Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Pendidikan Geografi

PROFIL DAERAH PALANGKI SEBELUM DAN SESUDAH OTONOMI DAERAH DI KECAMATAN IV NAGARI KABUPATEN SIJUNJUNG RAHMAWATI, MITA; Erita, Yeni; Zahara, Marleni
Pendidikan Geografi Vol 2, No 1 (2013): Jurnal Mahasiswa Prodi Pendidikan Geografi
Publisher : STKIP PGRI Sumbar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mita Rahmawati (2013):“Profil Daerah Palangki Sebelum Dan Sesudah Otonomi Daerah Di Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung”. (Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan data tentang: (1). Tingkat perekonomian daerah Palangki sebelum dan sesudah otonomi daerah di Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung, (2). Keadaan penduduk (Demografi) daerah Palangki sebelum dan Sesudah otonomi daerah di Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung, (3). Kondisi dan infrastruktur penunjang daerah Palangki sebelum dan sesudah otonomi daerah di Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung, (4). Tingkat pendapatan daerah Palangki sebelum dan sesudah otonomi daerah di Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung, (5). Kinerja pembangunan daerah Palangki sebelum dan sesudah otonomi daerah di Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptifyang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah berjumlah 944 KK yang diambil dengan menggunakan teknik proportional random sampling dengan proporsi 10%, jadi jumlah sampelnya adalah 94 KK. Instrument dalam penelitian ini berupa angket (kuisioner). Adapun hasil dari penelitian  Profil daerah Palangki di Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung adalah: (1). Tingkat perekonomian bersifat positif yang terlihat dari perbandingan antara sebelum otonomi daerah mendapat tanggapan 49,04% masyarakatnya menyatakan kurang setuju sementara sesudah otonomi 63,19% masyarakatnya menyatakan setuju, (2). Keadaan penduduknya (Demografi) bersifat negatif yang terlihat dari perbandingan antara sebelum otonomi daerah mendapat tanggapan 38,72% masyarakatnya menyatakan setuju, sementara sesudah otonomi daerah 52,12% masyarakatnya menyatakan kurang setuju, (3). Kondisi dan infrastruktur penunjang bersifat positif yang terlihat dari perbandingan antara sebelum otonomi daerah mendapat tanggapan 50,63% masyarakatnya menyatakan kurang  setuju, sementara sesudah otonomi daerah 62,65% masyarakatnya menyatakan setuju, (4). Tingkat pendapatan bersifat positif yang terlihat dari perbandingan antara sebelum otonomi daerah mendapat tanggapan 45,53% masyarakatnya menyatakan kurang setuju, sementara sesudah otonomi daerah 57,65% masyarakatnya menyatakan setuju, (5). Kinerja pembangunan daerah bersifat positif yang terlihat dari perbandingan antara sebelum otonomi daerah mendapat tanggapan 38,29% masyarakatnya menyatakan kurang setuju, sementara sesudah otonomi daerah 28,51% masyarakatnya menyatakan setuju.