Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

WUJUD CINTA ALAM DALAM PUISI REMAJA KALIMANTAN TIMUR (THE FORM OF LOVE OF NATURE IN POEMS MADE BY ADOLESCENTS OF EAST KALIMANTAN) Dwi Hariyanto
Kadera Bahasa Vol 8, No 2 (2016): Jurnal Kadera Bahasa
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1820.411 KB) | DOI: 10.47541/kaba.v8i2.38

Abstract

The purpose of the study is to describe the form of love of nature in poems made by adolescents of East Kalimantan. The poems themed nature life made by adolescents are interesting to analyze. The approach of semiotic by doing the heuristic and hermeneutic reading is used to reveal meaning in the poems. Human beings take part in natural disaster. Illegal logging, mining, and forestry take part also in damaging the nature.
ANALISIS UNSUR SOSIOPSIKOLOGIS SASTRA PUISI “LAGU MURAM PEDALAMAN” KARYA HABOLHASAN ASYARI Dwi Hariyanto
LOA: Jurnal Ketatabahasaan dan Kesusastraan Vol 17, No 1 (2022): LOA
Publisher : Kantor Bahasa Kalimantan Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/loa.v17i1.4678

Abstract

 AbstrakKarya sastra berupa puisi lahir dari lingkungan sosial masyarakat. Pengarang menggali ide-idenya dari lingkungan sosialnya. Berdasarkan hal tersebut maka masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah unsur sosio-psikologis sastra pada  puisi “Lagu Muram Pedalaman” Karya Habolhasan Asyari. Tujuan pada kajian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan unsur sosio-psikologi sastra puisi tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa puisi “Lagu Muram Pedalaman” Karya Habolhasan Asyari bertemakan kehidupan masyarakat pedalaman yang tersisih di kampung sendiri. Puisi ini mengungkapkan eksploitasi sumber daya alam dan hilangnya  tradisi dan budaya masyarakat. Sikap Penyair yang menonjol adalah kepedulian terhadap lingkungan dan kepedulian terhadap tradisi dan budaya tradisional. Di samping itu,  ketidaksetujuan dengan eksploitasi sumber daya alam yang mengakibatkan kerusakan ladang dan sumber kehidupan mereka.Kata Kunci : Puisi, Sosio-Psikologi Sastra  AbstractLiterary works, in the form of poetry, are products of social environment. Authors explore ideas from their environment. This research discusses about socio-psychological aspects of literature and aims to identify and describe those in "Lagu Muram Pedalaman" poem by Habolhasan Asyari. It is a descriptive qualitative research. Conclusions are that the poem of "Lagu Muram Pedalaman" is about the life of rural people who are frozen out in their own environment. This poem depicts the exploitation of natural resources and the loss of community traditions and culture. The poet's prominent attitude concerns for the environment, traditions, and traditional culture. In addition, disagreement of the natural resources’ exploitation brings about destruction of the field and source of employment.Keywords: poetry, socio-psychological literature
JEJAK NASIONALISME SAJAK-SAJAK DALAM KORAN MASYARKAT BARU Dwi Hariyanto
LOA: Jurnal Ketatabahasaan dan Kesusastraan Vol 9, No 2 (2014): LOA
Publisher : Kantor Bahasa Kalimantan Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.382 KB) | DOI: 10.26499/loa.v9i2.2083

Abstract

                                                      AbstrakSejarah mencatat bahwa terbitnya koran Masyarakat Baru pada masa awal kemerdekaan menjadi tonggak sejarah sastra modern di Kalimantan Timur. Koran Masyarakat Baru menjadi media bagi para sastrawan Kalimantan Timur dan sekitarnya untuk mengekspresikan gejolak jiwanya melalui karya puisi. Puisi yang dimuat dalam koran Masyarakat Baru ini menarik dikaji karena pada masatersebut bangsa Indonesia dalam masamasa awal kemerdekaan. Selain itu, sajaksajak pada masa itu layak mendapat apresiasi karena merupakan puisi modern yang terdokumentasikan pertama kali dalam media cetak yang terbit di Kalimantan Timur pada masa awal kemerdekaan. Pengkajian sajak-sajak dalam koran Masyarakat Baru ini menggunakan pendekatan struktural dinamik denganmemanfaatkan semotik untuk mengungkapkan makna-makna yang terdapat dalam puisi. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dan hasil analisis dipaparkan secara deskriptif. Analisis menunjukkan bentuk nasionalisme puisi yang terbit di koran Masyarakat Baru adalah cinta tanah air, jati diri bangsa, dan semangat perjuangan. Hal ini menunjukkan bahwa sastrawan Kalimantan Timur mencoba membangkitkan semangat nasionalisme dan kebangsaan melalui puisi.Kata kunci: sajak, nasionalisme, koran Masyarakat Baru                                                          AbstractHistory shows that the publication of Masyarakat Baru newspaper in the beginning of independence era became a milestone of modern literature in East Kalimantan. For East Kalimantan’s litterateurs, it turned out to be a media to express their excitement through poems. The poems published in Masyarakat Baru newspaperare interesting to study since in that era Indonesia was in the beginning of independence era. In addition, verses in that era should be properly appreciated as they were first modern poems documented in printed media in East Kalimantan. This study uses dynamic structural approach and semiotics to figure out the meanings of the poems. It is a qualitative study and the result is descriptive. It reveals that the forms of nationalism in the poems are patriotism, national identity, and spirit to struggle that illustrate East Kalimantan litterateurs’ effort to revive the spirit of nationalism through poems.Keywords: verse, nationalism, Masyarakat Baru newspaper
KRITIK SOSIAL DALAM TIGA CERPEN DI KORAN MANUNTUNG TAHUN 1980-AN DI KALIMANTAN TIMUR Dwi Hariyanto
LOA: Jurnal Ketatabahasaan dan Kesusastraan Vol 15, No 2 (2020): LOA
Publisher : Kantor Bahasa Kalimantan Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/loa.v15i2.2799

Abstract

AbstrakPengkajian ini memaparkan gambaran kritik sosial dalam tiga cerpen yang dimuat dalam koran di Kalimantan Timur pada tahun 1980-an, yaitu  “Nomer”, “Suatu Sore di Pinggiran Desa”, dan “Tatkala Takbir Menggema”. Fenomena sosial di masyarakat dalam cerpen yang dimuat dalam media cetak berbentuk koran ini layak diungkapkan. Pengungkapan  fenomena sosial dalam tiga cerpen tersebut sangat diperlukan untuk melihat kondisi sosial masyarakat di tahun 1980-an karena pada tahun-tahun tersebut dapat dikatakan sebagai awal kemunculan  karya sastra berbentuk cerpen dalam media cetak berbentuk koran di Kalimantan Timur. Metode kualitatif digunakan penulis untuk mengungkapkan gambaran sosial yang terjadi pada tahun 1980-an di Kalimantan Timur. Pendekatan sosiologi sastra digunakan sebagai alat untuk mengungkapkan masalah sosial dalam tiga cerpen ini. Namun, sebagai pijakan awal, penulis akan memanfaatkan struktural untuk mengungkapkan salah satu unsur intrinsik yang terdapat dalam karya cerpen yang dibahas. Gambaran masalah sosial yang terdapat dalam tiga cerpen di atas adalah masalah kemiskinan, disorganisasi dalam keluarga, disorganisasi keluarga, generasi muda dalam masyarakat modern, pelanggaran terhadap norma masyarakat, kependudukan, lingkungan hidup, dan birokrasi. Kata kunci: kaltim, kritik sosial, koran, cerpen Abstract This study presents a picture of social criticism in three short stories published in newspapers in East Kalimantan in the 1980s, namely "Nomer", "Suatu Sore di Pinggiran Desa", and "Tatkala Takbir Menggema". Social phenomena in the society in those short stories are worth disclosing. It is necessary to see the social conditions in the society in the 1980s. It can be considered to be the beginning of literary works in the form of short stories in print media of newspapers in East Kalimantan. The author uses qualitative methods to reveal the social picture in the 1980s in East Kalimantan. It also uses the sociological approaches to literature to show social problems in these three short stories. However, as a starting point, the writer will use the structure to reveal one of the intrinsic elements in the short stories. Social problems in those short stories are poverty, disorganization in the family, family disorganization, young people in modern society, violations of social norms, demography, environment, and bureaucracy. Keywords: East Kalimantan, social criticism, newspaper, short stories