This Author published in this journals
All Journal Sawerigading
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

FOLOSOFIS ELOKKELONG DALAM LONTARAK BUGIS NFN Musayyedah
SAWERIGADING Vol 19, No 1 (2013): SAWERIGADING, Edisi April 2013
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1290.771 KB) | DOI: 10.26499/sawer.v19i1.418

Abstract

Special or unique meaning found in elokkelong was influenced by cultural and social culture where theexchange of meaning happens. Thus, the meaning should be interpreted based on social and cultural contexts.Semantic study became the focus in the research problem that intended to describe philosophic meaningimplied in elokkelong found in Buginese lontarak. Method used was descriptive qualitative in order tounderstand and interpret the meaning of a moment based on researcher perception. The result was expectedto understand in depth the meaning of elokkelong philosophy in Buginese lontarak. It was done becausemeaning was an abstract concept that needed to understand the situational meaning beyond elokkelong. AbstrakKekhasan atau keunikan makna yang terdapat dalam elokkelong dipengaruhi oleh konteks budaya danlingkungan tempat terjadinya pertukaran makna. Dengan demikian, makna harus diinterpretasikanberdasarkan konteks sosial dan konteks budaya. Telaah semantik menjadi fokus utama dalam permasalahankajian ini yang bertujuan mendeskripsikan makna filosofis yang terkandung dalam elokkelong yang terdapatdalam lontarak Bugis. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Hasil yangdiharapkan dalam penelitian ini adalah untuk memahami lebih dalam tentang makna filosofis elokkelongdalam lontarak Bugis. Hal ini dilakukan sebab makna yang terkandung di dalamnya yang kadang-kadangbersifat abstrak sehingga untuk mengerti dan memahami makna di balik elokkelong itu bersifat situasional.
ANALISIS WACANA KRITIS TERHADAP PEMBERITAAN MENGENAI INTERPELASI DPR NFN Musayyedah
SAWERIGADING Vol 16, No 2 (2010): SAWERIGADING, Edisi Agustus 2010
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (45.06 KB) | DOI: 10.26499/sawer.v16i2.291

Abstract

This writing is intended to describe critical discourse analysis around interpellation news of  Legislative Assembly. Method used is descriptive qualitative by observing, involving, and noting technique. The writing shows that the usage of vocabulary relating to interpellation news is divided into three: (1) use of certain word classification to show identity, (2) expressive word choice ideologically in interpellation discourse, and (3) participant relation on interpellation discourse.  Abstrak Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan wacana kritis seputar pemberitaan mengenai interpelasi di DPR. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik simak, libat, catat. Tulisan ini menunjukkan bahwa penggunaan kosakata dalam berbagai berita terkait interpelasi dibagi ke dalam tiga bagian yakni: (1) penggunaan klasifikasi kata tertentu untuk menunjukkan identitas, (2) pilihan kosakata ekspresif secara ideologis dalam wacana interpelasi, dan (3) relasi partisipan pada wacana interpelasi.
SINONIM KELAS KATA NOMINA BAHASA BUGIS NFN Syamsurijal; NFN Musayyedah
SAWERIGADING Vol 19, No 3 (2013): SAWERIGADING, Edisi Desember 2013
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9290.139 KB) | DOI: 10.26499/sawer.v19i3.453

Abstract

The objective of the research is to analyze the synonymy through synonym pair existing in noun. The data ofresearch is written and oral language. Oral language is taken by field research. Data of written language iscollected by research report or relevant book. Method used is listening and noting technique. The data is thenanalyzed based on meaning components and explained in accordance with its usage. Result of analysis finds outnoun synonymy in Buginese language. It describes the synonymy of concrete and abstract noun in Buginese AbstrakTujuan penelitian ini adalah menganalisis kesinoniman melalui pasangan sinonim yang terdapat pada kelas katayang disebutkan di atas. Hasil analisis memberikan gambaran mengenai kesinoniman nomina di dalam bahasaBugis meskipun tidak secara keseluruhan. Dalam penelitian ini data berasal dari bahasa lisan dan bahasa tulis. Datalisan diambil melalui penelitian lapangan yaitu bahasa informan di lokasi penelitian. Data bahasa tulis dikumpulkanmelalui hasil-hasil penelitian yang sudah dilakukan atau buku-buku yang sudah diterbitkan dan relevan denganmasalah yang diteliti. Dalam penelitian ini digunakan metode simak dan teknik catat. Hasil penyimakan itudicatat sebagai data. Wujud kumpulan data penelitian yang diperoleh selama tahap pengumpulan data, kemudiandianalisis berdasarkan komponen maknanya dan dijelaskan menurut pemakaiannya. Hasil analisis memberikangambaran mengenai kesinoniman nomina konkret dan nomina abstrak dalam bahasa Bugis meskipun tidak secarakeseluruhan.
GAYA BAHASA METAFORA DALAM PUISI BULAN LUKA PARAH KARYA HUSNI DJAMALUDDIN NFN Musayyedah
SAWERIGADING Vol 18, No 3 (2012): SAWERIGADING, Edisi Desember 2012
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1316.492 KB) | DOI: 10.26499/sawer.v18i3.398

Abstract

The research intends to describe language style of metaphor used by Husni Djamaluddin in his collection poems 'Bulan Luka Parah". The research uses descriptive qualitative method with metaphor variable contained in it. The collection of data is conducted by inventory, listening, and noting technique. Procedure of data analysis is identifying, proposing, and concluding data. Result of analysis shows that the writerfinds out that metaphor often used by Husni Djamaluddin in poetry collection 'Bulan Luka Parah" is (a) clause metaphor and (b) phrase metaphor. Abstrak Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan gaya bahasa metafora yang digunakan Husni Djamaluddin dalam kumpulan puisinya "Bulan Luka Parah". Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan variabel penelitian gaya bahasa metafora yang terdapat dalam kumpulan puisi tersebut. Pengumpulan data menggunakan teknik-teknik inventarisasi, simak, dan pencatatan. Prosedur penganalisisan data adalah mengidentifikasi, menyajikan, menyimpulkan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam kumpulan puisi "Bulan Luka Parah" ditemukan jenis gaya bahasa metafora yang paling sering digunakan oleh Husni Djamaluddin, yaitu gaya bahasa metafora, yang terdiri dari (a) klausa metafora, dan (b) frasa metafora.
PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM LAGU BUGIS NFN Musayyedah
SAWERIGADING Vol 17, No 3 (2011): Sawerigading, Edisi Desember 2011
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (865.959 KB) | DOI: 10.26499/sawer.v17i3.422

Abstract

Stylistic is one of linguistic variant resulted by author's exploration. It seems at the use and deviance or uniqueness in literary work.. This writing is intended to describe the use of stylistic in Buginese song lyrics. Method used is descriptive qualitative by applying reading, listening, and noting technique. Result of analysis shows that there is utterance in Buginese song having various stylistic. Various stylistic found in Buginese song is (1) simile; (2) personification; (3) metaphor; (4) euphemism; (5) hyperbol; and (6) irony. Abstrak Gaya bahasa merupakan salah satu variasi bahasa hasil eksplorasi pengarang. Hal ini tampak pada pemakaian kata dan berbagai penyimpangan atau segala macam keistimewaan pemakai bahasa dalam sastra.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan gaya bahasa dalam lirik lagu Bugis. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik baca, simak, dan pencatatan. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa terdapat ungkapan dalam lagu-lagu Bugis yang memiliki ragam gaya bahasa. Ragam gaya bahasa dalam lagu Bugis adalah, (1) gaya bahasa simile; (2) gaya bahasa personifikasi; (3) gaya bahasa metafora; (4) gaya bahasa eufimisme; (5) gaya bahasa hiperbola; dan (6) gaya bahasa ironi/sindiran.