pre test 65 and post test 88 with an average effectiveness of 0.71 with a high category.Penelitian ini ialah pengembangan media pembelajaran sastra berbasis webtoon, tujuan penelitian ini untuk menghasilkan media, menguji kelayakan media, dan menguji efektivitas media pembelajaran sastra berbasis webtoon untuk menafsirkan pandangan pengarang dalam novel Maafkan Aku, Kuala Mesuji Karya Fajar untuk siswa SMA kelas XII. Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R D) mengacu pada model Borg and Gall. Hasil penelitian ini berupa (1) media pembelajaran berbasis webtoon dengan judul ”Kiat Praktis Menafsir Sudut Pandang Pengarang Melalui Webtoon”, (2) media webtoon layak digunakan sebagai media pembelajaran menafsir pandangan pengarang sesuai dengan hasil uji validasi dari para ahli, guru, maupun peseta didik, (3) media webtoon terbukti efektif meningkatkan kemampuan belajar siswa dengan perolehan nilai rata-rata pre test 65 dan post test 88 dengan efektivitas rata-rata 0,71 dengan kategori tinggi.Kata Kunci: media, webtoon, pandangan pengarang.
Kecerdasan Visual-Spasial Siswa pada Soal Tes Potensi Akademik melalui Model Pembelajaran Picture and Picture di SMA Negeri 10 Banda Aceh Suciati Suciati; Suhartati Suhartati; Mukhlis Hidayat
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika Vol 4, No 1 (2019): Februari 2019
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.416 KB)

Abstract

Kecerdasan visual-spasial merupakan kecerdasan yang diujikan pada soal TPA ujian masuk perguruan tinggi melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Namun kecerdasan visual-spasial belum terakomodir secara eksplisit dalam kurikulum sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecerdasan visual-spasial siswa pada soal tes potensi akademik melalui model pembelajaran picture and picture. Pendekatan dan jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis pre-test and post-test group design. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMAN 10 Banda Aceh. Sampel penelitian dipilih secara acak yaitu siswa kelas XI-1 yang berjumlah 25 siswa. Instrumen penelitian yaitu tes kecerdasan visual-spasial. Data kecerdasan visual-spasial tersebut dianalisis dengan menggunakan uji t paired t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kecerdasan visual-spasial siswa pada soal tes potensi akademik melalui model pembelajaran picture and picture. Implikasi penelitian ini yaitu guru dapat menumbuhkan kecerdasan visual-spasial siswa dengan model pembelajaran picture and picture pada materi yang relevan. Kata Kunci:     Visual-spasial, Tes potensi akademik, Picture and picture.
HUBUNGAN PENGALAMAN KERJA DAN SELEKSI TERHADAP KINERJA KARYAWAN: Studi Kasus PT. MAYORA INDAH TBK Christina N. Sihombing; Suciati Suciati; Posma Sariguna Johnson Kennedy
Fundamental Management Journal Vol. 2 No. 02 (2016): FUNDAMENTAL management journal PISSN/EISSN 2540 -9220/2540-9816
Publisher : Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/fjm.v2i02.224

Abstract

The research was conducted at PT. Mayora Indah Tbk to determine the relationship of selection and work experience on employee performance of IT Application. The purpose of this study was to determine the relationship of the selection and performance of employees, labor relations experience and the performance of employees in the IT Application in PT. Mayora Indah Tbk. This research is descriptive-correlational by as many as 29 employees, and the data were analyzed using the analysis of Rank Spearman. The result of this study indicate that (1) there is a significant relationship between the selection and performance of employees of the IT Application PT. Mayora Indah Tbk. It showed with the obtained t (4.516) is greater than t table (2.052). (2) there is a significant relationship between work experience and employee performance of IT Application PT. Mayora Indah Tbk. It showed with the obtained t (8.605) is greater than t table (2.052). Based on the results, it can be concluded that the selection process in the company has been run efficiently and should be maintained as letters of reference checks, medical tests for each prospective employee and was hired because of their ability offer meets the necessary criteria. In terms of work experience need to be maintained as the mastery of the work that have helped to more easily understand the tasks given by the leader, do not waste time working with other activities and professional attitude always put in the work. For the performance of employees in the company is sound and should be maintained as the concentration in the works to obtain satisfactory results, it can work well without supervision from superiors and can complete the work on time.Keywords: selection, work experience, employee performance
PROTOTIPE MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS-KOLABORATIF UNTUK MEMBERDAYAKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA AKADEMIK BAWAH Baskoro Adi Prayitno; Bowo Sugiharto; Suciati Suciati
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 10, No 1 (2013): Seminar Nasional X Pendidikan Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembelajaran biologi di Indonesia saat ini lebih terorientasi pada produk. Keberhasilan belajar diukur dari seberapa banyak siswa berhasil menghafalkan konsep, akibatnya kemampuan berpikir dan keterampilan proses sains siswa memprihatinkan. Permasalahan lainnya adalah usaha memperkecil kesenjangan berpikir kritis dan keterampilan proses sains antara siswa berkemampuan akademik atas (AA) dan bawah (AB). Siswa AB dapat mencapai  mastery  layaknya siswa AA jika mereka diberi alokasi waktu belajar yang cukup. Permasalahannya, alokasi waktu belajar di sekolah uniform bagi semua siswa, akibatnya terjadi kesenjangan kemampuan berpikir kritis dan keterampilan proses sains antara siswa AA dan AB. Model pembelajaran berbasis konstruktivis-kolaboratif  dikembangkan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Prosedur pengembangan model mengacu pada Borg dan Gall sebagai berikut. 1) Analisis kebutuhan. 2) Pengembangan draf produk. 3) validasi ahli dan uji coba pengguna produk. Komponen model pembelajaran yang dikembangkan berupa sintaks, sistem sosial, peran dan tugas guru, sistem pendukung, dampak instruksional dan pengiring. Produk sintaks model hasil pengembangan sebagai berikut. 1) Fase I: Pengorganisasian belajar. 2) Fase II: Aktivasi konsepsi awal. 3) Fase III: Menciptakan konflik kognitif. 4) Fase IV: Pembentukan konsep secara kolaboratif. 5) Fase V: Presentasi kelas. 6) Fase VI: Tes individu. 7) Fase VII: Rekognisi tim. Hasil uji ahli dan uji kelompok kecil pengguna menyatakan produk model dalam kategori layak.  Produk model pembelajaran akan diuji melalui setting eksperimen untuk mengetahui efektivitasnya dalam memperkecil kesenjangan kemampuan berpikir kritis dan keterampilan proses sains antara siswa AA dan AB. Kata Kunci : Berpikir, Konstruktivis, Kolaboratif, Kemampuan Akademik
PENERAPAN MODEL GUIDED INQUIRY BERBANTU TWITTER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS BIOLOGI SISWA KELAS X6 SMA BATIK 1 SURAKARTA Nurhayati Ike Pertiwi; Suciati Suciati; Riezky Maya Probosari
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 10, No 1 (2013): Seminar Nasional X Pendidikan Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir analitis Biologi siswa kelas X6 SMA Batik 1 Surakarta melalui penerapan model guided inquiry berbantu twitter. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas  (classroom action research)  yang dirancang dalam beberapa siklus, setiap siklus meliputi 4 tahapan yaitu: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian  ini adalah siswa kelas X6 SMA Batik 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013. Data diperoleh melalui tes (tes pilihan ganda) dan non tes (observasi, wawancara dan angket). Data dianalitis dengan teknik analitis deskriptif, serta validasi data menggunakan triangulasi teknik.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir analitis siswa meningkat pada Prasiklus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III. Rata-rata kemampuan berpikir analitis siswa sebesar 28,52% menjadi 63,13%. Peningkatan untuk aspek menginterpretasikan informasi dan gagasan sudah meningkat dari 25,24% menjadi 71,05%. Aspek mengevaluasi pendapat meningkat dari  16,19% menjadi 37,72%. Aspek menyusun pendapat untuk mendukung sebuah kesimpulan meningkat dari 36,19% menjadi 72,37%. Aspek mengintegrasikan pengetahuan dan pengalaman meningkat dari 29,52% menjadi 75,26%. Aspek mengumpulkan dan menilai informasi dari sumber tertulis, elektronik dan observasi meningkat dari 26,86% menjadi 57,89%. Aspek menyusun dan mendukung hipotesis meningkat dari 37,14% menjadi 64,47%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model guided inquiry berbantu  twitter dapat meningkatkan kemampuan berpikir analitis siswa kelas X6 SMA Batik 1 Surakarta.   Kata kunci: Guided Inquiry, Twitter, Kemampuan Berpikir Analitis Biologi
MIND MAP AS ALTERNATIVE TO DEVELOPING DESIGN MODEL OF BIOLOGY INSTRUCTION BASED ON MULTIPLE INTELLIGENCE Suciati Suciati
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 6, No 1 (2009): Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Pendidikan Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKBelum optimalnya hasil belajar dan prestasi siswa dalam mata pelajaran biologi mengindikasikan bahwa masih rendahnya kemampuan siswa dalam memaharni konsep-konsep biologi dikarenakan siswa masih mengalami hambatan dalam belajar. Meski pengembangan strategi pembelajaran biologi melalui penerapan berbagai model pembelajaran yang kreatif dan inovatif telah banyak dilakukan oleh guru, namun hasilnya cenderung belum efektif. Rendahnya efektivitas inovasi pengembangan rancangan model pembelajaran biologi umumnya mengabaikan prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mengacu pada pengembangan potensi peserta didik secara optimal seperti yang diamanatkan dalam KTSP 2006.Kecerdasan multiple intelligence merupakan potensi yang dimiliki peserta didik meliputi kecerdasan: logika matematika, linguistik (bahasa), spasial (ruang/bidang), kinestetik, musikal, interpersonal, dan intrapersonal, naturalis dan eksistensial selama ini belum banyak dikembangkan dalam pembelajaran. Oleh karenanya dapat dijadikan alternatif dalam pembuatan rancangan model pembelajaran biologi.Mind Map merupakan petrbelajaran inovatif yang selain memiliki beberapa karakteristik keunggulan yang sangat relevan dengan pembelajaran biologi, juga memungkinkan untuk dapat digunakan untuk mengembangkan kecerdasan multiple intelligence peserta didik. Oleh karenanya kepada guru biologi perlu memahami mekanisme kerja otak dalam melakukan pemrosesan Informasi ketika belajar untuk acuan dalam membuat rancangan model perrrbelajaran biologi yang efektif sebagai solusi terhadap hambatan peserta didik dalam memahami konsep-konsep biologi agar hasil belajar dapat lebih optimal.Kata kunci: Rancangan model pembelajaran biologi, multiple intelligence, Mind Map, kualitas pembelajaran, profesionalisme guru.
INTEGRASI NILAI-NILAI ETIKA DALAM PEMBELAJARAN SAINS UNTUK MEMBANGUN KARAKTER GENERASI ERA DIGITAL ABAD 21 Suciati Suciati
Prosiding Seminar Pendidikan Fisika FITK UNSIQ Vol 1 No 1 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA FITK UNSIQ
Publisher : Prodi Pendidikan Fisika FITK UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Era globalisasi dan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dewasa ini digambarkan sebagai pisau bermata dua. Di satu sisi tekhnologi memberi kemudahan-kemudahan dan percepatan, sehingga pekerjaan manusia menjadi lebih efektif dan efisien. Di sisi lain, iklim keterbukaan era global dan kecanggihan tekhnologi telah menggeser nilai-nilai budaya lokal dan mendorong ke arah terjadinya degradasi moral seperti yang kita saksikan dalam kehidupan nyata akhir-akhir ini. Sementara sains (Fisika, Biologi, Kimia) dengan karakteristik keilmuannya berhubungan erat dengan kehidupan, fenomena alam semesta, serta hakikat pembelajarannya yang mengedepankan 4 domain: sikap, proses, produk, serta tekhnologi sebagai bentuk aplikasi dari sains, eksistensinya menjadi sangat penting terutama untuk mengembangkan nilai-nilai sikap ilmiah seperti: kejujuran, keuletan, tanggung jawab, disiplin, rasa ingin tahu, dll. sebagaimana sikap yang dimiliki oleh seorang ilmuwan (scientist). Mengintegrasi nilai-nilai etika dalam pembelajaran sains adalah alternatif solusi yang strategis untuk mengatasi terjadinya degradasi moral di masyarakat maupun di lingkungan pendidikan. Pengintegrasian nilai-nilai karakter di tingkat pendidikan formal (formal education) dapat dimulai dalam pembelajaran intrakurikuler di tingkat kelas maupun dalam kegiatan ekstrakurikuler di lingkungan sekolah, pendidikan keluarga (informal education), serta pendidikan di lingkungan masyarakat (non-formal education). Integrasi karakter dalam pembelajaran sains selaras dengan pendekatan saintifik yang diamanahkan dalam Kurikulum 2013 yang meliputi 5 hal: mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Keberhasilan pengintegrasian pendidikan karakter dalam pembelajaran sains, tidak lepas dari peran guru sains sebagai faktor kunci. Untuk menghadapi tantangan “peserta didik zaman now” dengan segala pencirinya, guru harus menyesuaikan diri menjadi “guru sains zaman now” dengan segala konsekuensinya terutama dalam hal paradigma mengajarnya termasuk: menentukan metode, media, penilaian, sumber bahan ajar, dll. Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UNSIQ sebagai salah satu institusi pencetak guru sains (khususnya guru Fisika), seyogianya bersiap diri agar mampu memberi kontribusi nyata dalam menyiapkan guru Fisika masa depan yang profesional.
IDENTIFIKASI KEMAMPUAN BERPIKIR ILMIAH SISWA KELAS XI IPA (Studi Kasus Siswa Kelas XI IPA Di SMAN 1 Kalasan, Sleman, Provinsi D.I. Yogyakarta) Zendi Dermawan; Suciati Suciati; Widha Sunarno
Prosiding Seminar Pendidikan Fisika FITK UNSIQ Vol 1 No 1 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA FITK UNSIQ
Publisher : Prodi Pendidikan Fisika FITK UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemampuan berpikir ilmiah merupakan suatu kompetensi yang penting untuk dimiliki pada siswa karena kemampuan ini diperlukan untuk menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan di era abad 21. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kemampuan berpikir ilmiah siswa SMAN 1 Kalasan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sampel penelitian ini diambil secara purposive sampling pada kelas XI IPA 1 sejumlah 28 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan tes berpikir ilmiah yang terdiri dari 25 soal pilihan ganda yang dikembangkan berdasarkan aspek kemampuan berpikir ilmiah meliputi: inquiry, analisis, inferensi dan argumentasi. Soal yang digunakan dalam penelitian ini telah tervalidasi baik secara internal maupun eksternal. Data dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kemampuan berpikir ilmiah siswa masih rendah dengan skor rata-rata sebesar 50,28. Hasil pengukuran pada aspek inquiry didapatkan skor rata-rata sebesar 47,72, aspek analisis sebesar 48,80, aspek inferensi sebesar 51,42 dan aspek argumentasi sebesar 60,71. Hasil penelitian ini memberikan informasi awal kemampuan berpikir ilmiah siswa di SMAN 1 Kalasan Kabupaten Yogyakarta masih rendah sehingga diharapkan guru mampu merancang proses kegiatan pembelajaran yang dapat memberdayakan kemampuan berpikir ilmiah siswa.
IDENTIFIKASI KEMAMPUAN BERPIKIR ILMIAH SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 1 TURI, SLEMAN (Studi Kasus Sekolah Daerah Pegunungan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta) Aisyah Ferra Anggraini; Suciati Suciati; Maridi Maridi
Prosiding Seminar Pendidikan Fisika FITK UNSIQ Vol 1 No 1 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA FITK UNSIQ
Publisher : Prodi Pendidikan Fisika FITK UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berpikir ilmiah dilihat sebagai kemampuan individu dalam mencari ilmu dengan penalaran induktif dan deduktif untuk memikirkan sebuah jawaban melalui identifikasi serta mengeksplorasi penyelidikan ilmiah terhadap fakta. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas XI IPA 1 di SMA Negeri 1 Turi, Sleman yang meliputi aspek inquiry, aspek analisis, aspek inferensi, dan aspek argumentasi. Pengumpulan data dilakukan melalui tes kemampuan berpikir ilmiah dan wawancara. Penelitian ini dilakukan di kelas XI IPA 1 yang berjumlah 30 siswa di SMA Negeri 1 Turi, Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di daerah pegunungan. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Data yang diperoleh diuji menggunakan statistika deskriptif. Berdasarkan hasil uji, diperoleh data pada masing-masing skor aspek, yaitu: (1) aspek inquiry: 101; (2) aspek analisis: 88; (3) aspek inferensi: 125; dan (4) aspek argumentasi: 56. Total yang diperoleh dari ke-empat aspek yaitu sebesar 370 dengan rata-rata skor nilai 50. Skor nilai yang didapat menunjukkan bahwa kemampuan berpikir ilmiah siswa masih tergolong rendah.