Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

SIKAP IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BRAJAN TAMANTIRTO BANTUL YOGYAKARTA Tyasning Yuni Astuti Anggraini; Ekawati .
Jurnal Kebidanan VOLUME 10. No. 01, JUNI 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v10i01.297

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang : Pijatan bayi merupakan salah satu cara yang menyenangkan untuk menghilangkan ketegangan dan kerewelannya (Roesli, 2008). Melalui sentuhan pemijatan kepada bayi, akan menyebabkan berbagai perubahan positif pada bayi. Sentuhan itu akan membuatnya nyaman dan tenang. Dengan melakukan pemijatan yang benar, bayi akan menunjukkan peningkatan nafsu makan dan efektivitas dalam tidur. Selain itu, pemijatan dapat juga memperbaiki kondisi mental, meningkatkan kecerdasan, dan mengasah kemampuan interaksi sosialnya (Subakti, 2009). Namun sayangnya masih banyak mitos-mitos di masyarakat khususnya pada perawatan bayi yang tetap dipercaya bahwa bayi tidak boleh sering dipijat, badannya masih lemah atau alasan lain yang tidak pernah dibuktikan kebenarannya. Padahal sentuhan pada bayi pada awal-awal kelahirannya bisa memberikan pengaruh positif pada pertumbuhan bayi (Rahayu, 2005). Tujuan: Untuk mengetahui Sikap Ibu Tentang Pijat Bayi di Dusun Brajan Tamantirto Bantul yogyakarta. Metode: Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1-30 November 2018 Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.  Insrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner, dan analisis data univariat.Teknik pengambilan sampel dengan total sampling yaitu semua ibu yang memiliki bayi usia 0-15 bulan sebanyak 30 orang. Hasil Penelitian:Semua ibu (30 orang) memiliki sikap positif tentang pijat bayi. Simpulan: Semua ibu memiliki sikap yang positif terhadap pijat bayi dan diharapakan kepada petugas kesehatan untuk membuka kelas pijat bayi sehingga ibu dapat melakukan pijat bayi secara mandiri dan sesuai teknik.Kunci : Sikap ibu, Pijat bayi MOTHER ATTITUDES ABOUT BABY MASSAGE IN BRAJAN TAMANTIRTO BANTUL YOGYAKARTAABSTRACTBackground: Baby massage is one fun way to remove tension and fussiness (Roesli, 2008). Through a touch of massage to the baby, will cause various positive changes in the baby. That touch will make it comfortable and calm. By doing the right massage, the baby will show increased appetite and effectiveness in sleep. In addition, massage can also improve mental conditions, improve intelligence, and hone the ability of social interaction (Subakti, 2009). But unfortunately there are still many myths in the community, especially in the care of infants who still believed that the baby should not be massaged, his body is still weak or other reasons that have never been verified. Though touching the baby at the beginning of his birth could have a positive effect on infant growth (Rahayu, 2005).Objective: To know Mother Attitude About Baby Massage at Brajan Tamantirto hamlet yogyakarta. Method: The study was conducted on 1-30 November 2018 The type of this research is descriptive quantitative. Insrumen in this study using questionnaires, and univariate data analysis.Tekote sampling technique with total sampling that is all mothers who have babies aged 0-15 months as many as 30 people.Results: All mothers (30 people) had a positive attitude about infant massage. Conclusion: All mothers have a positive attitude toward infant massage and are expected to health workers to open a baby massage class so that mothers can perform infant massage independently and in accordance with the technique.Keywords: Mother attitude, Baby massageABSTRAKLatar Belakang : Pijatan bayi merupakan salah satu cara yang menyenangkan untuk menghilangkan ketegangan dan kerewelannya (Roesli, 2008). Melalui sentuhan pemijatan kepada bayi, akan menyebabkan berbagai perubahan positif pada bayi. Sentuhan itu akan membuatnya nyaman dan tenang. Dengan melakukan pemijatan yang benar, bayi akan menunjukkan peningkatan nafsu makan dan efektivitas dalam tidur. Selain itu, pemijatan dapat juga memperbaiki kondisi mental, meningkatkan kecerdasan, dan mengasah kemampuan interaksi sosialnya (Subakti, 2009). Namun sayangnya masih banyak mitos-mitos di masyarakat khususnya pada perawatan bayi yang tetap dipercaya bahwa bayi tidak boleh sering dipijat, badannya masih lemah atau alasan lain yang tidak pernah dibuktikan kebenarannya. Padahal sentuhan pada bayi pada awal-awal kelahirannya bisa memberikan pengaruh positif pada pertumbuhan bayi (Rahayu, 2005). Tujuan: Untuk mengetahui Sikap Ibu Tentang Pijat Bayi di Dusun Brajan Tamantirto Bantul yogyakarta. Metode: Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1-30 November 2018 Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.  Insrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner, dan analisis data univariat.Teknik pengambilan sampel dengan total sampling yaitu semua ibu yang memiliki bayi usia 0-15 bulan sebanyak 30 orang. Hasil Penelitian:Semua ibu (30 orang) memiliki sikap positif tentang pijat bayi. Simpulan: Semua ibu memiliki sikap yang positif terhadap pijat bayi dan diharapakan kepada petugas kesehatan untuk membuka kelas pijat bayi sehingga ibu dapat melakukan pijat bayi secara mandiri dan sesuai teknik. Kunci : Sikap ibu, Pijat bayi MOTHER ATTITUDES ABOUT BABY MASSAGE IN BRAJAN TAMANTIRTO BANTUL YOGYAKARTAABSTRACTBackground: Baby massage is one fun way to remove tension and fussiness (Roesli, 2008). Through a touch of massage to the baby, will cause various positive changes in the baby. That touch will make it comfortable and calm. By doing the right massage, the baby will show increased appetite and effectiveness in sleep. In addition, massage can also improve mental conditions, improve intelligence, and hone the ability of social interaction (Subakti, 2009). But unfortunately there are still many myths in the community, especially in the care of infants who still believed that the baby should not be massaged, his body is still weak or other reasons that have never been verified. Though touching the baby at the beginning of his birth could have a positive effect on infant growth (Rahayu, 2005).Objective: To know Mother Attitude About Baby Massage at Brajan Tamantirto hamlet yogyakarta. Method: The study was conducted on 1-30 November 2018 The type of this research is descriptive quantitative. Insrumen in this study using questionnaires, and univariate data analysis.Tekote sampling technique with total sampling that is all mothers who have babies aged 0-15 months as many as 30 people.Results: All mothers (30 people) had a positive attitude about infant massage. Conclusion: All mothers have a positive attitude toward infant massage and are expected to health workers to open a baby massage class so that mothers can perform infant massage independently and in accordance with the technique.                                                                       38                                                     Jurnal Kebidanan, Vol. X, No. 01, Juni 2018                                                Keywords: Mother attitude, Baby massage
HUBUNGAN PERSEPSI KERENTANAN DAN PERSEPSI MANFAAT TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI DESA NGALANG KECAMATAN GEDANGSARI KABUPATEN GUNUNG KIDUL Ekawati .; Tri Sunarsih; Endah Puji Astuti; Elvika Fit A.S.; Tyasning Yuni Astuti A.
Jurnal Kebidanan VOLUME 12. NO.02, DESEMBER 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v12i02.389

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Status gizi menjadi indikator ketiga dalam menentukan derajat kesehatan anak. Status gizi yang baik dapat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak untuk mencapai kematangan yang optimal. Status gizi dapat  mendeteksi lebih dini risiko terjadinya masalah kesehatan. Persepsi kerentanan merupakan kepercayaan seseorang dengan menganggap menderita penyakit adalah hasil melakukan perilaku tertentu. Persepsi manfaat berarti persepsi pemantauan status gizi dapat digunakan sebagai bentuk antisipasi dalam merencanakan perbaikan status kesehatan anak (Soekirman, 2006). Tujuan: Untuk mengetahui hubungan persepsi kerentanan dan persepsi manfaat terhadap status gizi balita. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancang bangun crossectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki balita usia 0-60 bulan yang berjumlah 366 ibu. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dan diperoleh sampel sebesar 79 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner tertutup, responden tinggal memilih jawaban dengan memberikan tanda tertentu dari pertanyaan yang diajukan. Analisis data menggunakan uji chi square pada batas kepercayaan 95% (0,05) (Arikunto, 2016). Penelitian ini dilaksankana di Desa Ngalang pada bulan 8 Juni samapai 2 Agustus 2020. Hasil penelitian: persepsi ibu yang menganggap rentan terhadap masalah gizi berdasarkan analisa data dengan uji chi square didapatkan nilai significancy 0,828 sehingga tidak ada hubungan antara persepsi kerentanan dengan status gizi. Sedangkan Persepsi manfaat untuk mencegah masalah gizi didapatkan analisa data dengan uji chi square didapatkan nilai significancy 0,235 sehingga tidak ada hubungan antara persepsi manfaat dengan status gizi. Simpulan: Tidak ada hubungan antara persepsi kerentanan dan persepsi manfaat dengan status gizi balita kemungkinan status gizi dipengaruhi faktor lain.Kata Kunci : Persepsi Kerentanan, Persepsi Manfaat, Status gizi Balita RELATIONSHIP OF VULNERABILITY PERCEPTION AND BENEFIT PERCEPTION OF CHILDREN'S NUTRITIONAL STATUS IN NGALANG VILLAGE, KECAMATAN GEDANGSARI, GUNUNG KIDUL DISTRICTABSTRACTBackground: Nutritional status is the third indicator in determining children's health status. A good nutritional status can help the child's growth and development process to reach optimal maturity. Nutritional status can detect the risk of health problems early. Perception of vulnerability is a person's belief by assuming suffering from a disease is the result of carrying out certain behaviors. Perception of benefits means that perceptions of nutritional status monitoring can be used as a form of anticipation in planning to improve children's health status (Soekirman, 2006). Objective: To determine the relationship between perceived vulnerability and perceived benefits on the nutritional status of children under five. Methods: This study is an observational study with a cross-sectional design. The population in this study were all mothers who have children aged 0-60 months, amounting to 366 mothers. The sampling technique used simple random sampling and obtained a sample of 79 people. The data was collected using a closed questionnaire, the respondents just need to choose the answer by giving certain signs of the questions asked. Data analysis used the chi square test at the 95% confidence limit (0.05) (Arikunto, 2016). This research was conducted in Ngalang Village from June 8 to August 2 2020. The results: the perception of mothers who think they are vulnerable to nutritional problems based on data analysis with the chi square test obtained a significance value of 0.828 so there is no relationship between perceived vulnerability and nutritional status. Meanwhile, the perception of benefits to prevent nutritional problems, data analysis with the chi square test obtained a significance value of 0.235 so that there is no relationship between perceived benefits and nutritional status. Conclusion: There is no relationship between perceived vulnerability and perceived benefits with the nutritional status of children under five, it is possible that nutritional status is influenced by other factors.Keywords : Perceptions of  Perceived Susceptibility, Perceptions of Perceived Benefits, Nutritional Status, Toddlers
HUBUNGAN KARAKTERISTIK ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK Tri Sunarsih; Endah Puji Astuti; Elvika Fit Ari Shanti; Ekawati .
Jurnal Kebidanan VOLUME 13. NO.01, JUNI 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v13i01.417

Abstract

ABSTRAKLatar belakang: Anak balita merupakan kelompok yang memerlukan perhatian yang lebih khusus dalam proses perkembangan dan pertumbuhannya. Apabila perkembangan dan pertumbuhan anak mengalami gangguan akan berakibat terhadap pembentukan anak yang berkualitas. Perkembangan anak memerlukan stimulasi khususnya dalam lingkungan keluarga.Tujuan: Mengetahui hubungan karakteristik orangtua dengan perkembangan anak. Metode: Jenis penelitian yaitu kuantitatif. Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan desain Survai Analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh balita < 60 Bulan di Desa Ngalang Wilayah Kerja Puskesmas Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul Tahun 2020 dengan jumlah 366 sampel, teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Analisa data menggunakan Uji Chi Square. Hasil: Berdasarkan hasil uji chi square bahwa hubungan pendidikan ayah dengan perkembangan didapatkan significancy 0,481,hubungan pendidikan ibu dengan perkembangan didapatkan nilai significancy 0,757, hubungan pekerjaan ayah dengan perkembangan didapatkan nilai significancy 0,082, hubungan pekerjaan ibu dengan perkembangan didapatkan nilai significancy 0,010, Penghasilan ayah dengan perkembangan didapatkan nilai significancy 0,793, Penghasilan ibu dengan perkembangan didapatkan nilai significancy 0,494. Simpulan: Pendidikan ayah, pendidikan ibu, pekerjaan ayah, penghasilan ayah, penghasilan ibu tidak berhubungan dengan perkembangan anak dan pekerjaan ibu berhubungan dengan perkembangan anak. Walaupun orangtua bekerja diluar rumah, sebaiknya orangtua tetap dapat memberikan waktu yang berkualitas untuk memperhatikan perkembangan anak agar perkembangan anak menjadi optimal.Kata kunci: karakteristik, orangtua, perkembangan, anakRELATIONSHIP CHARACTERISTICS OF PARENTS WITH CHILDREN'S DEVELOPMENTABSTRACTBackground: Children under five are a group that requires more special attention in the process of development and growth. If the development and growth of children who experience disruption will result in quality children's restaurants. Child development requires stimulation, especially in a family environment. Objectives : This study aims to knowing the relationship between parents and child development. Methods: This type of research is quantitative. The design in this study was to use an analytical survey design with a cross-sectional approach. The population in this study were all toddlers <60 months in Ngalang, Gedangsari, Gunungkidul in 2020 with a total of 366 samples, the sampling technique used total sampling. Data analysis using Chi-Square Test. Results: Based on the results of the chi-square test, the relationship between father's education and development has a significance of 0.481, the relationship between maternal education and development has a significance value of 0.757, the relationship between father's work and development has a significant value of 0.082, the relationship between mother's work and development has a significance value of 0.010, father's income with development got a significance value of 0.793, maternal income with the development of a significance value of 0.494. Conclusions: Father's education, mother's education, father's job, stage, mother's stage are not related to child development, and mother's work is related to child development. Even though children work outside the home, parents can provide quality time (quality time) to pay attention to the child's development so that the child is optimal.Keywords: characteristics, parents, development, children 
PERSEPSI KADER POSYANDU TENTANG POSYANDU DAN SISTEM INFORMASI POSYANDU DI DESA SUKOHARJO; STUDI KUALITATIF Tyas Ning Yuni Astuti Anggraini; Ekawati; Kharisma; Dian Puspitasari
MEDIA ILMU KESEHATAN Vol 11 No 1 (2022): Media Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30989/mik.v11i1.740

Abstract

Background: In the 2020 RPJMN, main focus the government is promotive and preventive. Promotive and preventive efforts can be built from the Posyandu level. The Posyandu monitors the health conditions of mothers and children on a monthly basis. Monitoring is carried out by health cadres.Objective: To find out the perception of health cadres related to Posyandu and Posyandu information systems in Sukoharjo Village.Methods: The type of research that will be used in this research is qualitative research. The research subject is the selection of some of the Posyandu cadres in Sukoharjo Village as respondents to evaluate the quality of information between before and after system development. Sampling was done by purposive sampling. Content analysis is used to analyze qualitative data derived from the results of in-depth interviews and observations related to the development of information systems.Results: Shows that most of them are in the young category (31-47 years) by 8 people (62%), the majority of education is high school education/equivalent as many as 8 people (62%), and with work most of them are housewives as many as 9 people (69%) . Perception consists of 5 dimensions, 4 dimensions related to Posyandu as a whole, namely related to the duties of Health cadres, Posyandu implementation techniques, barriers to Posyandu implementation, and coordination of Health workers with cadres. Meanwhile, in another dimension related to the posyandu information system, the focus is on the views of cadres related to the expected posyandu information system.Conclusion: In the perception of cadres related to posyandu and posyandu information systems, there are 5 main dimensions.
Integrated nutritional garden innovation using vertiminaponic method and PROSA-HI as an effort to prevent stunting in Ngalang Village Tri Sunarsih; Endah Puji Astuti; Bambang Retnoaji; Elvika Fit Ari Shanti; Ekawati Ekawati
Community Empowerment Vol 8 No 5 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/ce.7340

Abstract

Ngalang Village is one of the villages in Gedangsari District, Gunung Kidul Regency with a high stunting rate (short and very short) of 28.23%. Nutrition is one of the important factors that determine the level of health of physical and mental development. This is important because it concerns the quality of Indonesia's human resources in the future. The purpose of this program is to improve nutritional status as well as maternal and child health through innovative integrated nutrition gardens using the vertiminaponic method and technology-based PROSA-HI in Ngalang Village. The method that will be applied in this community service activity consists of implementing the PROS-HI innovation, integrated nutrition garden innovation with the vertiminaponic method and evaluating activities. The results of this activity showed an increase in the participants' understanding of the material presented (p value = 0.000). In general, vertiminaponics can solve the nutritional problem of stunting toddlers.
Pencegahan Stunting dengan Peningkatan Pengetahuan Ibu dengan Balita di TK Tunas Islam Yogyakarta Dwi Susanti Susanti; Afi Lutfiyati; Ekawati
The Journal of Innovation in Community Empowerment Vol 5 No 2 (2023): Journal of Innovation in Community Empowerment (JICE)
Publisher : Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30989/jice.v5i2.988

Abstract

Stunting pada balita perlu menjadi perhatian khusus karena dapat menghambat perkembangan fisik dan mental anak. Stunting berkaitan dengan peningkatan risiko kesakitan dan kematian serta terhambatnya pertumbuhan kemampuan motorik dan mental. Balita yang mengalami stunting memiliki risiko terjadinya penurunan kemampuan intelektual, produktivitas, dan peningkatan risiko penyakit degeneratif di masa mendatang. Salah satu faktor yang berpengaruh secara langsung pada balita stunting adalah rendahnya asupan zat gizi terutama energi, protein, iron, zinc, dan kalsium. Asupan zat gizi tersebut diperoleh dari Air Susu Ibu (ASI) dan Makanan Pendamping-Air Susu Ibu (MP-ASI). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa salah satu faktor kejadian stunting adalah kurangnya pengetahuan ibu tentang kesehatan dan gizi sehingga ibu tidak dapat mengambil sikap dalam upaya mencegah terjadinya stunting. Menurut hasil penelitian sebelumnya terdapat hubungan antara sikap dan pengetahuan ibu dengan kejadian stunting. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan wali murid siswa TK Tunas Islam Yogyakarta tentang stunting dan pencegahannya. Kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan di TK Tunas Islam dengan jumlah peserta sebanyak 33 orang. Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan terjadi peningkatan pengetahuan wali murid tentang stunting dan pencegahannya. Pengetahuan ibu sebelum diberikan penyuluhan kesehatan dalam kategori cukup (45,6%) dan setelah diberikan penyuluhan kesehatan mayoritas dalam kategori baik (63,64%).
Persepsi Kader Posyandu tentang Penggunaan Sistem Informasi Posyandu di Desa Sukoharjo Ngaglik Sleman Tyas Ning Yuni Astuti Anggraini; Ekawati Ekawati; Kharisma Kharisma
Jurnal Formil (Forum Ilmiah) Kesmas Respati Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35842/formil.v8i1.485

Abstract

Proses pemantauan kesehatan ibu dan anak di Indonesia secara rutin setiap bulan dilakukan di Posyandu. Berdasarkan studi pendahuluan melalui Bidan desa, terdapat permasalahan terkait pengumpulan data posyandu yaitu data yang diisi dalam bentuk format lalu dikirimkan ke Bidan Desa setiap 1 bulan sekali, namun kader tidak tepat waktu mengumpulkan. Jika data dalam bentuk manual ini terdapat kesalahan dan kekurangan, maka berakibat pada data Posyandu yang tidak tepat sehingga keputusan pengambilan di Desa bisa kurang tepat yang nantinya akan mempengaruhi kebijakan dalam menanggulangi kesehatan ibu dan anak. Di era yang modern seperti saat ini, dimungkinkan untuk menghemat waktu dan tenaga yaitu dengan sistem komputerisasi. Namun, sistem inipun diharapkan bisa memudahkan para kader, maka studi ini melihat bagaimana pandangan kader posyandu terkait penggunaan sistem informasi posyandu. Jenis penelitian ini bersifat kualitatif. Subyek penelitian menggunakan purposive sampel yakni di seleksi dari beberapa kader Posyandu di desa Sukoharjo. Pengambilan data menggunakan teknik fokus grup discussion dan observasi terkait dengan pengembangan sistem informasi. Kader berusia muda (31-47 tahun) sebanyak 8 orang (62%), mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 8 orang (62%) dan bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 9 orang (69%). Pelaksanaan pelaporan menggunakan sistem informasi pada awalnya mengalami penolakan dikarenakan kebutuhan peralatan yang diharapkan terpenuhi seperti: handphone, akses internet dan pelatihan. Subyek penelitian menggunakan purposive sampel yakni di seleksi dari beberapa kader Posyandu di desa Sukoharjo. Pengambilan data menggunakan teknik fokus grup discussion dan observasi terkait dengan pengembangan sistem informasi. Kader berusia muda (31-47 tahun) sebanyak 8 orang (62%), mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 8 orang (62%) dan bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 9 orang (69%). Pelaksanaan pelaporan menggunakan sistem informasi pada awalnya mengalami penolakan dikarenakan kebutuhan peralatan yang diharapkan terpenuhi seperti: handphone, akses internet dan pelatihan. Subyek penelitian menggunakan purposive sampel yakni di seleksi dari beberapa kader Posyandu di desa Sukoharjo. Pengambilan data menggunakan teknik fokus grup discussion dan observasi terkait dengan pengembangan sistem informasi. Kader berusia muda (31-47 tahun) sebanyak 8 orang (62%), mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 8 orang (62%) dan bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 9 orang (69%). Pelaksanaan pelaporan menggunakan sistem informasi pada awalnya mengalami penolakan dikarenakan kebutuhan peralatan yang diharapkan terpenuhi seperti: handphone, akses internet dan pelatihan. mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 8 orang (62%) dan bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 9 orang (69%). Pelaksanaan pelaporan menggunakan sistem informasi pada awalnya mengalami penolakan dikarenakan kebutuhan peralatan yang diharapkan terpenuhi seperti: handphone, akses internet dan pelatihan. mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 8 orang (62%) dan bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 9 orang (69%). Pelaksanaan pelaporan menggunakan sistem informasi pada awalnya mengalami penolakan dikarenakan kebutuhan peralatan yang diharapkan terpenuhi seperti: handphone, akses internet dan pelatihan.Sesuai hasil diskusi dengan kader, sistem informasi di Posyandu harus dapat memfasilitasi tiga hal yaitu handphone, akses internet, dan pelatihan. Diharapkan pula memilih kader yang sesuai agar lebih mudah menggunakan sistem informasi Posyandu.