Roland Martin S
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Akurasi Pengukuran Lebar Retak Permukaan pada Beton Menggunakan Portable Scanner dengan Variasi Posisi Pemindaian Sagita, Filliyani; Zacoeb, Achfas; S, Roland Martin
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (895.735 KB)

Abstract

Alat untuk evaluasi lebar retak beton selama ini adalah penggaris, jangka sorong, atau microcrack detector. Alat-alat tersebut digunakan secara manual, yaitu dengan mengukur langsung lebar retak di lapangan dan membaca hasil pengukuran. Namun selayaknya alat yang digunakan secara manual, banyak ditemukan kekurangan. Seiring perkembangan teknologi telah ditemukan alternatif pengukuran lain untuk retak beton yaitu scanning image analysis, menggunakan portable  scanner. Hasil pengukuran dengan portable scanner akan dibandingkan dengan jangka sorong dan microcrack detector dalam tiga posisi yaitu dengan retak di permukaan atas (posisi A), permukaan bawah (posisi B), dan samping (posisi S). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi posisi pemindaian menggunakan portable  scanner terhadap lebar retak dan mengetahui tingkat akurasi hasil pembacaan portable scanner dibandingkan dengan microcrack detector dan jangka sorong pada pengukuran lebar retak permukaan beton. Berdasarkan uji hipotesa analisa statistik dengan uji F satu arah pada setiap posisi A, posisi B, dan posisi S menggunakan portable scanner diperoleh Ftabel 3,402 > Fhitung 0,2971. Begitupun dengan uji F membandingkan hasil portable scanner dengan jangka sorong dan microcrack detector pada masing-masing posisi, Ftabel 3,402 > Fhitung posisi A 0,758, posisi S 0,148, dan B 0,263. Kedua hasil tersebut menunjukkan bahwa variasi posisi pemindaian tidak mempengaruhi hasil pengukuran lebar retak. Kesalahan relatif pada masing-masing posisi pemindaian menggunakan portable scanner dibandingkan dengan microcrack detector dan jangka sorong tidak terdapat kesalahan relatif (KR) melebihi 5% sehingga akurasi masih dalam batas toleransi. Masing-masing KR maksimum untuk microcrack detector sebagai pengukur absolut adalah 3,5% dan untuk jangka sorong adalah 4,8%. Kata kunci: beton, portable scanner, posisi pemindaian, retak.
PENGARUH CAMPURAN KADAR BOTTOM ASH DAN LAMA PERENDAMAN AIR LAUT TERHADAP POLA, LEBAR DAN KEDALAMAN RETAK PADA BALOK Dimas P G, Dwi Yulianto; S, Roland Martin; N, Christin Remayanti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (595.658 KB)

Abstract

Dari pengujian ini didapatkan bahwa terdapat pengaruh variasi campuran bottom ash dimana nilai kuat tekan yang paling tinggi terjadi pada campuran bottom ash 10%. Demikian juga halnya dengan hasil pengamatan pola retak, dimana hingga terjadi kegagalan geser pada balok uji dengan keruntuhan geser. Hal ini terjadi pada balok beton dengan keruntuhan geser perendaman 28 hari campuran bottom ash 10%. Perbedaan kemunculan retak awal pada benda uji dengan keruntuhan geser perendaman 14 hari menunjukkan pengaruh variasi kadar campuran bottom ash terhadap lebar retak. Berikut juga dengan besar nilai lebar retak maksimum pada balok dengan keruntuhan lentur durasi perendaman 28 hari yang dianalisis oleh peneliti. Yaitu, 0,16 mm pada campuran bottom ash 0%; 0,10 mm pada campuran bottom ash 10%; 0,12 mm pada campuran bottom ash 20% dan sebesar 0,13 mm pada campuran bottom ash 25%. Variasi durasi perendaman air laut juga memberikan pengaruh yang cukup signifikan. Seperti pada keruntuhan lentur perendaman 14 hari yaitu dengan lebar retak 0,10 mm untuk campuran bottom ash 0%; 0,13 mm untuk campuran bottom ash 10%; 0,14 mm untuk campuran bottom ash 20% dan 0,12 mm untuk campuran bottom ash 25%. Dengan lebar retak maksimum yang diijinkan oleh ACI Code untuk daerah basah khususnya dalam lingkup air laut adalah 0.15 mm dan sering dibulatkan menjadi 0.20 mm, sehingga hasil penelitian ini masih bisa digunakan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya. Keterbatasan alat uji menjadi masalah utama dalam pengukuran kedalaman retak. Hal ini menyebabkan tidak dapat dihimpunnya data dengan baik.   Kata kunci: bottom ash, balok beton, rendaman, kuat tekan beton, uji silinder, pembebanan lentur, uji UPV, pola retak, lebar retak, kedalaman retak
ANALISIS MODULUS ELASTISITAS BETON MENGGUNAKAN ALAT PUNDIT PL-200 Fitri, Fatimah Azzahra; Arifi, Eva; S, Roland Martin
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (596.122 KB)

Abstract

Berbagai penelitian dan percobaan modulus elastisitas dibidang beton dilakukan sebagai upaya untuk menjawab tuntutan pemakaian beton yang semakin tinggi serta mengetahui kondisi terkini dan kualitas material pada pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Dalam pengujian modulus elastisitas beton ini, ada dua macam pengujian yaitu non-destructive test dan destructive test. Non-Destructive Test (NDT) merupakan metode pengujian beton yang tidak merusak sampel, dengan menggunakan Ultrasonic Pulse Velocity (UPV). Metode ini membutuhkan penggunaan alat yang akan membantu mendapatkan hasil modulus elastisitas beton langsung di lapangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana hubungan hasil modulus elastisitas di laboratorium dengan menggunakan alat compression strength machine dan pengujian yang bersifat tidak merusak (Non-Destructive Test) dengan menggunakan alat PUNDIT PL-200. Sampel yang digunakan adalah berbentuk silinder berdiameter 15cm dan tinggi 30cm dan mutu beton yang direncanakan 20 MPa, 25 MPa, 30 MPa, dan 35 MPa. Jumlah sampel sebanyak 36 sampel terdiri 9 sampel berbentuk silinder setiap mutu beton yang direncanakan. Sampel diuji pada umur 28 hari, dengan terlebih dahulu dilakukan perawatan sebelum pengujian. Dari penelitian diperoleh bahwa modulus elastisitas  beton yang tertinggi pada kuat tekan beton 20,36 MPa dan modulus elastisitas yang terendah terdapat pada kuat tekan 16,97 MPa. Dan dari hasil pengujian modulus elastis beton menggunakan alat compression strength machine (extensometer) hasil regresi extensometer dan mrrtode ASTM C-469 saling sejajar sedangkan hasil pengujian modulus elastisitas beton menggunakan alat PUNDIT PL-200 digambarkan modulus elastis relatif pada angka 3000 MPa. Hubungan antara alat compression strength machine dan alat PUNDIT PL-200 kecenderungan linier dan r yang mendekati nol menandakan hubungan antar variabel yang lemah atau bahkan tidak terdapat hubungan sama sekali. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan modulus elastisitas yang dihasilkan alat compression strength machine dan modulus elastisitas alat PUNDIT PL-200 tersebut tidak menunjukan hubungan yang signifikan.   Kata kunci : Modulus Elastisitas, UPV, PUNDIT PL-200