LUSILA ANDRIANI PURWASTUTI
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

RELEVANSI TEORI KOMUNIKASI HABERMAS DALAM PENDIDIKAN LUSILA ANDRIANI PURWASTUTI
FOUNDASIA Vol 1, No 6 (2005): FONDASIA
Publisher : Prodi Filsafat dan Sosiologi Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/foundasia.v1i6.6321

Abstract

Habermas's view of communication theorv can he an alternative solution to the current critical situation particularly in Indonesia, which is facing conflicts in a variety of dimensions. Hahermas's wise view that can be referred to is that there is no absolute truth. There is no single absolute way to solve a variety of crises resulting from conflicts. To create a more humane world, the suggested way is communication, a dialectical positive model. We should make an attempt together to create a liberating path on the basis of the high humanistic values that we search together. Education is also a communication process Therejore, essentially, the communication conditions should he applied in the field qj education. This is expected to create a liberating path to empower adult learners.
PENDIDIKAN POLITIK NASIONALIS RELIGIUS LUSILA ANDRIANI PURWASTUTI
FOUNDASIA Vol 2, No 10 (2010): FONDASIA
Publisher : Prodi Filsafat dan Sosiologi Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/foundasia.v2i10.5836

Abstract

Daftar panjang berbagai kerusuhan yang bernuansa SARA, separatisme, dan konflik horizontal menjadi cacatan sejarah suram bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak awal kernerdekaan sampai saat ini. Salah satu penyebab dari masalah tersebut, selain terjadinya ketidakadilan dalam praktik kehidupan bernegara, adalah pemahaman yang kurang terhadap dasar negara Indonesia Pancasila yang berciri nasionalis-religius. Pencarian formulasi sudah dimulai sejak para bapak bangsa berusaha menetapkan dasar negara yang hendak dipakai oleh negara Indonesia yang akan merdeka. Pemahaman yang mendalam terhadap ciri negara yang nasionalis-religius dapat dilakukan melalui pendidikan politik pada masyarakat. Pendidikan politik yang berbasis nilai nasionalis-religius disosialisasikan dan ditransformasikan baik kepada masyarakat umum maupun sekolah pada tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Penanaman nilai-nilai cinta tanah air, bela negara persatuan, cinta kasih, perdamaian. toleransi, kepedulian, keimanan, ketaqwaan, dan kesucian menjadi tanggung jawab semua guru/dosen. Strategi pendidikan politik yang digunakan di sekolah adalah pendekatan komprehensif, yang meliputi: perbaikan kurikulum mata kuliah Pendidikan Agama. Pendidikan IPS dan Kewarganegaraan di tingkat pendidikan dasar sampai perguruan tinggi, dan pendekatan pembelajaran yang induktif partisipatif. Kerjasama dapat dilakukan dengan orang tua murid, ulama, dan tokoh masyarakat untuk mewujudkan ,nilai-nilai nasionalis-religius dalam kehidupan nyata, terutama dengan menjadi teladan bagi para peserta didik.
Peningkatan Keterampilan Pengembangan Rencana Pembelajaran Semester di STKIP Bina Insan Mandiri Surabaya Ebni Sholikhah; Lorensius Hendrowibowo; Mami Hajaroh; Lusila Andriani Purwastuti
Serambi Abdimas Vol 4 No 1 (2023): Jurnal Serambi Abdimas
Publisher : Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.sa.2023.4.1.7841

Abstract

Salah satu perangkat pembelajaran yang harus disiapkan dosen adalah RPS. RPS yang baik wajib ditinjau dan diperbaharui secara berkala sesuai capaian pembelajaran lulusan. Perubahan kurikulum Pendidikan tinggi menjadi kurikulum merdeka menuntut adanya pembaruan RPS berbasis outcome. Akan tetapi di STKIP Bina Insan Mandiri, masih ditemukan RPS yang belum memenuhi unsur-unsur RPS berbasis outcome. Oleh karenanya perlu peningkatan kompetensi pedagogis dosen dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPS. Artikel ini mendeskripsikan peningkatan kemampuan dosen STKIP Bina Insan Mandiri dalam mengembangkan RPS melalui workshop. Pelatihan dilaksanakan dengan dua kali pertemuan secara daring dan luring. Hasil pelatihan menunjukkan bahwa kemampuan peserta workshop dalam menyusun RPS lebih optimal daripada sebelumnya. Peserta mampu memperbaharui kembali RPSnya sesuai unsur-unsur yang tertera pada SN-DIKTI. Peserta juga menunjukkan respon positif terhadap proses workshop melalui angket evaluasi yang dibagikan dengan rata-rata nilai 3.87 dari skala 4. Berdasarkan evaluasi tersebut, pelatihan dapat ditindaklanjuti dengan menyelenggarakan workshop untuk mengembangkan perangkat pembelajaran lain seperti instrument evaluasi, media, dan bahan pembelajaran.