Ivayani Ivayani
Universitas Lampung

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KARAKTERISASI SECARA MORFOLOGI PATOGEN BULAI PADA TANAMAN JAGUNG DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Ichwan Surya Nugraha; Joko Prasetyo; Ivayani Ivayani; Hasriadi Mat Akin
Jurnal Agrotek Tropika Vol 9, No 2 (2021): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 9, MEI 2021
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v9i2.5017

Abstract

Penyebab penyakit bulai di Provinsi Lampung disebabkan oleh Pernosclerospora sp.  Beberapa tahun terakhir ini laporan menyebutkan bahwa penyakit bulai pada tanaman jagung yang ada di Indonesia disebabkan oleh beberapa spesies Peronosclerospora.  Penelitian ini bertujuan mengetahui spesies patogen bulai dan karakterisasinya pada tanaman jagung di Kabupaten Lampung Timur.  Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2018 sampai dengan Maret 2018 di lahan pertanian Hajimena Kecamatan Natar, Lampung Selatan dan di Laboratorium Ilmu Hama dan Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.  Penelitian dilaksanakan dengan melakukan survei tanaman jagung yang bergejala penyakit bulai pada kabupaten Lampung Timur, kemudian dilakukan pengamatan pada tanaman jagung yang bergejala bulai, di identifikasi penyebab penyakit bulai, morfologi Peronosclerospora sp., dan oospora.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa spesies Peronosclerospora sp yang ditemukan pada tanaman jagung di Kabupaten Lampung Timur adalah P. sorghi.  Konidiofor P. sorghi mulai terbentuk pada pukul 00.00, kemudian pada pukul 01.00 konidiofor sudah mulai membentuk percabangan, pada pukul 02.00 konidiofor sudah membentuk tingkat percabangan sempurna dan mulai terlihat bakal konidia, pada pukul 03.00 P. sorghi sudah membentuk struktur yang sempurna, pukul 04.00 konidia sudah mulai masak, dan pada pukul 05.00 konidia mulai terlepas dari konidiofor, karakteristik lain dari P. sorghi adalah terdapat pembentukan oospora.
PENGARUH APLIKASI PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK HAYATI TERHADAP INTENSITAS PENYAKIT MOLER DAN PERTUMBUHAN TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) Lambang Kawilarang; Suskandini Ratih Dirmawati; Ivayani Ivayani; Muhammad Nurdin
Jurnal Agrotek Tropika Vol 11, No 1 (2023): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 11, FEBRUARI 2023
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v11i1.6842

Abstract

Penyakit layu fusarium adalah penyakit yang lebih dikenal sebagai penyakit moler. Penyakit tersLayu fusarium atau yang lebih dikenal sebagai penyakit moler merupakan salah satu penyakit penting pada bawang merah yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum f.sp. cepae.. Alternatif pengendalian  F. oxysporum f.sp. cepae dapat menggunakan sistem pertanian organik yaitu menggunakan pupuk kandang sapi dan pupuk hayati .  Penggunaan pupuk kandang sapi dan pupuk hayati diharapkan dapat memperkuat ketahanan bawang merah terhadap F. oxysporum f.sp. cepae.  Selain itu senyawa anti patogen pada bakteri Paenybaccilus polymyxa dan Strenotophomonas sp. yang terkandung pada pupuk hayati diharapkan dapat membantu menekan intensitas penyakit moler. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi dosis pupuk kandang sapi dan cara aplikasi pupuk hayati terhadap pertumbuhan bawang merah dan mengetahui pengaruh kombinasi dosis pupuk kandang sapi dan cara aplikasi pupuk hayati terhadap intensitas penyakit moler pada bawang merah. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman dan Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, pada September hingga Desember 2019.  Perlakuan dalam penelitian ini disusun dalam  Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 7 perlakuan. Perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga total unit percobaan yang digunakan sebanyak 21. Perlakuan terdiri dari kombinasi taraf dosis pupuk kandang sapi 5, 10 dan 15 ton/ha dengan cara aplikasi pupuk hayati semprot 3x dan kombinasi rendam dan semprot 2x.  Hasil percobaan menunjukkan bahwa aplikasi pupuk kandang sapi pada berbagai taraf dosis dan cara aplikasi pupuk hayati tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan bawang merah. Aplikasi pupuk kandang sapi dosis 5 ton/ha dan aplikasi pupuk hayati dengan 3x semprot merupakan  perlakuan dengan intensitas penyakit paling rendah.
PENGARUH BEBERAPA EKSTRAK TANAMAN OBAT TERHADAP PERTUMBUHAN KOLONI DAN PRODUKSI SPORA C. gloeosporioides PENYEBAB PENYAKIT ANTRAKNOSA PADA CABAI (Capsicum annuum L) Zakiah Selviani; Efri Efri; Ivayani Ivayani; Radix Suharjo
Jurnal Agrotek Tropika Vol 9, No 1 (2021): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 9, JANUARI 2021
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v9i1.4798

Abstract

Fungisida nabati merupakan zat yang berasal dari tanaman yang berpotensi menghambat dan mematikan jamur patogen.  Senyawa yang terkandung dalam tanaman obat seperti senyawa fitokimia alkaloid, saponin, flavonoid, tanin, polifenol, minyak atsiri, dan steroid yang berpotensi sebagai fungisida nabati. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh beberapa ekstrak tanaman obat terhadap pertumbuhan dan produksi spora patogen secara In vitro.  Perlakuan dalam penelitian ini disusun dalam RancanganAcak Kelompok (RAK) menggunakan 11 perlakuan dengan empat ulangan.  Perlakuan terdiri dari kontrol, fraksi ketepeng, fraksi daun afrika, fraksi beluntas, fraksi teki, fraksi sambiloto, ekstrak segar ketepeng, ekstrak segar daun afrika, ekstrak segar beluntas, ekstrak segar teki, dan ekstrak segar sambiloto.  Data yang diperoleh diuji homogenitas ragam dan aditivitas dengan uji Tukey kemudian data dianalisis dengan analisis ragam dan dilanjutkan dengan uji BNJ pada taraf 5%.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan perlakuan tidak berpengaruh nyata dalam menekan pertumbuhan dan kecepatan tumbuh C. gloeosporioides.  Namun fraksi yang mampu menekan produksi jumlah spora C. Gloeosporioides yaitu perlakuan fraksi ketepeng, fraksi daun afrika, fraksi beluntas, fraksi teki, fraksi sambiloto, ekstrak segar ketepeng, ekstrak segar daun afrika, ekstrak segar beluntas, dan ekstrak segar sambiloto.