Andrea Feraldho
Siloam Hospitals

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

ANOREKSIA SEBAGAI SALAH SATU MANIFESTASI KLINIS PADA PASIEN DENGAN TUMOR REGIO SUPRASELLAR Andrea Feraldho; Gabriella Nurahmani Putri; Endang Darmoutomo
IJCNP : INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN Vol 4 No 1 (2021): IJCNP (INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN)
Publisher : Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54773/ijcnp.v4i1.52

Abstract

Malnutrisi pada tumor disebabkan oleh inflamasi sistemik yang menyebabkan proteolisis, lipolisis dan anoreksia. Meski anoreksia pada tumor sering dikaitkan dengan adanya inflamasi, penekanan pada hipotalamus karena tumor juga dapat menyebabkan anoreksia. Studi kasus pada anak usia 11 tahun 5 bulan yang dikonsultasikan dengan lemas, malnutrisi berat dan kolelitiasis. Pasien mengalami mual, muntah, tidak nafsu makan, dan penurunan berat badan (BB) sebanyak 12 kg sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit. Asupan per 24 jam sebanyak 150 kkal. BB pasien 18 kg, tinggi badan (TB) 123 cm, indeks massa tubuh (IMT) 11.9 kg/m2. Hasil MRI kepala menunjukan adanya massa pada regio suprasellar, suspek germinoma. Pasien didiagnosa dengan tumor suprasellar, gizi buruk (skor-z IMT untuk usia (IMT/U) -4.19) dan perawakan sangat pendek (skor-z TB untuk usia -3.33). Diagnosa metabolisme adalah hipermetabolisme dan status gastrointestinal fungsional. Terapi nutrisi diberikan berdasarkan tatalaksana malnutrisi anak oleh World Health Organization (WHO). Target awal pemberian nutrisi adalah 1500 kkal/hari (83 kkal/kgBB/hari). Pemberian dimulai dari 600 kkal/hari, lalu ditingkatkan bertahap hingga mencapai 2700 kkal/hari (123 kkal/kgBB/hari). Pasien pulang dengan peningkatan berat badan sebanyak 4.3 kg, IMT 14.7 kg/m2, skor-z -1.53, status gizi kurang gizi. Berkurangnya ukuran massa tumor diikuti dengan peningkatan nafsu makan.