Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Konsep Manusia dan Pendidikan Islam Menurut Syed Muhammad Naquib al-Attas Mulyadi
Al-Ikhtibar: Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 6 No 1 (2019): Januari-Juni 2019
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32505/ikhtibar.v6i1.603

Abstract

Tulisan ini ingin memberikan sebuah wawasan inteletual tentang bagaimana konsep manusia dan pengaruhnya terhadap pendidikan Islam dari sudut pandang filsafat pendidikan Islam Syed Muhammad Naquib Al-Attas. Al-Attas mencoba mendeskripsikan manusia untuk menelaah lebih dalam bagaimana konsep yang sesuai untuk pendidikannya. Berangkat dari konsep manusia tersebut, Al-Attas melakukan kritik terhadap konsep pendidikan Barat yang hanya mengedepankan aspek jasmaniah sebagai tolak ukur kesuksesan. Al-Attas menegaskan bahawa manusia adalah mahluk mulia yang terdiri dari ruh (ruh), jiwa (nafs), hati (qalb), dan intelek (‘aql). Oleh sebab itu maka pendidikan Islam harus menyentuh aspek-aspek tersebut secara mendalam untuk menciptkan mansuia sempurna. Proses menciptakan manusia sempurna itu, menurut Al-Attas harus diproses melui konsep pendidikan Islam yang disebut dengan Ta’dîb. Kata Kunci: Syed Muhammad Naquib Al-Attas, Filsafat, Pendidikan, Manusia, Ta’dib.
Eksistensi, Regulasi, dan Fungsi Meunasah Sebagai Lembaga Pendidikan Islam di Aceh Mahmazar Mahmazar; Mulyadi; Miswari
Lentera: Indonesian Journal of Multidisciplinary Islamic Studies Vol 5 No 1 (2023): Lentera: Indonesian Journal of Multidisciplinary Islamic Studies
Publisher : Program Pascasarjana IAIN Langsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32505/lentera.v5i1.6081

Abstract

This article aims to analyze the existence, regulation, and function of the meunasah as a center for religious and cultural activities in society, including Islamic religious education institutions. This study uses a qualitative approach. Data were collected from literature related to research objects and field data through observation, interviews and documentation. The research findings show that the existence of meunasah is not only a cultural heritage which is the center of community activities, but also an institution that has a clear legal standing. The clarity of the legal status of the meunasah as a center for various community activities departs from the special status of Aceh as an autonomous region. The existence of meunasah is a local translation for educational activities in the Muslim world community, especially from the Middle East, namely madrasas. The word meunasah is also an adaptation of the tongue of the Acehnese people from the word madrasa. By regulation, various qanuns have been stipulated regarding the existence of the meunasah. Among the important functions of the meunasah is the implementation of Islamic religious education. The existence of religious education institutions in meunasah in agrarian societies is part of the hierarchy of the traditional education system. Meanwhile in urban areas, the existence of meunasah as educational institutions is a center of recitation such as center for religious studies and center for the study of the Qur’an.
PERILAKU KONSUMSI MAHASISWA PERANTAU DITINJAU DARI PRINSIP KONSUMSI MUHAMMAD ABDUL MANNAN Siti Khodijah; Khairatun Hisan; Mulyadi
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Vol 4, No 2 (2022): Oktober 2022
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Langsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32505/jim.v4i2.4879

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman mahasiswa perantau terhadap prinsip konsumsi Islami, dan perilaku konsumsi mahasiswa perantau ditinjau dari prinsip konsumsi Muhammad Abdul Mannan. Pendekatan penelitian yang dilakukan yaitu pendekatan empiris dengan metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian diketahui pemahaman mahasiswa perantau Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam angkatan tahun 2017 terhadap prinsip konsumsi Islami, hampir secara keseluruhan mengetahui dan masih mengingat mengenai prinsip konsumsi Islam dan mereka menyebutkan juga prinsip konsumsi menurut Mannan yaitu prinsip keadilan, kebersihan, kesederhanaan, kemurahan hati, dan moralitas. Namun ada beberapa juga mahasiswa perantau lainnya yang hanya mengetahui mengenai konsumsi Islam secara umum. Perilaku konsumsi mahasiswa perantau Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam angkatan 2017 ditinjau dari prinsip konsumsi Muhammad Abdul Mannan belum sepenuhnya menerapkan prinsip keadilan dan prinsip kesederhanaan. Namun dalam prinsip kebersihan, kemurahan hati dan moralitas mahasiswa perantau telah sepenuhnya mengetahui dan menerapkan prinsip-prinsip tersebut.