Garuda - Garba Rujukan Digital

Moch. Mudjiono

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga, Surabaya

Author-ID : 3573909

Dentistry

Published : 3 Documents Claim Missing Document

Claim Missing Document

Articles

Title

1

PERBEDAAN KEKUATAN IKATAN KIMIA ANTARA BAHAN BONDING HEMA DENGAN PELARUT ASETON DENGAN BAHAN BONDING HEMA DENGAN PELARUT ETANOL PADA KOLAGEN Adioro Soetojo; Ivan Salomo Sumarto; Moch. Mudjiono; Cecilia G.J. Lunardhi
Conservative Dentistry Journal Vol. 8 No. 2 (2018): July - December
Publisher : Universitas Airlangga

Latar belakang: Resin komposit berikatan dengan struktur gigi melalui bahan adesif, yang dikenal dengan sebutan bahan bonding. Bahan bonding biasanya mengandung monomer fungsional yang spesifik pada umumnya adalah ester yang berasal dari reaksi alkohol bivalen dengan asam metakrilat dan phosphor atau derivate asam karboksilat.dalam studi terbaru terdapat ikatan bahan bonding secara kimia. Tujuan: Untuk menganalisis perbedaan kekuatan ikatan kimia antara bahan resin bonding berbahan dasar HEMA berpelarut etanol dan HEMA berpelarut aseton dengan kolagen dentin. Metode: Terdapat 3 kelompok pada penelitian ini. Kelompok pertama HEMA dan kolagen dicampur dengan KBr, kelompok ini sebagai kontrol positif. Kelompok kedua HEMA, etanol, dan kolagen dicampur KBr. Kelompok ketiga HEMA, aseton, dan kolagen dicampur KBr. Ketiga kelompok kemudian dijadikan pellet bening dan dianalisa dengan FTIR,untuk kemudian dihitung nilai puncak pita serapan karbonil dari masing-masing kelompok penelitian. Data dianalisa menggunakan Kruskall Wallis dan Tukey HSD test (p<0.05). Hasil: Nilai Peak (P) pita serapan karbonil kelompok I: 71.36, kelompok II : 46.76, kelompok III : 27.2. Semakin kecil nilai Peak (P) pita serapan karbonil maka diamsusikan semakin besar kekuatan ikatan secara kimia. Kesimpulan: Kekuatan ikatan kimia pada bahan bonding HEMA berpelarut aseton lebih besar dibandingkan dengan berpelarut etanol pada kolagen dentin.

Ekspresi MMP-1 dan TGF-β1 setelah aplikasi dentin bonding berbasis HEMA Adioro Soetojo; Mulia Rahmah; Ari Subiyanto; Moch. Mudjiono
Conservative Dentistry Journal Vol. 8 No. 2 (2018): July - December
Publisher : Universitas Airlangga

Background: Dentin bonding adalah bahan untuk melekatkan resin komposit terhadap dentin. Komponen utama penyusun dentin bonding adalah 2-hydroxyethyl methacrilate (HEMA). Setelah polimerisasi, terdapat monomer sisa yang akan berdifusi ke dalam tubuli dentin sampai ke dalam pulpa yang dapat mempengaruhi sel odontoblas. Objective: Menganalisis ekspresi MMP-1 dan TGF-β1 pada dentin gigi tikus yang diberikan dentin bonding HEMA dan HEMA murni. Methods: Gigi molar pertama rahang atas tikus wistar dipreparasi klas 1 tanpa aplikasi bahan selama 3 hari (kelompok 1), kemudian diaplikasikan HEMA murni selama 3 hari (kelompok 2), dentin bonding HEMA selama 3 hari (kelompok 3). Kemudian gigi ditumpat dengan Fuji II LC. Tikus wistar di dekaputasi dan rahangnya direseksi pada hari ke 3 kemudian diproses untuk pemeriksaan histokimia. Result: Ekspresi MMP-1 pada penggunaan dentin bonding HEMA lebih sedikit dibandingkan dengan HEMA murni, ekspresi TGF-β1 pada penggunaan dentin bonding lebih banyak dibandingkan dengan HEMA murni. Conclusion : Ada perbedaan bermakna pada ekspresi MMP-1 dan TGF-β1 antara penggunaan dentin bonding HEMA dibandingkan dengan HEMA murni

Perbedaan efektifitas penutupan tubulus dentin antara pasta gigi yang mengandung bioaktif glass (novamin) dan strontium chloride Profilia Shinta; Ketut Suardita; Moch. Mudjiono
Conservative Dentistry Journal Vol. 8 No. 2 (2018): July - December
Publisher : Universitas Airlangga

Background : Dentinal hypersensitivity (DH) is a painful clinical condition and is characterized by pain arising from exposed dentin in response to various stimuli. Various treatment modalities are available to treat dentinal hypersensitivity which include at-home and in-office treatment. At home treatment generally consists of a variety of dentrifices containing different constituents like strontium chloride and bioactive glass (Novamin). These agents cause occlusion of dentinal tubules thereby reducing hypersensitivity.Purpose: This study was to evaluate the effects of different desensitizing dentifrices on dentinal tubule occlusion by scanning electron microscopy (SEM) of strontium chloride and bioactive glass (Novamin) pastes in the treatment of dentinehypersensitivity (DH) Methods: sixteen extractedspecimens from bovine incisors teeth with randomized into 2 groups (n=8). The crowns were removed from the root and the crown were sectioned longitudinally into two parts (in a mesiodistaldirection). The cervical toothwere resulting in two samples per tooth.Dentinal tubules were exposedand thesamples provided a 4 mm x 4 mm area of exposed dentinal tubules.Group 1 (treated with strontium chloride), Group 2 (treated with bioactive glass (novamin))After each treatment for seven days, tubule occlusion on dentin were analyzed by scanning electron microscopy (SEM).The data were analyzed using “mann-whitneytest” (p<0.05).Result: Groups bioactive glass (novamin) showed tubule occlusion highest when compared with groups strontium chloride.Conclusion: bioactive glass (novamin) paste showed tubule occlusion highest with strontium chloride

Title Search

Found 3 Documents Search Journal : Conservative Dentistry Journal

Abstract

Abstract

Abstract

Title

Found 3 Documents
Search
Journal : Conservative Dentistry Journal