Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENAMBAHAN VITAMIN E DALAM PAKAN TERHADAP KUALITAS REPRODUKSI INDUK IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Evi Tahapari; Jadmiko Darmawan; Adam Robisalmi; Priadi Setyawan
Jurnal Riset Akuakultur Vol 14, No 4 (2019): (Desember, 2019)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.614 KB) | DOI: 10.15578/jra.14.4.2019.243-252

Abstract

Penambahan vitamin E sintetis pada pakan induk sangat penting, karena vitamin E tidak dapat disintesis oleh ikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penambahan vitamin E dalam pakan terhadap kualitas reproduksi induk ikan nila. Penelitian dilakukan di Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI) Sukamandi selama tiga bulan. Pakan uji adalah pakan formulasi berkadar protein kasar 35,83%-36,13%; lemak kasar 8,17%-9,79%; BETN 43,10%-45,72%; dan serat kasar 1,98%-2,58% dengan penambahan vitamin E berbeda, yaitu: A) 0 (kontrol), B) 150, C) 225, dan D) 300 mg/kg pakan. Ikan uji berumur 6,5 bulan sebanyak 80 ekor betina dan 40 ekor jantan, dan setiap induk ikan betina diberi tanda (tagging). Wadah ikan uji adalah jaring hapa berukuran 3 m x 2 m x 1,25 m sebanyak empat buah yang ditempatkan di kolam tanah seluas 6.000 m2 dengan ketinggian air ± 1 m. Setiap jaring diisi 20 ekor induk betina dan 10 ekor induk jantan. Parameter yang diamati adalah: gonad somatik indeks, frekuensi pemijahan, fekunditas, diameter telur, derajat tetas telur, produksi larva, abnormalitas larva, dan gonad pada akhir percobaan. Sampling dilakukan setiap satu minggu sekali selama tiga bulan pemeliharaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan vitamin E 225 mg/kg pakan memberikan hasil terbaik, dapat meningkatkan produksi larva sebesar 78,55% dibanding dengan tanpa penambahan vitamin E (kontrol). Jumlah induk memijah sebesar 85% dengan jumlah frekuensi pemijahan terbanyak yaitu 28 kali dan total produksi larva tertinggi yaitu 37.927 ekor (produktivitas induk 2.231 larva/ekor) dan rataan fekunditas individu sebesar 1.886 ± 513 butir.The addition of synthetic vitamin E in broodstock feed is a necessity due to fish inability to synthesized vitamin E. Currently, there is limited information on vitamin E requirement to boost the reproductive performance of tilapia. The purpose of this study was to determine the effects of vitamin E in feed on the reproductive performance of tilapia broodstock. The study was conducted for three months at the Sukamandi Fish Breeding Research Center. The test feeds were formulated feeds with crude protein content of 35.83%-36.13%, crude fat 8.17%-9.79%, NFE 43.10%-45.72%, and crude fiber of 1.98%-2.58% with the addition of different vitamin E, namely: A) 0 (control), B) 150, C) 225, and D) 300 mg/kg of feed. The test fish were aged 6.5 months consisted of 80 females and 40 males, where each female was given a unique tagging code. The fish were reared in four hapa nets sized 3 m x 2 m x 1.25 m which were constructed in a pond of 6,000 m2 with a water level of ± 1 m. Each hapa net contained 20 female and ten male broodstocks. The parameters observed were: gonadal somatic index, spawning frequency, fecundity, egg diameter, hatching rate, larval production, larval abnormalities, and gonadal development at the end of the experiment. Sampling was done once a week during the three months of the experiment. The results showed that the addition of vitamin E 225 mg/kg of feed gave the best results. Larval production increased by 78.55% compared to without the addition of vitamin E (control). The percentage of spawning broodstock was 85% with the highest number of spawning frequencies of 28 times, the highest total larvae production of 37,927 larvae (broodstock productivity 2,231 larvae/fish), and the average individual fecundity of 1,886 ± 513 eggs.
STUDI KOMPARATIF EFEK PENGGUNAAN PAKAN MANDIRI DAN PAKAN KOMERSIAL DALAM BUDIDAYA IKAN NILA SRIKANDI (Oreochromis aureus x O. niloticus) DI KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH Shofihar Sinansari; Bambang Priono; Priadi Setyawan
Media Akuakultur Vol 14, No 2 (2019): (Desember, 2019)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (61.98 KB) | DOI: 10.15578/ma.14.2.2019.105-111

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengevaluasi penggunaan pakan mandiri dan pakan komersil untuk pakan ikan nila srikandi di Brebes, Jawa Tengah. Pemeliharaan ikan nila srikandi dilakukan menggunakan tambak yang berukuran ± 3.000 m2 sebanyak tiga unit di mana setiap petak tambak disekat menjadi dua sehingga terdapat enam unit petak percobaan. Setiap unit percobaan ditebar sebanyak 10.000 ekor benih ikan. Ikan nila srikandi dipelihara selama empat bulan dan diberi pakan harian sebanyak 1%-2% dari bobot tubuh pada pukul 07.00, 12.00, dan 17.00. Ikan diberi pakan uji pada bulan ke-1 dan ke-2 sebanyak 1% dari bobot tubuh, kemudian pemberian pakan ditingkatkan menjadi 2% pada pemeliharaan bulan ke-3 dan ke-4. Performa ikan nila srikandi (pertumbuhan, laju pertumbuhan, dan kelangsungan hidup) yang diberi pakan mandiri dan pakan komersil diuji dengan menggunakan uji-T. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan ikan nila srikandi tidak berbeda nyata antara yang diberi pakan pakan mandiri dengan yang diberi pakan komersil (P>0,05). Kemudian, hasil produksi ikan nila srikandi yang diberi pakan mandiri mencapai 2.214 ± 172,69 kg dan pakan komersil 2.248,5 ± 234,85 kg. Berdasarkan hasil analisis usaha penggunaan pakan mandiri pada budidaya nila srikandi lebih direkomendasikan dibandingkan dengan pakan komersil.The purpose of this study was to determine the effects of locally-produced and commercial feeds on the growth of Srikandi tilapia cultured in fish farming areas of Brebes Regency, Central Java. Tilapia Srikandi were cultured in three ponds sized approximately ± 3,000 m2. Each pond was divided into two sections divided by a net, which resulted in six experimental plots. Each experimental plot was stocked with 10,000 fish seeds. Srikandi tilapia were maintained for four months and given daily feed as much as 1%-2% of body weight with feeding time at 07.00, 12.00, and 17.00. The fish were given test feeds in the 1st and 2nd month as much as 1% of body weight. The feeding level was increased to 2% in the 3rd and 4th months. The performances of Srikandi tilapia (growth, growth rate, and survival) fed with the two feed types were tested using the T-test. The results showed that there was no statistically significant difference on growth performance between fish fed with locally-produced feed and commercial feed (P>0.05). The total harvest of Srikandi tilapia fed with the locally produced feed reached 2,214 ± 172.69 kg and 2,248.5 ± 234.85 kg for the commercial feed. This study suggests that in terms of economic efficiency, the use of the locally-produced feed in Srikandi tilapia farming is more profitable compared to the use of commercial feed.