The purpose this article is analyze the symptoms of the emergence of radicalism that developed among muslim in Indonesia. These symptoms must be analyzed sociologically, because radicalism is often viewed as negative and is considered the basis of the emergence of terrorism. Radicalisme is not spontaneously, but arises from long procces. The preceding views of life can entirely influence the radical understanding of society. Radicalism often associated with Islam and terrorism base. Islam is regarded as a religion of no rahmatan lil’alamin, which is often regarded as a radical religion. If like that, these incorrect views must be systematically aligned. In this case, the authtors want to strengthen tolerance of Islam based Islam Nusantara, overcoming and alignment understanding correctly religion. Paham radikal dan terorisme di kalangan umum seringkali dihubungkan dengan Islam, sehingga memunculkan pandangan negatif. Agama Islam dianggap sebagai agama yang “Tidak” rahmatan lil’alamin, intoleran, dan menutup diri. Tulisan yang berupa studi pustaka ini menjabarkan mengenai gejala-gejala munculnya radikalisme yang seringkali dianggap sebagai basis dari munculnya terorisme. Selama ini, radikalisme banyak diungkapkan secara teoretis di berbagai buku dan jurnal, namun secara nyata radikalisme masih harus banyak digali dengan lebih mendalam. Radikalisme muncul bukan secara spontan, tetapi muncul berdasarkan proses yang panjang. Pandangan hidup yang terbangun sebelumnya dapat sepenuhnya mempengaruhi pemahaman radikal di kalangan masyarakat. Kemudian penulis menjabarkan mengenai toleransi yang berbasis Islam Nusantara sebagai sarana untuk pencegahan, penanggulangan serta meminimalisir pemahaman yang menganggap radikalisme berkembang di kalangan umat Islam. Islam Nusantara yang dipopulerkan oleh Nahdlatul Ulama merupakan wajah keislaman yang menjunjung tinggi toleransi dan meredam segala gerakan-gerakan yang berpotensi menjadi gerakan radikal dan terorisme.