Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

TINGKAT KEBERHASILAN TRANSPLANTASI KARANG BATU DI PULAU PARI KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA Ofri Johan; Dedi Soedharma; Suharsono Suharsono
Jurnal Riset Akuakultur Vol 3, No 2 (2008): (Agustus 2008)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1391.127 KB) | DOI: 10.15578/jra.3.2.2008.289-300

Abstract

Penelitian transplantasi tiga jenis karang genus Acropora, yaitu: Acropora donei, Acropora acuminata, dan Acropora formosa menggunakan metode fragmentasi pada substrat buatan di daerah leeward, windward Pulau Pari dan di daerah lagoon Pulau Tikus. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan transplantasi dengan mengukur tingkat pertumbuhan, kematian, penempelan pada substrat dan tonggak pengikat dari substrat, serta penambahan jumlah axial corallites setelah beradaptasi dengan lingkungan baru yang berbeda. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan Anova dengan tiga faktor perlakuan yaitu spesies (tiga jenis), lokasi (leeward, windward, goba), dan jumlah cabang (tidak bercabang, dua cabang, tiga cabang). Data kualitas air dianalisis dengan menggunakan diskriminan analisis untuk mendapatkan parameter yang memberikan kontribusi dalam perbedaan lokasi yang diujicobakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karang A. acuminata dan A. formosa lebih baik tumbuh di daerah leeward, sementara karang A. donei baik tumbuh di daerah windward. Pada daerah goba memiliki tingkat kematian lebih tinggi terjadi pada karang A. acuminata dan A. formosa dibandingkan dengan dua lokasi lain. Penempelan pada substrat karang A. donei lebih cepat dibandingkan dengan karang A. acuminata dan A. formosa. Pertambahan jumlah axial corallite karang A. donei lebih cepat dibandingkan dengan kedua karang lain, A. acuminata dan A. formosa. Hasil analisis data kualitas air menunjukkan bahwa parameter arus, nitrat, dan fosfat sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan karang.Three Acropora species, Acropora donei, A. acuminate, and A. Formosa, were transplanted on artificial substrates using fragmentation method and placed on the leeward and windward sides of Pari Island and in one lagoon of Tikus Island. The purpose of this study was to assess the successful rate of transplanted coral species by measuring growth and mortality rates, encrustation on the substrate and the pole of the substrate, and the increase of the amount of axial corralites after adaptation to a new environment. The data was analyzed using Annova test to get the required data. The treatments consisted of three components, coral species (three species), locations (windward, leeward and lagoon), and number of branches (one, two and three branches). In order to check if there was a significant difference in physical and chemical parameters among those locations, a discriminant analysis test was used. The research results showed that A. acuminata and A. formosa preferred the leeward location while A. donei preferred the windward. The lagoon site has higher mortality of A. acuminate and A. formosa than that of other locations. The encrustation of A. donei to various substrates was higher than that of A. acuminate and A. formosa. Water quality analysis showed that coral growth rates were strongly affected by water current and concentrations of nitrate and phosphate.
PEMETAAN KELAYAKAN LAHAN BUDI DAYA IKAN LAUT DI KECATAMAN MORO, KEPULAUAN RIAU: DENGAN PENDEKATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS I Nyoman Radiarta; Adang Saputra; Ofri Johan; Tri Heru Prihadi
Jurnal Riset Akuakultur Vol 1, No 2 (2006): (Agustus 2006)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (598.759 KB) | DOI: 10.15578/jra.1.2.2006.291-302

Abstract

Sistem informasi geografis telah digunakan untuk menganalisis kelayakan lahan budi daya ikan laut di perairan Kecamatan Moro, Kepulauan Riau. Pengumpulan data lapangan telah dilakukan pada bulan Agustus dan Oktober 2004 dengan menggunakan metode acak sederhana. Parameter penting penentuan kelayakan lahan budi daya ikan laut sesuai dengan data yang dikumpulkan digolongkan atas dua kriteria yaitu faktor lingkungan (meliputi: kedalaman, kecerahan, kecepatan arus, dan tinggi gelombang) dan faktor kualitas perairan (meliputi: suhu, salinitas, kandungan oksigen, dan pH). Pembobotan faktor dan parameter kelayakan lahan dilakukan dengan menggunakan teknik multi kriteria analisis. Hasil analisis spasial dengan menggabungkan faktor lingkungan dan kualitas air, secara umum menunjukkan bahwa perairan Kecamatan Moro tergolong layak, cukup layak, atau sangat layak, dan tidak ditemukan daerah yang tidak layak untuk budi daya ikan laut.This study used geographic information system to analysis site suitability of marine fish culture in adjacent water of Moro Sub District, Riau Archipelago. Simple random sampling was used for collecting data on August and October 2004. Important parameters for marine fish culture from field measurement were categorized into two criteria, namely environmental factor (include: bathymetry, transparency, water current, and wave height) and water quality factor (include: temperature, salinity, dissolve oxygen, and pH). Multi criteria analysis (MCA) technique was used to weight of factors and parameters. Based on overlay of environmental factors and water quality factors using spatial analysis showed that most of areas of Moro sub district (Riau Archipelago) were identified as being suitable, moderately suitable or highly suitable, and none was identified as totally unsuitable for marine fish culture.
BUDI DAYA KARANG HIAS MENDUKUNG PERDAGANGAN KARANG HIAS YANG BERKESINAMBUNGAN Ofri Johan; Wartono Hadie; Adang Saputra; Joni Hariyadi; Nurbakti Listyanto
Jurnal Riset Akuakultur Vol 2, No 3 (2007): (Desember 2007)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.25 KB) | DOI: 10.15578/jra.2.3.2007.415-424

Abstract

Kegiatan budi daya karang hias di Indonesia perlu dilakukan untuk menjamin perdagangannya agar berjalan tanpa merusak keanekaragaman dan kondisi terumbu karang. Budi daya karang hias menggunakan rak berupa meja yang terbuat dari paralon PVC yang dinilai sangat ekonomis dan mudah diaplikasikan masyarakat lokal. Pengamatan pertumbuhan hanya dilakukan pada 1 rak masing-masing jenis karang yang dibudidayakan yaitu Acropora sp., Acropora formosa, Acropora humilis, Acropora millepora, Acropora nobilis, dan Seriatopora hystrix. Kegiatan dilakukan pada dua lokasi yaitu Pulau Simakakang-Mentawai, Sumatera Barat dan Gondol, Bali. Pengamatan dilakukan setiap dua bulan dan penelitian dilaksanakan selama 6 bulan. Hasil pengamatan diperoleh tingkat mortalitas pada lokasi Pulau Simakakang diperoleh 5,56% dari 36 sampel yang diukur dari 6 jenis karang dan 6 ulangan, pertambahan panjang jenis A. formosa 0,64 cm/bulan, lebih cepat dibandingkan dengan jenis A. millepora 0,58 cm/bulan dan jenis lain. Karang A. humilis memiliki laju perambatan pada substrat semen dan batang pengikat yang  lebih cepat dari jenis lain. Pada lokasi Gondol, Bali memiliki laju pertambahan panjang karang A. millepora lebih cepat (0,50 cm/bulan) dibandingkan dengan jenis A. tenuis (0,43 cm/bulan) dan jenis lain berkisar antara 0,21—0,39 cm/bulan.Tingkat kematian 3 koloni (7,1%) dari total 42 koloni yang disampling.The culture of ornamental coral is important to be conducted to guarantee the coral trade can be run well without giving impact to coral reef biodiversities and coral reef condition in Indonesia. This cultured using table using nets as a place which is made from PVC pipe. This method can minimize cost comparing with others materials as well as applicable for coastal community. One table can be placed 12 (3x4) substrate with a distance among others of 25 cm, then fragmented coral were tied to that substrates. This activity was carried out in two locations that were Simakakang Island, Mentawai, West Sumatera, and Gondol, Bali. The observation of mortality found that the one in Simakakang Island had 5.56% of 36 fragments of 6 species and of 6 replications, length growth of A. formosa was 0.64 cm/month, more rapid than the one of A. millepora (0,58 cm/month) and others species. A. humilis had encrusted to cement substrate, it was more rapid than the one in others species. Length growth rate of A. millepora in Gondol, Bali was more rapid (0.50 cm/month) than A. tenuis (0.43 cm/month), and others (0.21—0.39 cm/month). The mortality rate was 7.1% (3 colonies) from 42 colonies.
PERKEMBANGAN KEGIATAN PERIKANAN IKAN BANDENG PADA KERAMBA JARING TANCAP DI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN Ofri Johan; Achmad Sudradjat; Wartono Hadie
Media Akuakultur Vol 4, No 1 (2009): (Desember 2009)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (50.035 KB) | DOI: 10.15578/ma.4.1.2009.40-44

Abstract

Survai keramba jaring tancap ikan bandeng (Chanos chanos) menjadi suatu studi yang menarik dibandingkan dengan daerah lain karena kegiatan dilakukan di muara sungai yang mengalami perkembangan sangat cepat, dimana pada awalnya bermula dengan 2 keramba sebagai percobaan, ternyata dalam kurun waktu 6 bulan sudah menutupi semua areal sungai sepanjang sekitar 4 km dengan 310 buah keramba. Kegiatan ini perlu menjadi perhatian Pemda setempat karena pada satu sisi kegiatan ini jelas akan meningkatkan produksi ikan dan meningkatkan pendapatan nelayan namun di lain hal kecepatan pertambahan jumlah keramba di luar batas daya dukung perairan, akan mendatangkan suatu risiko yang tinggi bagi keberhasilan kegiatan tersebut, bahkan dapat menyebabkan kematian total seperti yang sudah terjadi pada daerah-daerah lain, seperti di Waduk Cirata, Danau Maninjau, dan daerah lainnya.
PEMETAAN KELAYAKAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN USAHA BUDI DAYA LAUT DENGAN APLIKASI INDERAJA DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI PERAIRAN LEMITO. PROVINSI GORONTALO I Nyoman Radiarta; Adang Saputra; Ofri Johan
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 11, No 1 (2005): (Vol. 11 No. 1 2005)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5123.28 KB) | DOI: 10.15578/jppi.11.1.2005.1-14

Abstract

Bagi kegiatan perikanan budi daya yang berkelanjutan, penentuan kualitas lingkungan yang memiliki risiko penurunan yang kecil sangat lah penting. pemilihan lokasi yang tepat merupakan langkah penting untuk memastikan keberlangsungan kegiatan budi daya yang berkelanjutan. Lokasi yang jelek akan menimbulkan kegiatan usaha yang tidak berkelanjutan. Penelitian kelayakan lahan usaha budi daya laut telah dilaksanakan di periran Lemito, Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo pada bulan Agustus 2003. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan analisis kelayakan lahan budi daya raut dengan memanfaatkan data inderaja danSistem lnformasi Geografis (SIG).