Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Pemanfaatan Daun Ketapang Kering dan Kulit Kakao menjadi Briket sebagai Bahan Bakar Alternatif Melani Ganing; Andi Suryanto; Zakir Sabara; M Arman
Journal of Chemical Process Engineering Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.547 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v6i2.757

Abstract

Briket dapat dibuat dari limbah organik baik secara konvensional maupun dengan proses pirolisis. Limbah daun ketapang kering merupakan limbah organik yang dapat diperoleh dalam jumlah banyak setiap harinya. Daun ketapang kering jika tidak dimanfaatkan maka akan mengalami penumpukan. Selain itu jika dibakar akan meningkatkan produksi CO2 yang dapat mengganggu pernapasan bagi manusia. Sama halnya dengan limbah kulit kakao, limbah kulit kakao merupakan limbah biomassa yang paling banyak dijumpai pada sektor perkebunan. Musim panen pada perkebunan kakao menghasilkan kulit kakao yang jumlahnya cukup banyak sehingga menjadi limbah padat. Penelitian Ini bertujuan untuk mengetahui berapa komposisi campuran daun ketapang kering dan kulit kakao untuk menghasilkan briket yang berkualitas dan mengetahui pengaruh komposisi briket terhadap kualitas nyala. Bahan baku diarangkan dengan metode pirolisis menggunakan variabel suhu dan waktu yang tetap. Arang yang dihasilkan diayak dengan ukuran 60 mesh. Briket yang dibuat dengan memvariasikan komposis arang daun ketapang kering dan kulit kakao (0 : 100 (M1); 10: 90 (M2); 30: 70 (M3); 50: 50 (M4); 70: 30 (M5); 90:10 (M6); 100:0 (M7) %) dengan penambahan 10% perekat. Hasil pengujian yang telah dilakukan diperoleh komposisi campuran terbaik yaitu komposisi campuran 10:90 dimana komposisi campurannya yaitu 10 % Daun ketapang kering dan 90% kulit kakao. Nilai kalor yang dihasilkan yaitu 4871 kalori/gram, hasil ini belum sesuai standar baku mutu briket yaitu 5000 kalori/gram (SNI 01-6235-2000). Untuk uji nyala, komposisi bahan 50% Daun ketapang kering dan 50 % kulit kakao (50:50) merupakan briket yang paling lama waktu penyalaannya hingga menjadi abu yaitu 1 jam 33 menit 20 detik. Komposis dari masing-masing briket tidak berpengaruh secara signifikan terhadap lama briket menyala hingga menjadi abu. Sedangkan jika dilihat dari asap yang dihasilkan, komposisi dengan penambahan jumlah arang daun ketapang kering yang menghasilkan asap lebih banyak dari briket arang kulit kakao.