Nazala Noor Laili
FIB Universitas Diponegoro

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

KEBANGKITAN INDUSTRI BATIK LASEM DI AWAL ABAD XXI Nazala Noor Laili; Noor Naelil Masruroh
Patra Widya: Seri Penerbitan Penelitian Sejarah dan Budaya. Vol. 18 No. 1 (2017)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4651.052 KB) | DOI: 10.52829/pw.43

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengungkap eksistensi dan peranan pengusaha pribumi dalam mengembangkan industri batik tulis di Lasem, yang selama ini pelaku utamanya adalah etnis Tionghoa, menemukan faktor-faktor penyebab muncul dan bangkitnya para pengusaha batik dari kalangan pribumi Jawa, serta memetakan upaya konkret yang telah dilakukan untuk mewujudkan hal ini. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah wawancara, studi dokumen, serta observasi terhadap pelaku usaha dan aktivitasnya. Sementara itu, pendekatan historis juga digunakan dalam studi ini khususnya untuk mengetahui aspek kronologis dalam pengembangan usaha batik tulis Lasem yang dimotori oleh masyarakat pribumi Jawa. Berdasar pada hasil peneltian, terdapat berbagai faktor yang menyebabkan kebangkitan para pengusaha batik pribumi Jawa di Lasem. Karakteristik masyarakat Lasem yang multietnis dalam hubungannya memiliki kehidupan yang harrnonis. Mereka meminimalisir adanya dikotomi etnis atau ras dan menyepakati bersama identitias sebagai orang Lasem, sehingga memunculkan rasa keterbukaan dan kebersamaan. Selain itu, pasca penetapan Hari Batik Nasional pada 2009 disertai kuatnya dorongan pemerintah melalui berbagai program bantuan, maka sejak saat itu dijadikan sebagai momentum utama kebangkitan pengusaha batik pribumi Jawa. Dukungan tersebut berlangsung secara kontinyu, khususnya dalam membukakan akses pasar dan modal.____________________________________________________________This article aims to reveal on the role and existence of indigenous entreprises in developing batik industry at Lasem. All the time, the main actors has been hold by the Chinese, seeks to find the factors that cause them to rise up and appear, as well as mapping out tlie concrete efforts that have been made to make this happens. The method used are interviews, study documents, as well as observations among the entreprenuers (Chinese and Javanese) and their activities. Meanwhile, the historical approach also used particularly to determine chronological aspects in the development of this industry led by Javanese. There are two important factors that cause the revival. Lasem people typically multiethnic in relation to have a harmonious life. They minimize ethnic or racial dichotomy and consens identity as Lasem people, therefore it generating openness and togetherness among them. Meanwhile, after designation of National Batik Day in 2009, the government have given strong encouragement by various aid programs, since then it serves as revival momentum of indigenous Javanese enterprises. Furthermore, the government supports continuesly especially in opening access on capital and market.