Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

KARAKTERISASI MORFOLOGI KETURUNAN PERTAMA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) GET DAN GIFT BERDASARKAN METODE TRUSS MORPHOMETRICS Otong Zenal Arifin; Titin Kurniasih
Jurnal Riset Akuakultur Vol 2, No 3 (2007): (Desember 2007)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.369 KB) | DOI: 10.15578/jra.2.3.2007.373-383

Abstract

Penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi karakter morfometrik dan variasi morfologi ikan nila (Oreochromis niloticus) keturunan pertama populasi GET dan GIFT telah dilaksanakan di Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar, Bogor. Tujuh famili nila GET dan dua famili nila GIFT, dengan jumlah sampel masing-masing 30 ekor (15 jantan dan 15 betina) dievaluasi menggunakan metode truss morfometrik pada empat bagian tubuhnya. Dari 21 karakter truss yang diukur, terdapat delapan karakter yang dapat dipakai untuk membedakan kesembilan famili yang dievaluasi. Nilai sharing komponen dalam famili tertinggi adalah pada famili GET 18C (86,7) dan terendah pada famili 18A (43,3) serta 09C (43,3), sedangkan nilai sharing komponen antar famili tertinggi diperoleh antara famili GET 18A dengan famili GIFT 10 dengan nilai 40,0. Berdasarkan kluster dendrogram jarak genetik dengan tingkat kemiripan 70% didapatkan tiga kelompok yang berbeda secara morfologi. Kelompok 3 terutama famili GET 09C adalah famili tersendiri dan terpisah dari famili lainnya. Jarak genetik terbesar adalah antara famili GET 09C dengan famili GET 18C dengan nilai 0,026; sedangkan jarak genetik terkecil terdapat di antara famili GIFT 10 dengan famili GET 18A dengan nilai 0,001.Research aimed at elucidating morphological character and variation between GET and GIFT nile tilapia (Oreochromis niloticus) have been conducted at Research Institute for Freshwater Aquaculture, Bogor. Seven GET and two GIFT nile tilapia families, which consisted of 30 individu in each family (15 males and 15 females), were measured using truss morphometrics methods on four main part of their body. There were eight morphometrics characters can be used to differentiate the nine families, from 21 characters used. The highest within family sharing component was founded at GET 18C (86.7), whereas the lowest one was at 18A (43.3) and 09C (43.3). The highest between family sharing component was between GET 18A and GIFT 10 (40.0). Based on genetic distance cluster dendrogram (with degree of similarity 70%), there were three separated groups has been classified. Group 3rd, especially GET 09C was far isolated from other families. The highest genetic distance was between GET 09C and GET 18C (0.026), while the lowest one was between GIFT 10 and GET 18A (0.001).
KERAGAAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN MAS (Cyprinus carpio) STRAIN MAJALAYA, LOKAL BOGOR DAN RAJADANU DI KOLAM CIJERUK, BOGOR-JAWA BARAT Otong Zenal Arifin; Titin Kurniasih
Jurnal Riset Akuakultur Vol 2, No 2 (2007): (Agustus 2007)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.793 KB) | DOI: 10.15578/jra.2.2.2007.177-185

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan strain ikan mas yang memiliki keragaan pertumbuhan yang baik sebagai spesies kandidat untuk program seleksi. Tiga strain ikan mas (majalaya, lokal Bogor, dan rajadanu) dipelihara dalam jaring yang diletakkan di kolam Instalasi Penelitian Cijeruk, Bogor selama 6 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nyata untuk parameter pertambahan bobot dan sintasan dari 3 strain ikan mas yang diuji, sedangkan untuk pertambahan panjang individual (mm per bulan) ada perbedaan yang sangat nyata (P<0,05). Strain ikan mas rajadanu memiliki pertambahan panjang terbaik (16,0 ± 1,41) dan berbeda dengan majalaya (10,3 ± 4,50) serta lokal (10,8 ± 2,06).Objective of this study is to produce good performance of common carp by comparing three promising strains majalaya, local, and rajadanu. The study was carry out using floating net cages placed in earthen pond at The Cijeruk Germ Plasm Research Station. During the study, growth and survival rate were observed were observed for six weeks. The results indicated there was no significant difference for growth of weight and survival rate. However, growth of standard length was significantly different (P<0.05). Rajadanu made the best growth of standard length (16.0 ± 1.41) and was different from majalaya (10.3 ± 4.50) and local strain (10.8 ± 2.06).
EVALUASI KERAGAMAN GENETIK IKAN KANCRA DENGAN MENGGUNAKAN MARKER Mt DNA D-loop DAN RANDOM AMPLIFIED POLYMORPHISM DNA (RAPD) Estu Nugroho; Jojo Subagja; Sidi Asih; Titin Kurniasih
Jurnal Riset Akuakultur Vol 1, No 2 (2006): (Agustus 2006)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (801.046 KB) | DOI: 10.15578/jra.1.2.2006.211-217

Abstract

Variasi genetik ikan kancra yang dikoleksi dari daerah Kuningan (Pesawahan, Gandasoli, dan Ragawacana) dan Sumedang di Jawa Barat telah diteliti dengan menggunakan polimorfisme Mitokondria DNA D-loop dan Random Amplified Polymorphism DNA (RAPD). Berdasarkan analisis Mt DNA tidak terdapat perbedaan yang nyata antara ras ikan kancra dari empat lokasi tersebut. Sedangkan analisis RAPD menunjukkan perbedaan yang nyata. Panjang daerah Mt DNA D-loop ikan kancra berkisar antara 700--800 bp. Satu komposit haplotype terdeteksi dengan menggunakan 4 enzim restriksi yaitu Rsa I, Nde II, Taq I, dan Sac I pada sekuens D-loop. Dua dari 20 primer RAPD menunjukkan perbedaan yang nyata di antara keempat populasi ikan kancra. Jarak genetik berdasarkan polimorfisme dua primer tersebut adalah 0,349.The aim of this research was to evaluate genetic variability of Tor soro. The genetic variability of Tor soro collected from Kuningan (Pesawahan, Gandasoli, and Ragawacana) and Sumedang, West Java were examined using polymorphism of the mitochondria DNA (MtDNA) D-loop and RAPD markers. Based on MtDNA D-loop analysis, there was no significant different among collection. The length size of MtDNA D-loop region was approximately 700--800 bp. A composite haplotype was detected using four endonuclease i.e. Rsa I, Nde II, Taq I, and Sac I. Two of 20 RAPD primers showed significantly different among collections. Average genetic distance based on the polymorphism of two primers was 0.349.
VARIASI GENETIK TIGA POPULASI IKAN NILA ( Oreochromis niloticus ) BERDASARKAN POLIMORFISME mt-DNA Otong Zenal Arifin; Titin Kurniasih
Jurnal Riset Akuakultur Vol 2, No 1 (2007): (April 2007)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.333 KB) | DOI: 10.15578/jra.2.1.2007.67-75

Abstract

Penelitian untuk mengevaluasi keragaman genetik tiga populasi ikan nila telah dilakukan di Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar, Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi variasi genetik ikan nila populasi GET, GIFT, dan nila Danau Tempe sebagai informasi dasar bagi program seleksi karakter kuantitatif. Hasil menunjukkan bahwa ikan nila GET, GIFT, dan nila Danau Tempe memiliki keragaman genetik yang tinggi dengan nilai haplotype diversity berturut-turut sebesar 0,7579; 0,5895; dan 0,5333. Jarak genetik terdekat terdapat antara ikan nila GIFT dan nila Danau Tempe, sedangkan jarak genetik terjauh terdapat pada ikan nila GET dengan populasi Danau Tempe.Research on evaluating genetic diversity between three populations of nile tilapia ( Oreochromis niloticus ) was conducted at Research Institute for Freshwater Aquaculture, Bogor. This research aimed to obtain preliminary information related with the genetic diversity of GET, GIFT, and Tempe Lake tilapia, which will be used as basic information for the future selective breeding program. Result showed that GET, GIFT, and Tempe Lake tilapia have high haplotype diversity of 0.7579, 0.5895, and 0.5333 respectively. The closest genetic distance was found between GIFT and Tempe Lake tilapia, while the farthest genetic distance was observed between GET and the Tempe Lake population.
HIBRIDISASI SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK PENYEDIAAN IKAN UNGGUL Titin Kurniasih; Rudhy Gustiano
Media Akuakultur Vol 2, No 1 (2007): (Juni 2007)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1477.385 KB) | DOI: 10.15578/ma.2.1.2007.173-176

Abstract

Upaya peningkatan produksi, yang merupakan target utama pembangunan subsektor perikanan dapat dicapai antara lain melalui perbaikan teknik budi daya dan penyediaan benih yang cukup dan berkualitas. Hibridisasi atau teknik kawin silang, yang bertujuan untuk memperbaiki laju pertumbuhan, menunda kematangan gonad, dan meningkatkan ketahanan terhadap penyakit adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan benih unggul. Di Indonesia, teknik hibridisasi telah berhasil meningkatkan laju pertumbuhan antara lain terhadap ikan-ikan cyprinid, cichlid, clariid, dan pangasiid.
PERANAN PENGAPURAN DAN FAKTOR FISIKA KIMIA AIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SINTASAN LOBSTER AIR TAWAR (Cherax sp.) Titin Kurniasih
Media Akuakultur Vol 3, No 2 (2008): (Desember 2008)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.409 KB) | DOI: 10.15578/ma.3.2.2008.126-132

Abstract

Pertumbuhan lobster air tawar (Cherax sp.) hanya akan terjadi apabila didahului oleh proses pergantian kulit. Semakin sering pergantian kulit terjadi, maka pertumbuhannya makin pesat. Frekuensi ganti kulit dipengaruhi umur, kecukupan makanan dan kalsium media, serta kualitas air yang sesuai. Kadar kalsium perairan dapat ditingkatkan melalui pengapuran. Kualitas air yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan sintasan Cherax sp. antara lain: alkalinitas, pH, oksigen terlarut, suhu, amoniak, dan nitrit.
LOBSTER AIR TAWAR (Parastacidae: Cherax), ASPEK BIOLOGI, HABITAT, PENYEBARAN, DAN POTENSI PENGEMBANGANNYA Titin Kurniasih
Media Akuakultur Vol 3, No 1 (2008): (Juni 2008)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.417 KB) | DOI: 10.15578/ma.3.1.2008.31-35

Abstract

Lobster air tawar (genus Cherax) berasal dari Australia, Papua New Guinea, dan Irian Jaya, dengan spesies yang berbeda-beda. Salah satu spesiesnya yang bernilai ekonomis paling tinggi adalah Cherax quadricarinatus (red claw). Habitat Cherax adalah perairan tawar yang dangkal, dengan substrat berlumpur dan banyak terdapat celah serta rongga untuk menyembunyikan diri. Kelebihan terbaiknya adalah teknik budidayanya yang relatif mudah, toleransi terhadap lingkungan cukup tinggi dengan masalah penyakit yang relatif sedikit. Hanya disayangkan hingga saat ini perkembangan kegiatan budidaya Cherax masih sangat terbatas.
UJI PROGENI INDUK BETINA NILA GIFT (Oreochromis sp.) HASIL FEMINISASI UNTUK MENDAPATKAN BETINA FUNGSIONAL XY Titin Kurniasih; Otong Zaenal Arifin; Estu Nugroho
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 10, No 2 (2004): (Vol. 10 No. 2 2004)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2596.881 KB) | DOI: 10.15578/jppi.10.2.2004.101-105

Abstract

Uji progeni terhadap 200 ekor induk nila betina hasil feminisasi (pengalihan kelamin dari jantan menjadi betina) untuk mendapatkan induk nila betina fungsional XY dalam rangkapembentukan induk nila jantan homogamet YY telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan induk nila betina fungsional XY di antara 200 induk betina tersebut. Masing-masinginduk betina dipijahkan dengan jantan normal (XY) secara berpasangan dalam hapa yang terpisah.
KERAGAMAN GENETIK DAN MORFOMETRIK PADA IKAN BAUNG, Mystus nemurus DARI JAMBI, WONOGIRI, DAN JATILUHUR Estu Nugroho; Wartono Hadie; Jojo Subagja; Titin Kurniasih
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 11, No 7 (2005): (Vol. 11 No. 7 2005)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5000.279 KB) | DOI: 10.15578/jppi.11.7.2005.1-6

Abstract

Variasi genetik dan morfometrik beberapa ras ikan baung yang dikoleksi dari Jambi, Wonogiri, dan Jatiluhur telah diteliti dengan menggunakan polimorfisme mitokondria DNA D-loop dan metode truss morphometric. Berdasarkan kedua metode tersebut terdapat perbedaan yang nyata antara ras ikan baung dari Jambi dengan Wonogiri dan Jatiluhur, dan tidak berbeda nyata antara ras Jatiluhur dengan Wonogiri.
Feminisasi Nila (GIFT), Oreochromis sp. Menggunakan Hormon Estradiol 17-β Titin Kurniasih; Otong Zenal Arifin; Marizal Marizal
Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada Vol 8, No 1 (2006)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jfs.166

Abstract

Research to find out the effect of oral administration of estradiol 17-β  on feminization of Oreochromis sp. (GIFT) fry was carried out at Cibalagung Research Station. Five different concentrations of estradiol 17-β  i.e.: 60, 80, 100, 120 and 0 mg/kg feed, were given to larvae of 6 days old twice a day for 21 days in triplicates. The result indicated that there was significant difference of average percentage of female between control and treatments.The highest percentage of female was obtained from fish treated with 100 mg estradiol /kg feed (86.6%), whereas the lowest was obtained from fish control (51.7%). The survival rate and length growth were not significantly different. Survival rate of larvae ranged from 94 to 97.7% and the average of length growth ranged from 10.08 to 13.32 mm.