Anton Siswanto
Sekolah Tinggi Teologi Excelsius

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

HAMBA TUHAN DAN SENI MEMBERI Anton Siswanto
Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, dan Pendidikan Vol 4, No 1 (2020): Juni 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Excelsius

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51730/ed.v4i1.28

Abstract

Abstract God's servant is identical to the example in expressing Christ's love for the congregation and being a public figure in all thoughts, words and actions. In this paper, a Biblical Principle is explained, which is love exhibited by "giving" behavior. And this action starts from the leader and followed by the person who is led. The following will describe a principle that the Lord Jesus taught to humans through a specific New Testament perspective. And it is given that the love shown by a practice of giving will have a tremendous impact on humanity. Certainly as a believer we have the source to give, and that source concerns finance, information, relationships, spirit and time / energy. With sources that all come from God, believers can give joyfully and voluntarily as taught by the Lord Jesus himself. This article on God's Servant and the art of giving uses research methods based on the study of several sources of the New Testament and the study of literature relating to this topic and with the results obtained will also provide application as a concrete step of the spiritual leader that is God's servant in giving who will close this writing to get believers to do the Word of God in concrete steps.AbstrakHamba Tuhan identik dengan contoh dan teladan dalam mengekspresikan kasih Kristus kepada jemaat dan menjadi publik figur dalam segala pikiran, perkataan dan tindakan. Dalam tulisan ini diuraikan sebuah prinsip Alkitab yaitu kasih yang ditunjukkan dengan perilaku “memberi”. Dan tindakan ini dimulai dari pemimpin baru diikuti oleh orang yang dipimpin. Berikut akan diuraikan sebuah prinsip yang Tuhan Yesus ajarkan kepada manusia melalui perspektif Perjanjian Baru secara spesifik. Dan diberikan bahwa kasih yang ditunjukkan dengan sebuah praktik memberi akan mempunyai dampak yang luar biasa kepada umat manusia. Tentu sebagai seorang percaya kita memiliki sumber untuk memberi, dan sumber itu menyangkut keuangan, informasi, hubungan/relasi, roh dan waktu/energi. Dengan sumber-sumber yang semuanya berasal dari Tuhan maka orang percaya bisa memberi dengan sukacita dan sukarela seperti yang diajarkan oleh Tuhan Yesus sendiri. Tulisan mengenai Hamba Tuhan dan seni memberi ini menggunakan metode penelitian berdasarkan studi beberapa sumber dari Perjanjian Baru dan studi literatur yang berkaitan dengan topik ini dan dengan hasil yang didapat akan juga memberikan aplikasi sebagai langkah nyata dari pemimpin rohani yaitu hamba Tuhan dalam memberi yang akan menutup tulisan ini untuk mengajak orang-orang percaya melakukan Firman Tuhan dengan langkah nyata.
PEMBELAJARAN GEMBALA GEREJA DI ERA ABAD 21 STUDI BIBLIKA BERDASARKAN EKSPOSISI YOHANES 10:1-18 Anton Siswanto
Jurnal Excelsior Pendidikan Vol. 3 No. 1 (2022): April 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Excelsius

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.985 KB) | DOI: 10.51730/jep.v3i1.22

Abstract

Abstrak: Artikel ini berusaha melihat upaya Gembala Gereja dalam melayani umat Tuhan di era abad ke-21 berdasarkan perkembangan Gereja, khususnya di antara tahun 2020-2022 dimana dunia dan juga di Indonesia menghadapi pandemi Covid 19. Situasi beribadah di Gereja menjadi berubah juga, sehingga Gembala Gereja perlu melayani dengan mengikuti situasi dan kondisi yang telah berubah menjadi memasuki masa new normal. Gembala Gereja dalam semua perubahan yang ada tetap dapat melayani domba-dombanya dengan melihat panduan pengajaran Tuhan Yesus sebagai Gembala agung sesuai pembelajaran dan eksposisi dari Yohanes 10:1-18 sebagai sebuah teladan yang tak lekang oleh waktu. Dengan demikian Gembala berpatokan kepada nasihat dan bagaimana cara Yesus melayani, dapat mengikuti jejak Tuhan Yesus untuk melayani jemaat dengan kesungguhan hati. Sama seperti Gembala yang menjaga dan memelihara domba-dombanya dengan kesungguhan hati dan panggilan Tuhan yang terus dijalani, Gembala sejati akan memelihara dan memimpin jemaat Tuhan hidup dan bertumbuh secara rohani menjadi semakin serupa Kristus walau menghadapi tantangan zaman.Kata-kata kunci: Pandemi, Ibadah Online, Ibadah Onsite, New Normal, Yesus Kristus, Gembala Agung, Gembala, Domba, jemaat TuhanAbstract: This article seeks to see the efforts of the Pastor of the Church in serving God's people in the 21st century era based on the development of the Church, especially between 2020-2022 where the world and also in Indonesia are facing the Covid 19 pandemic. The situation of worshiping in the Church has changed too, so that Church pastors need to serve by following situations and conditions that have changed into entering a new normal period. Pastors of the Church in all the changes that have existed can still serve their sheep by looking at the teaching guide of the Lord Jesus as the great Shepherd according to the study and exposition of John 10:1-18 as an example that is timeless. Thus the Shepherd is based on the advice and how Jesus serves, can follow in the footsteps of the Lord Jesus to serve the congregation with sincerity. Just like a Shepherd who looks after and cares for his sheep with sincerity and God's call that continues to be lived, a true Shepherd will care for and lead God's congregation to live and grow spiritually to become more like Christ despite facing the challenges of the times.Keywords: Pandemic, Online Worship, Onsite Worship, New Normal, Jesus Christ, Great Shepherd, Shepherd, Sheep, God's congregation