Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Odonata Diversity Around the Arfak Mountains, West Papua Keliopas Krey; Ade Rahayu Pattiran; Agustinus Kilmaskossu; Yance de Fretes
Igya ser hanjop: Jurnal Pembangunan Berkelanjutan Vol 2 No 2 (2020)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Papua Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47039/ish.2.2020.103-113

Abstract

West Papua is known to harbor high biodiversity and endemicity. Odonata is one taxon that has a high diversity and endemism and plays an important role as an environmental bioindicator. As with many other taxa, field research on the diversity, distribution, and habitat of dragonflies is still very limited in West Papua. Yet, its habitats are under threat due to forest and land conversion for infrastructure developments. This study was designed to document the diversity of Odonata around the Arfak Mountains; especially in Uyehegbrik Village (Prafi District), Hijou Village (Neney District) and Anggra Village (Minyambou District). Data was collected using the purposive sampling technique. The Shannon Diversity Index and t-test were used to calculate and compare species diversity at each research location; and Sorensen Index was used to analyze the similarity of species in each location. About 21 species from 7 families were recorded during this study, 10 of which species are likely new. Our main conclusions include: the Shannon Weaner Index (H’) at the study sites 1.43-1.89 indicates moderate diversity; standing water is the main habitat of dragonflies; the temperature has positive, but weak correlation with species diversity and species abundance. Discovery of new species indicates that this area remains understudied.
Pengaruh Perubahan Fungsi Hutan terhadap Keanekaragaman Katak: Studi Kasus di Prafi, Distrik Prafi, Kabupaten Manokwari Keliopas Krey; Amaul Nur Apsyari; Yance de Fretes
Igya ser hanjop: Jurnal Pembangunan Berkelanjutan Vol 3 No 1 (2021)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Papua Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47039/ish.3.2021.47-64

Abstract

Hutan tropis dataran rendah diketahui merupakan habitat penting bagi berbagai spesies flora dan fauna. Hutan tropis juga berperan penting untuk menjaga fungsi hidrologis dan saat diketahui memilih fungsi penting dalam menjaga gas rumah kaca, salah satu penyebab perubahan iklim global. Namun, hutan tropis banyak telah konversi ke berbagai fungsi non hutan, seperti perkebunan komersial. Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki hutan tropis terluas kedua di dunia. Walaupun pemerintah dan penggiat konservasi telah berusaha untuk menjaga perubahan fungsi hutan, tetapi perubahan fungsi hutan terus terjadi sejalan dengan pertambahan penduduk dan kebutuhan pembagunan. Penelitian ini dirancang untuk meneliti dampak perubahan fungsi hutan ke non hutan terhadap keragaman katak di Distrik Prafi, Kabupaten Manokwari. Membandingkan keragaman katak pada 3 fungsi hutan: hutan sekunder, perkebunan sawit dan perkebunan kakao. Hasil penelitian ini menunjukkan konservasi hutan ke non hutan memberikan dampak negatif terhadap keragaman katak. Konversi hutan juga memberikan kesempatan pada spesies yang diintroduksi seperti Duttaphrynus melanostictus, Fejervarya cancrivora dan F. limnocharis hidup dan mendominasi habitat baru ini. Suatu hal menarik adalah bahwa tidak ada satupun spesies asli Papua yang dapat diamati di perkebunan, walaupun perubahan atau konversi hutan telah terjadi sekitar 40 tahun lalu. Penelitian ini juga memastikan kehadiran spesies introduksi baru F. limnocharis di Prafi. Spesies ini mungkin dimasukkan secara tidak sengaja ke Tanah Papua.
Keragaman Spesies Pohon dan Pemanfaatannya pada Hutan Desa Kampung Ubadari Yance de Fretes; Ambriansyah
Igya ser hanjop: Jurnal Pembangunan Berkelanjutan Vol 5 No 1 (2023)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Papua Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47039/ish.5.2022.13-31

Abstract

Pulau Papua diketahui memiliki keragaman flora dengan tingkat keendemikan yang tinggi, namun mengalami konversi yang tinggi dari hutan ke non hutan. Walaupun memiliki kekayaan flora yang tinggi, namun sebagian flora belum disurvai. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keragaman flora dan potensi guna penyusunan rencana pengelolaan hutan desa. Hutan disurvai dalam 7 transek (1000 m) yang dibuat secara acak, dan pohon dicatat dalam 75 plot berukuran 20x20m, tiang 75 subplot 10x10 m, dan pancang dalam 75 sub plot (5x5m). Hasil inventarisasi, pancang dengan 155 spesies dari 52 famili dn 581 individu, tiang 86 spesies dari 37 famili dan 236 individu, dan pohon 135 spesies dari 40 famili dan 848 individu. Perbedaan spesies antara transek cukup tinggi menunjukkan tingkat keragaman antar transek (beta diversity). Spesies dominan pada tingkat pohon Artocarpus elasticus Blume, Antiaris toxicaria Lesch., Myristica argentea Warb., dan Pometia pinnata Forst. & Forst. (Bl.) Jacobs. Sekitar 36 persen spesies hanya diwakili 1 pohon dari 3 ha hutan yang disampel. Shannon-Weiner Diversity Index mencapai (H’) > 3 pada tiap transek menunjukkan tingkat keragaman pohon yang tinggi. Ada sekitar 70 spesies yang dimanfaatkan masyarakat, sebagian besar untuk bahan rumah, sumber makanan dan obat-obatan.