Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

GAMBARAN PENGETAHUAN, SUMBER INFORMASI DAN PERILAKU DETEKSI DINI KANKER CERVIKS PADA PASANGAN USIA SUBUR DI WILAYAH PUSKESMAS SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2018 Santi Susanti; Widya Maya Ningrum; Hariyani Sulistyoningsih
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 10 No. 1 (2019): Februari 2019
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v10i1.321

Abstract

Pendahuluan. Kanker serviks merupakan masalah kesehatan yang penting bagi wanita di seluruh dunia. Kanker ini adalah jenis kanker kedua yang paling umum pada perempuan. Dialami lebih dari 1,4 juta perempuan di seluruh dunia. Di Indonesia berdasarkan data yang diperoleh kanker leher Rahim menempati urutan kedua dari kanker pada wanita. Tasikmalaya merupakan kota dengan angka kejadian tertinggi di Indonesia (kementrian kesehatan, 2018). Penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan perilaku deteksi dini kanker serviks pada pasangan usia subur (PUS) di wilayah puskesmas Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2018. Metode Penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Populasi dalam penelitian ini seluruh pasangan usia subur (PUS) di wilayah puskesmas Singaparna berjumlah 5.760 orang. Sampel size dihitung dengan menggunakan rumus Lameshow (1991) yaitu 374 sampel. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data menggunakan analisis univariat. Hasil. Sebagian besar respoden mempunyai tingkat pengetahuan yang kurang tentang kanker serviks yaitu 245 (65,5%). Sumber informasi kanker serviks sebagian besar diperoleh melalui media televisi 277 (74,1%). Sebagian kecil responden sudah melaksanakan pemeriksaan deteksi dini kanker serviks yaitu 18 orang (4,8%). Simpulan. Pengetahuan responden tentang kanker serviks dan perilaku deteksi dini kanker serviks masih kurang. Sumber Informasi lebih banyak didapatkan melalui media televise. Saran untuk pasangan usia subur dapat secara aktif mencari informasi tentang kaner serviks dengan berkonsultasi langsung ke petugas kesehatan atau media informasi lainnya. Petugas kesehatan hendaknya meningkatkan program edukasi tentang kanker serviks kepada masyarakat.
ANALISIS KUNJUNGAN KEHAMILAN KE-1 (K1) DENGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN KE-4 (K4) DI PUSKESMAS JATIWARAS BERDASARKAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TASIKMALAY TAHUN 2017 Santi Susanti; Isti Fauzia Rahma
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 8 No. 1 (2017): Februari 2017
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v8i1.324

Abstract

Pemeriksaan kehamilan sangat penting dilakukan kareena kesempatan pertama untuk menilai keadaan kesehatan ibu dan janinnya, dan menentukan kualitas interaksi antara pelaksana pelayanan dengan ibu hamil dikemudian hari. Secara nasional cakupan pemeriksaan pada ibu hamil pada Tahun 2014 yaitu K1 dilihat dari 2 Tahun yakni Tahun 2014 mencapai 94.99% naik di Tahun 2015 sebesar 95.75%. Sedangkan untuk pemeriksaan kehamilan K4 Tahun 2014 mencapai 86, 70% dan pada Tahun 2015 mencapai 87,48. Tujuan peneitian ini adalah mendapatkan gambaran hubungan cakupan kunjungan K1 dengan cakupan K4 di Puskesmas Jatiwaras. Jenis penelitian menggunkan kuantitatif dengan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang berlokasi di Wilayah kerja Puskesmas Jatiwaras berdasarkan data profil kesehatan kabupaten tasikmalaya yaitu berjumlah 1049 ibu hamil. Besaran sampel menggunakan total sampling. Variabel yang digunakan adalah satu variabel yakni gambaran kunjungan ibu hamil K1 dan gambaran kunjungan ibu hamil ke-4 (K4). Prosdur pengambilan data adalah menggunakan data sekunder. Sumber data adalah profil kesehatan kabupaten tasikmalaya tahun 2016. Analisis data yang digunakan adalalah analisis univariat. Hasil penelitian diketahui cakupan K1 puskesmas Jatiwaras adalah 109,84. Sementara cakupan K4 adalah 91%. Cakupan K1 dan K4 sudah mencapai target. Meskipun demikian cakupan K4 mengalami dropout 10%. Kesimpulan capaian K1 dan K4 di puskesmas Jatiwaras sudah mencapai target. K4 mengalami dropout 10% dari K1. Bidan disarankan agar dapat meningkatkan pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan kader, ketua RT atau tokoh masyarakat untuk memberikan pendidikan kesehatan dalammeningkatkan kesadaran ibu hamil tentang ANC.
ANALISIS PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PERSONAL HYGINE SAAT MESNTRUASI DI DESA CINTARAJA TAHUN 2017 Santi Susanti; Yuliana Meliani
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 8 No. 1 (2017): Februari 2017
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v8i1.331

Abstract

Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak ke masa dewasa dimana remaja sedang mengalami perubahan baik fisik maupun psikologis . Jumlah remaja di Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Di Indonesia menurut Biro Pusat Statistik tahun 2009, kelompok umur 10-19 tahun adalah sekitar 22% dari jumlah penduduk, yang terdiri dari 50,9% remaja lakilaki dan 49,1% remaja perempuan. Remaja perempuan mulai mengalami menstruasi dan diperlukan pengetahuan yang cukup untuk menjaga kesehatan reproduksi selama masa mesntruasi sehingga terhindar dari infeksi. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif untuk menggambarkan pengetahuan remaja tentang personal hygine saat menstruasi. Populasi adalah seluruh remaja putri di wilayah desa Cintaraja. Pengambil sampel menggunakan purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan analaisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan remaja tentang personal hygine saat mesntruasi sebagian besar dalam ategori kurang yaitu 19 orang (47,5%). Tiga belas remaja (32,5%) berada dalam kategori pengatahuan cukup dan 8 orang (20%) dalam kategori baik. Pengetahuan remaja tentang personal hygine saat menstruasi sebagian besar kurang. Bidan dapat bekerjasama dengan karangtaruna untuk pemberdayaan remaja di bidang kesehatan reproduksi serta meningkatkan program pendidikan kesehatan reproduksi remaja dapat diselenggarakan secara reguler setiap bulan.
HUBUNGAN KONSUMSI TABLET FE DAN LAMA KONSUMSI TABLET FE TERHADAP ANEMIA DALAM KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2018 Santi Susanti; Marpungah Tunisa
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 9 No. 2 (2018): Agustus 2018
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v9i2.338

Abstract

Angka kematian maternal dan perinatal merupakan indikator keberhasilan pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan kebidanan dan perinatal. Sampai saat ini angka kematian maternal dan perinatal di Indonesia masih cukup tinggi. Perdarahan sebagai penyebab tertinggi merupakan dampak dari komplikasi atau penyakit saat kehamilan dan persalinan seperti anemia. Prevalensi anemia pada ibu hamil berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya tahun 2016 berkisar 3.137 orang (6,3%) dari 49.853 orang. Data Puskesmas Cisayong kasus anemia pada kehamilan tahun 2015 sebanyak 207 orang (20,82%) dari 994 ibu hamil, sedangkan pada tahun 2016 mengalami peningkatan dimana jumlah ibu hamil anemia sebanyak 244 orang (21.65%) dari 1127 ibu hamil. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara faktor konsumsi tablet Fe dan faktor lama mengkonsumsi tablet Fe terhadap kejadian anemia dalam kehamilan.Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitaif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di wilayah puskesmas Cisayong periode Januari sampai dengan April 2018 berjumlah 454 orang. Tekhnik pengambilan sampel menggunakan proportional random sampling. Tekhnik pengambilan data adalah menggunakan data sekunder. Instrumen yang digunakan adalah format ceklist untuk mengetahui anemia pada ibu hamil, konsumsi tablet fe, dan lama mengkonsumsi tablet Fe. Analisis data menggunakan analisis bivariate dengan menggunakan Uji kai kuadratHasil penelitian menunjukkan hubungan antara konsumsi tablet Fe dengan anemia dalam kehamilan menunjukkan nilai p=0,00 sehingga disimpulkan bahwa hubungan antara konsumsi tablet Fe dengan anemia dalam kehamilan signifikan. Hubungan antara lama mengkonsumsi tablet Fe dengan anemia dalam kehamilan menunjukkan nilai p sama dengan 0,62. Jika menggunakan tingkat signifikansi α sama dengan 0,05 maka nilai p(0,62) lebih dari α(0,05), sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara lama mengkonsumsi tablet Fe dengan anemia dalam kehamilan.Simpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara konsumsi tablet Fe dengan anemia dalam kehamilan dan tidak ada hubungan antara lama mengkonsumsi tablet Fe dengan anemia dalam kehamilan. Saran untuk ibu hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi tablet Fe selama kehamilan secara rutin dan teratur. Ibu hamil juga disarankan untuk mengkonsumsi multivitamin sehingga dapat meningatkan penyerapan Fe dalam mencegah anemia dalam kehmailan.
PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT PENCEGAHAN PERILAKU SEKS MENYIMPANG (LESBI, GAY, BISEKSUAL DAN TRANSGENDER/LGBT) DI SMA NEGRI 2 SINGAPARNA Santi Susanti
JURNAL ABDIMAS KESEHATAN TASIKMALAYA Vol. 2 No. 1 (2020): April 2020
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/abdimas.v1i02.293

Abstract

Perilaku seksual yang menyimpang masih merupakan hal yang tabu bagi masyarakat Indonesia yang berbudaya ketimuran, masyarakat masih kental dan memegang teguh apa yang dinamakan dengan ajaran moral, etika, dan agama, sehingga perilaku seksual yang menyimpang tentu bukanlah fenomena yang dapat diterima begitu saja. Perilaku seksual yang menyimpang itu sendiri, muncul atas dasar orientasi seksual yang menyimpang. Orientasi seksual adalah kecenderungan seseorang untuk mengarahkan rasa ketertarikan, romantisme, emosional, dan seksualnya kepada pria, wanita, atau kombinasi keduanya (Douglas, Markus, 2015). Perilaku seksual meyimpang dilakukan oleh kelompok- kelompok orang yang memiliki orientasi seksual menyimpang, atau lebih dikenal dengan istilah kelompok LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, dan Transgender/Transsexual).Indonesia adalah negara yang berke-Tuhanan, sebagai negara yang mengakui adanya Tuhan, warga negaranya diberi kebebasan untuk melaksanakan perintah Tuhan sebagaimana yang termaktub dalam kitab suci dan ajaran agama masing-masing. Berdasarkan pada ajaran agama-agama yang diakui di Indonesia, tidak terdapat alasan pembenar yang dapat dijadikan dalil untuk membenarkan perilaku seksual menyimpang. Perkembangan jumlah homoseksual di Indonesia bertambah setiap tahunnya, termasuk di dalamnya orientasi seksual yang non heteroseksualseperti, biseksual dan transgender. Data statistik menujukkan 8-10 juta populasi pria diIndonesia pada suatu waktu terlibat pengalaman homoseksual dan sebagin masih aktif melakukannya.Data demografi menunjukkan bahwa remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia, WHO (1995) sekitar seperlima dari penduduk dunia adalah remaja. Sekitar 900 juta berada di negara sedang berkembang. Di Indonesia menurut Biro Pusat Statistik (1999) kelompok remaja adalah sekitar 22% yang terdiri dari 50,9% remaja lakilaki dan 49,1% remaja perempuan (dikutip dari Nancy P, 2002). Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, yang dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual. Memasuki masa remaja yang diawali dengan terjadinya kematangan seksual, maka remaja akan dihadapkan pada keadaan yang memerlukan penyesuaian untuk dapat menerima perubahan-perubahan yang terjadi. Kematangan seksual dan terjadinya perubahan bentuk tubuh sangat berpengaruh pada kehidupan kejiwaan remaja. Selain itu kematangan seksual juga mengakibatkan remaja mulai tertarik terhadap anatomi fisiologi tubuhnya. Selain tertarik kepada dirinya, juga mulai muncul45perasaan tertarik kepada teman sebaya yang berlawanan jenis.Dalam pencegahan perilaku seks menyimpang maka diperlukan program pendekatan kepada remaja tentang LGBT sehingga meningkatkan pemahaman remaja akan hal tersebut. Oleh karena itu diperlukan program pengabdian masyarakat untuk sosialisasi tentang LGBT pada remaja di SMAN 2 Singaparna.
Relation Between Hormonal Contraception with Menopause Santi Susanti; Hariyani Sulistyoningsih
Journal of Ageing And Family Vol 1, No 1 (2021): Journal of Ageing And Family (JoAF)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM Universitas Respati Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/joaf.v1i1.1725

Abstract

Menopause is a process of transition from a productive period heading slowly to the non-productive time due to reduced estrogen and progesterone. There are many factors associated with menopause. Factors contraceptives may affect the occurrence of menopause, which in women who use hormonal contraseption to have compromised menopause compared to those using a non-hormonal contraception. The purpose of this study was to determine the relationship between hormonal contraception and menopause. The research method uses a Systematic Literature Review. The independent variable is hormonal contraception. The dependent variable is Menopause Age. The population is all research journals with the topic of the relationship between hormonal contraception and age menopause. The sample is a journal of research results of the relationship between hormonal contraception and age menopause. Sample inclusion criteria in this study include: 1). Subjects of the study were postmenopausal women, 2). The type of research is case control and cross sectional 4). National and international journals of the10 years last. The results of the study found that hormonal contraception was associated with age at menopause. Suggestions for women postmenopausal to have a healthy lifestyle and have regular the health check posyandu or to health care facilities. Keywords: contraception, hormonal, menopause