Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Konseling Individual bagi Anak Korban Pemerkosaan di Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Tanggamus Umi Aisyah; Laras Prameswarie
Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam Vol 8 No 2 (2020): Irsyad: Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam
Publisher : Department of Islamic Guidance and Counseling, Faculty of Dakwah and Communication, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.662 KB) | DOI: 10.15575/irsyad.v8i2.1971

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pelaksanaan pemberian layanan konseling individual bagi anak korban pemerkosaan di Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Tanggamus Lampung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui studi deskriptif. Hasil penelitian ditemukan bahwasanya pelaksanaan konseling individual mencakup empat tahap yakni identifikasi, diagnosis, prognosis, dan terapi. Sebelum pemberian konseling anak korban pemerkosaan yang awalnya merasa cemas, memiliki rasa kurang percaya diri, menutup diri dari pergaulan, merasa jantung berdebar dan keringat yang berlebihan, serta sebagian besar korban pemerkosaan akan condong berdiam diri. Setelah mendapat layanan konseling anak menjadi lebih tenang, mau bersosialisasi dan komunikatif. This study aims to see how to implement individual counseling services for child victims of rape at the Integrated Service Center for the Empowerment of Women and Children (P2TP2A), Tanggamus Regency, Lampung. This research uses qualitative methods through descriptive studies. The results found that the implementation of individual counseling includes four stages, namely, identification, diagnosis, prognosis, and therapy. Before providing counseling for child victims of rape who initially felt anxious, had low self-esteem, closed themselves from social relationships, and felt heart palpitations and excessive sweating, most rape victims would tend to remain silent. However, after receiving individual counseling services, the child becomes calmer, willing to socialize with other people, and communicative.