Laela Indawati
Program Studi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

TINJAUAN DUPLIKASI PENOMORAN REKAM MEDIS DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.H.MARSIDI JUDONO BANGKA BELITUNG Dessy Safutri; Laela Indawati; Puteri Fannya; Nanda Aula Rumana
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 3 No. 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v3i1.3645

Abstract

Sistem penomoran dalam pelayanan rekam medis merupakan tata cara penulisan nomor yang diberikan untuk pasien yang datang berobat sebagai identitas pribadi pasien yang bersangkutan. Ada tiga jenis pemberian nomor pasien berdasarkan nomor rekam medis yaitu: pemberian nomor cara seri (Serial Numbering Sistem), pemberian nomor cara unit (Unit Numbering Sitem), dan pemberian nomor secara Seri Unit (Serial-Unit Numbering Sistem). Sistem penomoran rekam medis di RSUD Dr. H. Marsidi Judono ini menggunakan sistem penomoran secara Unit (Unit Numbering System) yang dimana sistem penomoran ini setiap pasien yang berkunjung pertama kali mendapat satu nomor rekam medis dan digunakan selamanya pada kunjugan berikutnya. Akan tetapi masih ditemukannya pasien yang memiliki lebih dari satu nomor rekam medis akibatnya terjadilah duplikasi penomoran. Masalah atau kendala terjadinya Duplikasi yaitu seringnya terjadi human error dan sistem error. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan metode observasi dan wawancara. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah rekam medis pasien IGD pada bulan juli tahun 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa duplikasi rekam medis yang terjadi sebanyak 18 (1,78%). Penduplikasian rekam medis pasien jika sering terjadi akan berdampak pada isi rekam medis pasien menjadi tidak berkesinambungan dan rak rekam medis akan cepat penuh. Diharapkan pihak rumah sakit lebih memperhatikan dan memberikan arahan kepada petugas pendaftaran supaya lebih teliti lagi pada saat menangani pasien sehingga tidak terjadi lagi penduplikasian rekam medis.
TINJAUAN KETEPATAN KODIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELLITUS TIPE II PADA JUMLAH PASIEN DALAM MENUNJANG LAPORAN SURVEILANS KESEHATAN RAWAT JALAN DI RS ANNA MEDIKA Kevin Handynata; Laela Indawati; Daniel Happy Putra; Puteri Fannya
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 3 No. 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v3i1.3977

Abstract

Laporan surveilans kesehatan merupakan laporan yang rutin dilakukan oleh rumah sakit guna mengetahui jumlah pasien dengan suatu penyakit yang bersumberkan pada rekam medis tiap pasien dan hasil kodifikasi. Surveilans kesehatan adalah kegiatan pengamatan sistematis dan berkelanjutan terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah kesehatan untuk memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan tindakan pengendalian dan penanggulangan secara efektif dan efisien. Tujuan penelitian mengetahui gambaran ketepatan kodefikasi dalam laporan surveilans pasien diabetes mellitus tipe II di RS Anna Medika, dengan metode penelitian analisis deskriptif kuantitatif, menggunakan sampel sebanyak 89 rekam medis pasien rawat jalan dan laporan surveilans bulan Januari tahun 2020. Hasil dan kesimpulan penelitian ketepatan kodifikasi belum 100% tepat, dikarenakan petugas belum melaksanakan sesuai SPO yang berlaku sehingga ketepatan kodifikasi dari 89 sampel didapatkan 0% berdampak pada ketepatan data jumlah pasien diabetes mellitus yang belum tepat pada penggolongan diabetes mellitus pada laporan surveilans. Beberapa faktor hambatan yang ditemukan berdasarkan unsur 5M adalah Petugas koder kurang teliti,, tulisan dokter yang sulit terbaca, petugas masih berpaku pada hafalan dan catatan dan kelengkapan diagnosa dan buku pendukung dalam merefrensi kode belum ada. Saran kepada komite RM diharapkan petugas koder lebih teliti, peningkatan kompetensi dari petugas koder melalui seminar, penambahan petugas koder dan perbaikan kelengkapan kode diagnosa penyakit SIMRS dan ketersedian buku pendukung guna meningkatkan ketepatan kodifikasi.