Bencana dapat terjadi setiap saat di bagian manapun di dunia dengan dampak yang dramatik pada individu, keluarga dan masyarakat sehingga terjadi ancaman pada kualitas kehidupan. Bencana memberikan pengaruh yang sangat besar pada manusia dan lingkungan sekitarnya seperti kematian masal, kecacatan, kelaparan, kemiskinan dan kehancuran infrastruktur. Kesiapsiagaan dapat mengurangi kerugian dan penderitaan akibat bencana. Penguatan kesiapsiagaan bencana merupakan prioritas utama dari program manajemen bencana pemerintah di tingkat Nasional maupun daerah. Indonesia menunjukan masih lemahnya upaya kesiapsiagaan dan penanganan darurat untuk menghadapi bencana secara mandiri dan proaktif. Tujuan dari penelitian ini adalah Menganalisis faktor-faktor yang yang berhubungan dengan kesiapsiagaan keluarga dalam menghadapi dampak bencana di Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang. Desain penelitian yang digunalan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga di empat kelurahan pada Kecamatan Bareng yaitu Kelurahan Banjaragung, Kelurahan Bareng, Kelurahan Jenisgelaran dan Kelurahan Karangan. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah systematik random sampling dengan perkiraan jumlah besar sampel adal 113 Kepala Keluarga. Ada hubungan antara pengetahuan dengan dengan kesiapsiagaan dengan nilai p = 0,005 dan ada hubungan antara sikap dengan dengan kesiapsiagaan bencana dengan nilai p = 0,000 dan ada hubungan antara modal sosial dengan dengan kesiapsiagaan bencana nilai p = 0,000 serta modal sosial mempunyai kekuatan hubungan yang paling kuat di bandingkan dengan variabel pengetahuan dan sikap dengan nilai OR pengetahuan sebesar 2.520. Dalam bencana, ikatan keluarga sangat penting bagi kesiapsiagaan karena kerabat umumnya sebagai penyedia bantuan pertama. Modal sosial dapat mengurangi kemungkinan individu untuk mencari bantuan formal dari organisasi selama bencana dan meningkatkan kemungkinan tindakan sosial yang muncul untuk menanggapi kebutuhan korban bencana menemukan bahwa keluarga dengan jejaring yang baik meningkatkan kemungkinan bahwa keluarga tersebut akan membangun kembali rumah mereka setelah bencana. Tingkat ikatan modal sosial yang lebih tinggi dapat diterjemahkan ke dalam tingkat kepercayaan yang lebih besar dan norma-norma bersama yang lebih luas di antara penduduk.