Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Evaluasi Penerapan Panca Usahatani Padi Ladang Ampibi pada Petani Binaan BPTP di Kabupaten Manokwari Galih Hidayat; Umi Yuminarti; Obadja A. Fenetiruma
Igya ser hanjop: Jurnal Pembangunan Berkelanjutan Vol 2 No 2 (2020)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Papua Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47039/ish.2.2020.115-124

Abstract

Kabupaten Manokwari memiliki potensi luas lahan kering yang luas untuk pengembangan tanaman pangan khususnya padi ladang. BPTP Papua Barat merekomendasikan pengembangan padi ladang Ampibi sesuai dengan komponen teknologi panca usahatani. Padi ladang Ampibi adalah varietas unggul padi yang dapat bertahan pada kondisi iklim atau dapat bertahan dalam dua kondisi yang berbeda, kondisi lahan yang kering maupun basah. Petani diharapkan dapat meningkatkan produksi sehingga penerimaannya meningkat dengan menerapkan panca usahatani yang baik pada budidaya padi ladang Ampibi. Penelitian ini bertujuan untuk a). Mengetahui tingkat penerapan panca usahatani oleh petani, b). Mengetahui tingkat penerimaan yang diterima petani setelah mengikuti dan menerapkan panca usahatani padi ladang ampibi. Hasil dari penelitian adalah sebagai berikut: a). Tingkat penerapan panca usahatani oleh petani setelah mengikuti kegiatan panca usahatani padi ladang Ampibi di Kabupaten Manokwari termasuk dalam tingkat kategori sedang. Nilai penerapan panca usahatani kategori sedang sebesar 76,25% dan tingkat penerapan panca usahatani tinggi sebesar 23,75%. b). Tingkat penerimaan rata-rata petani padi ladang Ampibi di Kabupaten Manokwari adalah sebesar Rp. 10.203.000,- per musim tanam atau Rp. 2.915.143 per bulan per kepala keluarga petani dan diatas nilai Kebutuhan Hidup Layak (KHL) di Provinsi Papua Barat sebesar Rp. 2.908.000,- per bulan.
Produksi Ikan Tuna di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Sanggeng Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat Frans Labobar; Selvi Tebay; Obadja A Fenetiruma
Jurnal Riset Perikanan dan Kelautan Vol 3 No 2 (2021): JURNAL RISET PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (650.962 KB)

Abstract

Ikan tuna di perairan di Provinsi Papua Barat, khususnya di perairan Manokwari merupakan ikan target nelayan, karena permintaan pasar lokal maupun ekspor cukup tinggi untuk jenis ikan tersebut (Alianto dkk., 2014). Maka itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar Produksi ikan tuna di Kabupaten Manokwari yang didaratkan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Sanggeng Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat berdasarkan data produksi tuna tahun 2014-2018. Penelitian ini dilakukan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Sanggeng Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat. Pengambilan data di PPI Sanggeng dilakukan pada bulan Juni sampai Juli 2019. Data dalam penelitian ini adalah data produksi ikan tuna tahun 2014 – 2018 yang dijadikan sebagai data penelitian untuk mengetahui perkembangan produksi ikan tuna di Kabupaten Manokwari selama 5 tahun terakhir. Data produksi ikan tuna akan di analisis secara deskriptif yaitu data ditampilkan dalam bentuk grafik histogram (batang) untuk mengetahui tren produksi ikan tuna di Kabupaten Manokwari. Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa Produksi ikan tuna di Kabupaten Manokwari dari tahun 2014 sampai tahun 2018, produksi tertinggi tejadi pada tahun 2017 yaitu sebesar 3,651, 825.00 Kg/Trip/Tahun. Sedangkan produksi tertinggi per bulan untuk tahun 2014, terjadi pada bulan Mei, pada tahun 2015 terjadi pada bulan November, tahun 2016 terjadi pada bulan Juni dan Agustus serta tahun 2017 dan 2018, terjadi pada bulan Maret.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR SAYURAN DI KABUPATEN KAIMANA PROVINSI PAPUA BARAT Obadja Andris; Dwidjono H Darwanto; Sri Widodo
Agric Vol. 26 No. 1 (2014)
Publisher : Fakultas Pertanian dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24246/agric.2014.v26.i1.p7-11

Abstract

Vegetables Vegetables are very important as the counterweight of nutrition and vitamins for human body. Until now, Indonesia is still importing vegetables from other countries. The same circumstance also occurred in West Papua province. In Kaimana district, the supply of vegetables was imported from North Sulawesi. Meanwhile, the import process at the national level took place through a formal import mechanism. This study seeks to determine what factors are thought to influence the volume of vegetables import in Kaimana district. By using the OLS method, it was found that the purchasing price of the imported vegetables is a decisive factor influencing the import process. Vegetables selling price, age of importing traders, number of traders’ family members as well as consumers’ disposable income are not significant to prompt import.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR SAYURAN DI KABUPATEN KAIMANA PROVINSI PAPUA BARAT Obadja Andris; Dwidjono H Darwanto; Sri Widodo
Agric Vol. 26 No. 1 (2014)
Publisher : Fakultas Pertanian dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24246/agric.2014.v26.i1.p7-11

Abstract

Vegetables Vegetables are very important as the counterweight of nutrition and vitamins for human body. Until now, Indonesia is still importing vegetables from other countries. The same circumstance also occurred in West Papua province. In Kaimana district, the supply of vegetables was imported from North Sulawesi. Meanwhile, the import process at the national level took place through a formal import mechanism. This study seeks to determine what factors are thought to influence the volume of vegetables import in Kaimana district. By using the OLS method, it was found that the purchasing price of the imported vegetables is a decisive factor influencing the import process. Vegetables selling price, age of importing traders, number of traders’ family members as well as consumers’ disposable income are not significant to prompt import.