This Author published in this journals
All Journal MODUL IMAJI
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : IMAJI

MASJID AGUNG DI SRAGEN Nur Ramani, Fitri; Rifan, Yulanda
IMAJI Vol 1, No 3 (2012): IMAJI
Publisher : IMAJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1355.348 KB)

Abstract

Kabupaten Sragen merupakan salah satu kabupaten Islam di Provinsi Jawa Tengah. Semakin tahun penduduk dengan pemeluk agama Islam semakin berkembang di Kabupaten Sragen. Hal tersebut menyebabkan banyaknya perkumpulan serta organisasi-organisasi keagamaan Islam yang terbentuk. Banyaknya kegiatan keagamaan Islam tersebut tidak diimbangi dengan fasilitas peribadatan yang mewadahi di Kabupaten Sragen. Di Kabupaten Sragen belum ada tempat yang mampu menampung semua kegiatan Islam tersebut baik ibadah syariah maupun ibadah muamalah. Dengan makin berkembangnya agama Islam di Kabupaten Sragen, maka dibutuhkan pusat peribadatan berupa desain Masjid Agung yang dilengkapi dengan segala fasilitas penunjang keagamaan untuk mengatasi permasalahan tersebut.Kajian diawali dengan mempelajari pengertian dan hal-hal mendasar mengenai Masjid Agung, standar-standar mengenai tata ruang dalam Masjid Agung, studi banding beberapa Masjid Agung di Indonesia.Dilakukan juga tinjauan mengenai lokasi Masjid Agung di Sragen dan pembahasan konsep perancangan dengan penekanan desain Arsitektur Neo-Vernakular. Tapak yang digunakan adalah tapak terpilih dari beberapa lokasi yang disesuaikan dengan kebutuhan Masjid Agung. Selain itu juga dibahas mengenai tata massa dan ruang bangunan, penampilan bangunan, struktur, serta utilitas yang dipakai dalam perancangan “Masjid Agung di Sragen”.Konsep perancangan ditekankan desain Arsitektur Neo-Vernakular, yaitu suatu paham dari aliran Arsitektur Post-Modern yang lahir sebagai respon dan kritik atas modernisme yang mengutamakan nilai rasionalisme dan fungsionalisme yang dipengaruhi perkembangan teknologi industri. Arsitektur Neo-Vernacular merupakan arsitektur yang konsepnya pada prinsipnya mempertimbangkan kaidah-kaidah normatif, kosmologis, peran serta budaya lokal dalam kehidupan masyarakat serta keselarasan antara bangunan, alam, dan lingkungan. Bangunan Masjid dirancang dengan konsep Grid di mana Bangunan Utama yaitu Masjid menjadi Vocal Point, sehingga terlihat lebih menonjol dibandingkan dengan bangunan-bangunan penunjang sekitarnya, selain itu Masjid Agung Sragen juga memasukkan unsur Jawa.
PUSAT TRAVEL AGENT DAN FASILITASNYA DI YOGYAKARTA Upasara Wulung, Gerardus Rangga; Iswanto, Dhanoe; Rifan, Yulanda
IMAJI Vol 3, No 1 (2014): jurnal IMAJI - Januari 2014
Publisher : IMAJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebutuhan masyarakat terhadap penyedia jasa transportasi khususnya travel agent meningkat dengan pesat di kota- kota besar di Indonesia. Yogyakarta adalah salah satu kota besar di Indonesia yang sebagian masyarakatnya sering menggunakan jasa transportasi dari travel agent ini, dikarenakan banyaknya kaum pendatang di kota Yogyakarta ini yang sebagian besar didominasi oleh mahasiswa dan juga pekerja kantoran. Maraknya atau menjamurnya usaha atau kegiatan travel agent di kota Yogyakarta ini tidak diimbangin dengan kemajuan fasilitas atau pelayanan yang ada di travel agent tersebut. Faktor kenyamanan dan keamanan seringkali tidak diindahkan oleh para pengusaha travel agent. Bangunan travel agent yang ada sebagian besar berupa ruko yang terkadang tidak dapat menampung seluruh kegiatan yang seharusnya ada di sebuah travel agent. Dan bahkan kegiatan dari sebuah travel agent itu sendiri mengganggu keadaan di lingkungan sekitarnya.Kajian diawali dengan mempelajari pengertian tentang Travel Agent, pengertian dan standar-standar mengenai kegiatan serta fasilitas yang diperlukan dalam sebuah travel agent yang sesuai standar, serta studi banding beberapa travel agent serta fasilitas- fasilitas yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan di travel agent itu sendiri. Dilakukan juga tinjauan mengenai Kota Yogyakarta, perkembangan kegiatan jasa transportasi travel agent di kota tersebut. Pendekatan perancangan arsitektural dilakukan dengan konsep Modern. Selain itu dilakukan pendekatan fungsional, kinerja, teknis, dan konstekstual. Pemilihan tapak dilakukan berdasarkan persyaratan wilayah atau area sebuah travel agent itu harus dibangun, antara lain dekat dengan bandar udara, stasiun kereta api, ataupun terminal bus.Sebagai kesimpulan, luasan program ruang yang diperlukan, serta gambar-gambar 2 dimensi dan 3 dimensi sebagai ilustrasi desain.
SEMARANG ELECTRONIC TRADE CENTER Budipermana, Candra Wirawan; Rifan, Yulanda; Rusmanto, Totok
IMAJI Vol 1, No 2 (2012): IMAJI
Publisher : IMAJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1531.386 KB)

Abstract

Semarang, ibukota Propinsi Jawa Tengah, terletak di sebelah utara Propinsi Jawa Tengah di mana juga terletak antara jalur utama Pantura yang tentunya menghubungkan kota-kota di Propinsi Jawa Barat dengan kota-kota di Propinsi Jawa Timur. Semarang kini telah menjadi kota metropolitan di mana masyarakatnya tentu juga memiliki kebutuhan yang tinggi. Namun sayangnya di kota ini perkembangan teknologi belum didukung dengan fasilitas informasi mengenai produk-produk elektronik beserta fasilitas penjualannya yang memadai. Atas dasar itulah dibutuhkan suatu wadah untuk pusat penjualan dan informasi barang-barang elektronik di Semarang untuk mengatasi segala kendala yang ada.Kajian diawali dengan mempelajari pengertian dan hal-hal mendasar mengenai Trade Center, standar-standar mengenai tata ruang dalam pusat perdagangan elektronik, studi banding beberapa pusat perbelanjaan dan perdagangan elektronik di Yogyakarta yaitu Jogjatronik dan Bandung Electronic Center yang berada di Kota Bandung. Selain itu pembahasan konsep perancangan dengan penekanan desain Arsitektur Post Modern. Tapak yang digunakan terletak di Jalan Pandanaran, Semarang. Selain itu juga dibahas mengenai tata massa dan ruang bangunan, penampilan bangunan, struktur, serta utilitas yang dipakai dalam perancangan “Semarang Electronic Trade Center”.Konsep perancangan ditekankan desain Arsitektur Post Modern, yaitu aliran Semiotic Form yang berarti penampilan bangunan lebih mudah dipahami, karena bentuk-bentuk bangunan yang vertical yang menyiratkan makna tertentu. Lahan terbatas di daerah Semarang bawah disisasati melalui pengolahan lahan dengan tetap mempertimbangkan peraturan bangunan setempat. Untuk bangunan SETC sendiri, dirancang dengan konsep ide dari komponen elektronik yakni bentuk IC dan resistor.
SEMARANG ELECTRONIC TRADE CENTER Candra Wirawan Budipermana; Yulanda Rifan; Totok Rusmanto
IMAJI Vol 1, No 2 (2012): IMAJI
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1531.386 KB)

Abstract

Semarang, ibukota Propinsi Jawa Tengah, terletak di sebelah utara Propinsi Jawa Tengah di mana juga terletak antara jalur utama Pantura yang tentunya menghubungkan kota-kota di Propinsi Jawa Barat dengan kota-kota di Propinsi Jawa Timur. Semarang kini telah menjadi kota metropolitan di mana masyarakatnya tentu juga memiliki kebutuhan yang tinggi. Namun sayangnya di kota ini perkembangan teknologi belum didukung dengan fasilitas informasi mengenai produk-produk elektronik beserta fasilitas penjualannya yang memadai. Atas dasar itulah dibutuhkan suatu wadah untuk pusat penjualan dan informasi barang-barang elektronik di Semarang untuk mengatasi segala kendala yang ada.Kajian diawali dengan mempelajari pengertian dan hal-hal mendasar mengenai Trade Center, standar-standar mengenai tata ruang dalam pusat perdagangan elektronik, studi banding beberapa pusat perbelanjaan dan perdagangan elektronik di Yogyakarta yaitu Jogjatronik dan Bandung Electronic Center yang berada di Kota Bandung. Selain itu pembahasan konsep perancangan dengan penekanan desain Arsitektur Post Modern. Tapak yang digunakan terletak di Jalan Pandanaran, Semarang. Selain itu juga dibahas mengenai tata massa dan ruang bangunan, penampilan bangunan, struktur, serta utilitas yang dipakai dalam perancangan “Semarang Electronic Trade Center”.Konsep perancangan ditekankan desain Arsitektur Post Modern, yaitu aliran Semiotic Form yang berarti penampilan bangunan lebih mudah dipahami, karena bentuk-bentuk bangunan yang vertical yang menyiratkan makna tertentu. Lahan terbatas di daerah Semarang bawah disisasati melalui pengolahan lahan dengan tetap mempertimbangkan peraturan bangunan setempat. Untuk bangunan SETC sendiri, dirancang dengan konsep ide dari komponen elektronik yakni bentuk IC dan resistor.
PUSAT TRAVEL AGENT DAN FASILITASNYA DI YOGYAKARTA Gerardus Rangga Upasara Wulung; Dhanoe Iswanto; Yulanda Rifan
IMAJI Vol 3, No 1 (2014): jurnal IMAJI - Januari 2014
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebutuhan masyarakat terhadap penyedia jasa transportasi khususnya travel agent meningkat dengan pesat di kota- kota besar di Indonesia. Yogyakarta adalah salah satu kota besar di Indonesia yang sebagian masyarakatnya sering menggunakan jasa transportasi dari travel agent ini, dikarenakan banyaknya kaum pendatang di kota Yogyakarta ini yang sebagian besar didominasi oleh mahasiswa dan juga pekerja kantoran. Maraknya atau menjamurnya usaha atau kegiatan travel agent di kota Yogyakarta ini tidak diimbangin dengan kemajuan fasilitas atau pelayanan yang ada di travel agent tersebut. Faktor kenyamanan dan keamanan seringkali tidak diindahkan oleh para pengusaha travel agent. Bangunan travel agent yang ada sebagian besar berupa ruko yang terkadang tidak dapat menampung seluruh kegiatan yang seharusnya ada di sebuah travel agent. Dan bahkan kegiatan dari sebuah travel agent itu sendiri mengganggu keadaan di lingkungan sekitarnya.Kajian diawali dengan mempelajari pengertian tentang Travel Agent, pengertian dan standar-standar mengenai kegiatan serta fasilitas yang diperlukan dalam sebuah travel agent yang sesuai standar, serta studi banding beberapa travel agent serta fasilitas- fasilitas yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan di travel agent itu sendiri. Dilakukan juga tinjauan mengenai Kota Yogyakarta, perkembangan kegiatan jasa transportasi travel agent di kota tersebut. Pendekatan perancangan arsitektural dilakukan dengan konsep Modern. Selain itu dilakukan pendekatan fungsional, kinerja, teknis, dan konstekstual. Pemilihan tapak dilakukan berdasarkan persyaratan wilayah atau area sebuah travel agent itu harus dibangun, antara lain dekat dengan bandar udara, stasiun kereta api, ataupun terminal bus.Sebagai kesimpulan, luasan program ruang yang diperlukan, serta gambar-gambar 2 dimensi dan 3 dimensi sebagai ilustrasi desain.
MASJID AGUNG DI SRAGEN Fitri Nur Ramani; Yulanda Rifan
IMAJI Vol 1, No 3 (2012): IMAJI
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1355.348 KB)

Abstract

Kabupaten Sragen merupakan salah satu kabupaten Islam di Provinsi Jawa Tengah. Semakin tahun penduduk dengan pemeluk agama Islam semakin berkembang di Kabupaten Sragen. Hal tersebut menyebabkan banyaknya perkumpulan serta organisasi-organisasi keagamaan Islam yang terbentuk. Banyaknya kegiatan keagamaan Islam tersebut tidak diimbangi dengan fasilitas peribadatan yang mewadahi di Kabupaten Sragen. Di Kabupaten Sragen belum ada tempat yang mampu menampung semua kegiatan Islam tersebut baik ibadah syariah maupun ibadah muamalah. Dengan makin berkembangnya agama Islam di Kabupaten Sragen, maka dibutuhkan pusat peribadatan berupa desain Masjid Agung yang dilengkapi dengan segala fasilitas penunjang keagamaan untuk mengatasi permasalahan tersebut.Kajian diawali dengan mempelajari pengertian dan hal-hal mendasar mengenai Masjid Agung, standar-standar mengenai tata ruang dalam Masjid Agung, studi banding beberapa Masjid Agung di Indonesia.Dilakukan juga tinjauan mengenai lokasi Masjid Agung di Sragen dan pembahasan konsep perancangan dengan penekanan desain Arsitektur Neo-Vernakular. Tapak yang digunakan adalah tapak terpilih dari beberapa lokasi yang disesuaikan dengan kebutuhan Masjid Agung. Selain itu juga dibahas mengenai tata massa dan ruang bangunan, penampilan bangunan, struktur, serta utilitas yang dipakai dalam perancangan “Masjid Agung di Sragen”.Konsep perancangan ditekankan desain Arsitektur Neo-Vernakular, yaitu suatu paham dari aliran Arsitektur Post-Modern yang lahir sebagai respon dan kritik atas modernisme yang mengutamakan nilai rasionalisme dan fungsionalisme yang dipengaruhi perkembangan teknologi industri. Arsitektur Neo-Vernacular merupakan arsitektur yang konsepnya pada prinsipnya mempertimbangkan kaidah-kaidah normatif, kosmologis, peran serta budaya lokal dalam kehidupan masyarakat serta keselarasan antara bangunan, alam, dan lingkungan. Bangunan Masjid dirancang dengan konsep Grid di mana Bangunan Utama yaitu Masjid menjadi Vocal Point, sehingga terlihat lebih menonjol dibandingkan dengan bangunan-bangunan penunjang sekitarnya, selain itu Masjid Agung Sragen juga memasukkan unsur Jawa.