Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

EKSISTENSI BAHASA DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL: SEBUAH PENDEKATAN INTERDISIPLINER [LANGUAGE EXISTENCE IN INTERPERSONAL COMMUNICATION: AN INTERDICIPLINARY APPROACH] Christina Purwanti
Polyglot Vol 16, No 2 (2020): JULY
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/pji.v16i2.2261

Abstract

Language is very important in communication since it is the main means to deliver a message. A message can be effectively communicated if both speakers and listeners use a comprensible language. The purpose of this paper is to describe the existence of language in communication by using an interdisciplinary approach. BAHASA INDONESIA ABSTRACT: Bahasa sangat penting dalam komunikasi karena merupakan alat utama untuk menyampaikan sebuah pesan. Pesan yang disampaikan dalam komunikasi akan efektif bila menggunakan bahasa yang dimengerti dan dipahami baik oleh komunikator maupun komunikan. Tujuan penulisan ini untuk mendeskripsikan eksistensi bahasa dalam komunikasi dengan menggunakan pendekatan interdisipliner.
Code Switching in BIPA Classes: Teachers' and Students’ Attitudes Hanna Suteja; Christina Purwanti
Polyglot Vol 13, No 1 (2017): January
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/pji.v13i1.356

Abstract

The controversy of using L1 or L2 only in second language classes has been widely discussed in many studies. Some teachers, however, opt for the middle ground by employing the bilingual approach; they practice code switching to some extent to facilitate teaching learning process.  In the context of BIPA teaching and learning this issue has not been sufficiently addressed. Therefore, this study seeks to explore the teachers as well as the students’ attitude towards the practice of code-switching in BIPA classes, specifically in the basic level classes. The factors behind its practice will also be discussed in the light of its benefit and hindrance for teaching learning process. This study employed a quantitative research design by conducting a survey and a qualitative research design by interpreting the result of the interview with the teachers and students. In general the study indicates the need of code-switching to support teaching and learning process, especially for the beginner level classes.BAHASA INDONESIA ABSTRAK: Kontroversi penggunaan hanya bahasa pertama atau bahasa kedua dalam kelas bahasa kedua telah banyak dibahas dalam banyak penelitian. Meskipun demikian, sebagian pengajar memilih jalan tengah dengan menggunakan pendekatan dwi-bahasa; mereka menggunakan alih kode sampai kadar tertentu untuk memudahkan proses belajar mengajar. Dalam konteks belajar mengajar BIPA isu ini kurang banyak dibahas. Karena itu, studi ini ingin mengkaji sikap para pengajar maupun pelajar terhadap praktek alih kode di kelas BIPA, khususnya di kelas tingkat  dasar. Faktor-faktor di balik praktek tsb juga akan dibahas dalam perspektif kelebihan dan kekurangannya untuk proses belajar mengajar. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan mengadakan survei dan juga kualitatif dengan melakukan intepretasi terhadap hasil wawancara dengan pengajar dan pelajarnya. Secara umum, studi ini mengindikasikan perlunya alih kode untuk mendukung proses belajar mengajar, khusunya untuk kelas tingkat dasar.
PERAN BAHASA DALAM KOMUNIKASI POLITIK Christina Purwanti
Jurnal Visi Komunikasi Vol 19, No 02 (2020): November 2020
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.423 KB) | DOI: 10.22441/visikom.v19i02.11391

Abstract

The existence of language in political communication is very interesting to study. Language is no longer viewed neutrally. The meaning of words, phrases, clauses, sentences, and paragraphs must be understood and understood more than literal meaning, literal meaning, or grammatical meaning. The meaning of language is always obedient to its users in political communication. It can be said that in the practice of political communication, language is always used which is very dynamic and flexible according to the context, situation, and goals of the communicator. Language has power in political communication.  Language, on the one hand, has the meaning of agreement as an instrument and expresses symptoms that occur socially which are always free from intervention by power. On the other hand, language can be an instrument capable of presenting itself and providing space and as an arena for various interests and powers. Thus, the existence of language becomes symbols and signs that always present a very specific interest in political communication. Language can shape and educate all human life. In political communication, language is not a neutral tool. Language has the power to always change, the power of language that can destroy, and also can  build. So language has a very prominent power in meaning, value, and purpose in the language itself in communicating. Here the level of language use begins to shift; starting from the use of words, the use of statements, the use of text and finally the context itself. In other words, more clearly, the words in the language of a ruler or those who are in power must be able to relate to the context. Likewise, statements in language as a ruler must also be in accordance with the context; Likewise a text that is displayed in the news, in addition to the autonomy of a text, the text must also originate from a context. Language and political communication are highly dependent on “words”, “sentences”, “text” and “context”. the essence of political communication, the expression of the truth of human life as a human being as a communicant in a society that uses a very diverse language in which it is a creature that speaks, a creature who speaks, a creature that has an interest in political communication. Language has power in political communication. This article is written to describe the existence of language in political communication using an interdisciplinary approach.
Pendampingan Kaum Remaja dalam Mengembangkan Identitas Diri dan Spiritualitas Hidup Thomas Tokan Pureklolon; Christina Purwanti; Hanna Suteja
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 4 (2021): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dalam Mewujudkan Pemulihan dan Resiliensi Masya
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.826 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v4i0.1183

Abstract

Pendidikan bagi kaum remaja merupakan masalah yang tetap aktual dan selalu menarik untuk dibahas saat ini. Banyak peristiwa dan kasus remaja yang terjadi di tengah masyarakat mengandung tuntutan akan pendampingan secara terus-menerus untuk mengenali identitas, gaya hidup, dan pengembangan sipritualitas mereka. Pendampingan terhadap para remaja di GBI Victoria Park Tangerang ini pun terus saja dilakukan secara rutin oleh orang-orang yang berkompeten dan mempunyai kepedulian secara langsung terhadap para remaja, yang nota benenya adalah generasi penerus bangsa. Peduli terhadap para remaja berarti secara langsung peduli terhadap bangsa. Oleh karena itu, pendampingan para remaja yang dijalankan ini bertujuan memberikan pembinaan kepada para remaja untuk lebih mengenal jati diri mereka, spiritualitas mereka dan memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapat dan mampu berpikir secara kritis atas problem kehidupan yang dihadapi setiap hari; baik di rumah bersama anggota keluarga, maupun di sekolah dan di lingkungan bersama teman-temannya. Metode pelaksanaan pendampingan adalah dengan melakukan kegiatan pembinaan melalui webinar, yang meliputi tiga bagian utama yaitu dengan topik : ‘Remaja dan Karakternya’, ‘Spiritualitas Remaja’, ‘Belajar Bahasa Inggris Melalui Alkitab’. Dalam pelaksanaan untuk masing-masing bagiannya, selalu diawali dengan acara menjawab pertanyaan sebelum memulai pembinaan dan menjawab pertanyaan setelah pembinaan berlangsung. Hasil kegiatan pendampingan ini menunjukkan tiga hal utama yakni: Pertama, para remaja dapat memahami apa arti identitas mereka yang sedang tumbuh menjadi dewasa melalui tahap-tahap perkembangannya terutama pada masa transisi, dari masa kanak-kanak sampai dewasa dan mengenali karakteristik mereka dengan segala perubahannya. Kedua, para remaja mampu menentukan spiritualitas hidup mereka sesuai tren, gaya, mode dan selera yang sedang dijalani dewasa ini. Ketiga, para remaja dapat menggunakan Alkitab yang berbahasa Inggris, bukan hanya menjadi sarana untuk mengenal Tuhan lewat firmanNya, tetapi juga dapat menjadi sarana pembelajaran bahasa asing. Kata kunci: Pendampingan, remaja, identitas, spiritualitas, karakter.
MITIGASI TINDAKAN PLAGIAT DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH DI SMK KATOLIK ST. MIKAEL SURAKARTA Jonter Pandapotan Sitorus; Christina Purwanti; Hanna Suteja; C.Kiky Puspita; Kusman Sudarja
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 5 (2022): PERAN PERGURUAN TINGGI DAN DUNIA USAHA DALAM AKSELERASI PEMULIHAN DAMPAK PANDEMI
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37695/pkmcsr.v5i0.1479

Abstract

Plagiat merupakan salah satu tindakan malakademik yang berdampak buruk pada kualitas karya tulis yang dihasilkan. Di kalangan siswa plagiat seakan menjadi sebuah budaya atau kebiasaan yang sangat sulit dihilangkan karena berbagai macam alasan. Fenomena plagiat terjadi di kalangan siswa SMK Katolik St.Mikael Surakarta. Oleh karena itu, diperlukan mitigasi dini dan tindakan konkret agar plagiat dapat diminimalisasi. Oleh karena itu, tujuan PkM ini adalah memberikan wawasan kepada siswa SMK Katolik St. Mikael Surakarta dengan memberikan webinar tentang pengenalan dan pembelajaran tentang hal-hal yang mendasari suatu tindakan plagiat sehingga para siswa menyadari praktik akademik yang baik dan cara yang tepat untuk menghindari plagiat. Adapun hasil yang diperoleh dari kegiatan pengabdian ini antara lain (1) siswa mendapatkan pemahaman yang lebih jelas tentang plagiat yang terbukti dari perbedaan hasil pretes dan postes yang diberikan, (2) siswa semakin mengenal jenis kutipan yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung serta mengetahui prinsip dan model-model sitasi yang tepat, (3) siswa mendapatkan pemahaman yang utuh tentang prinsip dan teknis melakukan parafrasa, dan (4) siswa mendapatkan cara lain untuk meminimalisasi tindakan plagiat dengan cara OCIE (Observation, Citation, Interpretation, Evaluation) Kata Kunci: Karya Tulis Ilmiah, Plagiat, SMK Katolik St. Mikael Surakarta
PENERAPAN SOFT SKILLS DALAM KEHIDUPAN DI KOMUNITAS JEMAAT GBI VICTORIA PARK TANGERANG Christina Purwanti; Thomas Tokan Pureklolon; Hanna Suteja
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 5 (2022): PERAN PERGURUAN TINGGI DAN DUNIA USAHA DALAM AKSELERASI PEMULIHAN DAMPAK PANDEMI
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37695/pkmcsr.v5i0.1481

Abstract

Keterampilan lunak (soft skills) adalah keterampilan yang berhubungan dengan interaksi bersama orang lain. Yang termasuk keterampilan lunak antara lain komunikasi, keterampilan pengenalan diri sendiri dan memahami orang lain, serta keterampilan berpikir kritis. Semua keterampilan ini dipandang sebagai sesuatu yang penting dan dibutuhkan dewasa ini karena kecenderungan saat ini menunjukkan bahwa kemampuan untuk secara kritis, menyadari disposisi pribadi maupun orang lain, serta keterampilan untuk mengevaluasi secara kritis informasi yang tertulis maupun lisan, semakin dibutuhkan dalam menghadapi tantangan di beragam wilayah kehidupan. Keterampilan lunak ini juga dibutuhkan dalam komunitas jemaat Victoria Park agar jemaat dapat berpartisipasi di lingkungan masyarakat. Oleh karena itu kegiatan yang dijalankan di komunitas ini bertujuan memberikan wawasan kepada jemaat untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, pemahaman umum mengenai keterampilan untuk memahami disposisi pribadi maupun orang lain, agar jemaat mampu mempergunakannya dengan bijak dan kompeten di komunitas. Metode pelaksanaan dengan melakukan kegiatan webinar, yang meliputi dua bagian utama yaitu dengan topik “ pengenalan diri; soft skills, dan aplikasinya dalam kehidupan.” Hasil kegiatan ini menunjukkan dua hal utama yakni: Pertama, jemaat GBI Victoria Park semakin ‘mengenal diri sendiri’. Kedua, jemaat mendapatkan pemahaman lebih jelas tentang soft skills dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
EKSISTENSI BAHASA DALAM REALITAS PEMBANGUNAN BANGSA: SEBUAH KAJIAN Christina Purwanti
PARAPOLITIKA: Journal of Politics and Democracy Studies Vol. 2 No. 1 (2021): PARAPOLITIKA: Journal of Politics and Democracy Studies
Publisher : Prodi Ilmu Politik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The existence of language in the reality of nation building is always interesting to study. Language, either directly or indirectly, contributes to the social life of the nation and contributes to the development of the nation through character building. Through language, language users can convey their thoughts clearly and all their thoughts can be identified correctly: the exact meaning, value and purpose of the language. The meaning, value and purpose of language are not neutral in every use in various realities of social life. In this context, language users should be responsible for the meaning of the language used in various social environments in a nation. The aspect of language or the existence of language can be said to be a spiritual element that is always inherent in itself and has always been an important part in nation building, especially the development of the character of language users. In writing this article the author uses a qualitative method with an interdisciplinary approach. This article contains a study of how the existence of language becomes a very important part in nation building.