Rangga Rayendra Saleh
Departemen Ilmu KesehatanTelinga Hidung Tenggorok-Bedah Kepala Leher Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/ Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Tatalaksana karsinoma sel skuamosa kanalis akustikus eksternus Ratna Dwi Restuti; Iman Pradana Maryadi; Rangga Rayendra Saleh
Oto Rhino Laryngologica Indonesiana Vol 49, No 1 (2019): Volume 49, No. 1 January-June 2019
Publisher : PERHATI-KL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1107.78 KB) | DOI: 10.32637/orli.v49i1.289

Abstract

Latar belakang: Keganasan pada kanalis akustikus eksternus (KAE) merupakan kasus yang jarang terjadi, kurang dari 0,2 % dari seluruh keganasan pada regio kepala dan leher. Secara histologis, karsinoma sel skuamosa merupakan jenis karsinoma terbanyak, terjadi pada 80% kasus. Karsinoma sel skuamosa KAE masih menjadi tantangan bagi praktisi medis dalam mendiagnosis dan menatalaksana. Tujuan: Hingga saat ini, belum ada algoritma yang spesifik dalam menatalaksana kasus ini, sehingga membutuhkan pengetahuan yang mendalam mengenai anatomi dan teknik pembedahan, serta ditunjang dengan adanya tim multidisiplin dalam menangani kasus keganasan KAE. Laporan kasus: Tulisan ini melaporkan 4 kasus pasien karsinoma sel skuamosa KAE yang menjalani bermacam modalitas tatalaksana dengan keluaran yang bervariasi. Metode: Telaah literatur berbasis bukti mengenai tatalaksana karsinoma sel skuamosa KAE melalui database Cochrane dan Pubmed Medline. Berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi didapatkan satu jurnal yang relevan dengan kasus yang dilaporkan. Hasil: Karsinoma sel skuamosa liang telinga terutama ditatalaksana dengan terapi pembedahan. Modalitas tambahan yang dapat diberikan adalah kemoterapi dan radioterapi. Terapi pembedahan seringkali meninggalkan defek yang besar sehingga memerlukan tindakan rekonstruksi. Kesimpulan: Tatalaksana karsinoma sel skuamosa KAE seringkali membutuhkan pendekatan multidisiplin dan kompleks terutama pada kasus stadium lanjut. Angka harapan hidup yang lebih baik akan dicapai dengan mendiagnosis dan menatalaksana kasus ini secara dini. Background: Cancer of the external auditory canal (EAC) is a rare tumor, representing less than 0.2% of all head and neck cancers. Histologically, squamous cell carcinoma comprises more than 80% of cases. Squamous cell carcinoma (SCC) of the EAC is still a therapeutic challenge for medical specialists in its diagnosis and management. Purpose: Up to date, there is no specific treatment guidelines available due to SCC low incidence. The attending physician must have asubstantial knowledge of literatures as well as anatomy and surgical techniques, supported by an appropriate cancer center with adequate multidisciplinary team to offer the best therapy in accordance with the needs of the cancer clinical stages. Cases: This paper reports 4 cases of squamous cell carcinoma of the EAC which underwent various treatment modalities, and yielded also various outcomes. Method: Evidence based literature study about squamous cell carcinoma of EAC was performed through Cochrane and Pubmed Medline database. Based on inclusion and exclusion criteria, one study was found relevant to these cases. Results: The particular choice of SCC management of EAC is surgery, yet SCC of the EAC requires additional modalities such as chemotherapy and radiotherapy. Surgery often leaves a large defect which requires a reconstructive procedure. Conclusion: Cancer of EAC management requires a multidisciplinary approach, especially it is more complex in the advanced stage of SCC. An early stage diagnosis and prompt management will lead to a better survival rate. 
Tatalaksana karsinoma sel skuamosa kanalis akustikus eksternus Ratna Dwi Restuti; Iman Pradana Maryadi; Rangga Rayendra Saleh
Oto Rhino Laryngologica Indonesiana Vol. 49 No. 1 (2019): Volume 49, No. 1 January-June 2019
Publisher : PERHATI-KL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32637/orli.v49i1.289

Abstract

Latar belakang: Keganasan pada kanalis akustikus eksternus (KAE) merupakan kasus yang jarang terjadi, kurang dari 0,2 % dari seluruh keganasan pada regio kepala dan leher. Secara histologis, karsinoma sel skuamosa merupakan jenis karsinoma terbanyak, terjadi pada 80% kasus. Karsinoma sel skuamosa KAE masih menjadi tantangan bagi praktisi medis dalam mendiagnosis dan menatalaksana. Tujuan: Hingga saat ini, belum ada algoritma yang spesifik dalam menatalaksana kasus ini, sehingga membutuhkan pengetahuan yang mendalam mengenai anatomi dan teknik pembedahan, serta ditunjang dengan adanya tim multidisiplin dalam menangani kasus keganasan KAE. Laporan kasus: Tulisan ini melaporkan 4 kasus pasien karsinoma sel skuamosa KAE yang menjalani bermacam modalitas tatalaksana dengan keluaran yang bervariasi. Metode: Telaah literatur berbasis bukti mengenai tatalaksana karsinoma sel skuamosa KAE melalui database Cochrane dan Pubmed Medline. Berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi didapatkan satu jurnal yang relevan dengan kasus yang dilaporkan. Hasil: Karsinoma sel skuamosa liang telinga terutama ditatalaksana dengan terapi pembedahan. Modalitas tambahan yang dapat diberikan adalah kemoterapi dan radioterapi. Terapi pembedahan seringkali meninggalkan defek yang besar sehingga memerlukan tindakan rekonstruksi. Kesimpulan: Tatalaksana karsinoma sel skuamosa KAE seringkali membutuhkan pendekatan multidisiplin dan kompleks terutama pada kasus stadium lanjut. Angka harapan hidup yang lebih baik akan dicapai dengan mendiagnosis dan menatalaksana kasus ini secara dini. Background: Cancer of the external auditory canal (EAC) is a rare tumor, representing less than 0.2% of all head and neck cancers. Histologically, squamous cell carcinoma comprises more than 80% of cases. Squamous cell carcinoma (SCC) of the EAC is still a therapeutic challenge for medical specialists in its diagnosis and management. Purpose: Up to date, there is no specific treatment guidelines available due to SCC low incidence. The attending physician must have asubstantial knowledge of literatures as well as anatomy and surgical techniques, supported by an appropriate cancer center with adequate multidisciplinary team to offer the best therapy in accordance with the needs of the cancer clinical stages. Cases: This paper reports 4 cases of squamous cell carcinoma of the EAC which underwent various treatment modalities, and yielded also various outcomes. Method: Evidence based literature study about squamous cell carcinoma of EAC was performed through Cochrane and Pubmed Medline database. Based on inclusion and exclusion criteria, one study was found relevant to these cases. Results: The particular choice of SCC management of EAC is surgery, yet SCC of the EAC requires additional modalities such as chemotherapy and radiotherapy. Surgery often leaves a large defect which requires a reconstructive procedure. Conclusion: Cancer of EAC management requires a multidisciplinary approach, especially it is more complex in the advanced stage of SCC. An early stage diagnosis and prompt management will lead to a better survival rate.