<![CDATA[Pengolahan limbah sayuran yang belum ada di Pasar Sembaturagung menjadi permasalahan tersendiri bagi pasar tersebut yaitu berupa tidak tertampungnya sebagian sampah di tempat pembuangan sampah. Jumlah sampah yang dihasilkan perhari rata-rata 2 m3 dengan persentase sampah organik 75%. Sampah organik berupa sisa sayuran tertimbun di tempat pembuangan sampah banyak yang membusuk sehingga menimbulkan aroma tidak sedap. Alternatif pengolahan sampah organik agar tidak menimbulkan dampak negatip dilakukan dengan pembuatan pupuk cair. Peneliti mau mencoba apakah pupuk yang kami buat mempengaruhi berat tanaman kangkung darat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan kangkung darat yang diberi pupuk cair dan tidak diberi pupuk cair dari sampah organik dengan berat tanaman kangkung darat (Ipomea reptans poir). Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen dengan rancangan static group comparison. Sampel yang digunakan berjumlah 100 tanaman kangkung darat (Ipomea reptans poir) yang terdiri dari 50 tanaman diberi pupuk cair sebanyak 10 ml dan 50 tanaman tidak diberi pupuk cair. Uji analisis menggunakan Independent samples T-test. Penelitian dilakukan di Desa Sembaturagung Jakenan Pati pada 15 April sampai 11 Mei 2014. Uji normalitas dengan kolmogorov smirnov didapatkan p-value = 0,146 untuk kangkung darat yang diberi pupuk cair dan p-value = 0,075 untuk kangkung darat yang tidak diberi pupuk cair pada taraf kesalahan 5%. Uji statistik Independent samples T-test didapatkan p-value = 0.000 pada taraf kesalahan 5%. Ada perbedaan kangkung darat yang diberi pupuk dan tidak diberi pupuk cair dari sampah organik dengan berat tanaman kangkung darat (Ipomea reptans poir) di Desa Sembaturagung Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati. Kata Kunci: Pupuk Cair, Sampah Organik, Berat Tanaman Kangkung Darat (Ipomea reptans poir)]]>
