This Author published in this journals
All Journal SAWERIGADING
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

INDONESIAN-ENGLISH CODE MIXING IN TOURISM CONTEXT NFN Nursjam
SAWERIGADING Vol 17, No 2 (2011): SAWERIGADING, Edisi Agustus 2011
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1258.597 KB) | DOI: 10.26499/sawer.v17i2.377

Abstract

Tujuan penelitian ini ialah mengetahui alasan karyawan industri pariwisata (M.akassar dan Toraja) menggunakanmodel campur kode bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris dalam berkomunikasi. Hasil penelitian menunjukkanbahwa (1) Penggunaan kata-kata bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia disebabkan oleh (a) kontak bahasa,(b) pemenuhan kebutuhan, (c) kebiasaan mendengar kata-kata asing. (2) Penggunaan campur kode secara spontan(3) Model yang digunakan adalah (a) awalan di- digunakan untuk membentuk kalimat pasif, awalan mengmembentukkalimat aktif, akhiran —an membentuk kata benda, akhiran —kan dalam bentuk kausatif danenklitik —ki, enklitik —nya membentuk posesif dan kata sandang tertentu, (b) bentuk kata benda dan kata kerjayang tidak memiliki imbuhan bahasa Indonesia, (c) penggunaan kata sifat dan kata pinjaman tanpa imbuhan, (d)frasa bahasa Inggris berstruktur bahasa Indonesia. (4) Kata bahasa Inggris yang belum memiliki padanan dalambahasa Indonesia dapat diajukan sebagai unsur-unsur pemerkaya kosakata bahasa Indonesia. AbstractThe aims of this research are to know the reasons of tourism staff use code mixing model in hiscommunication. The research result shows that (1) the usage of English words in Indonesianlanguage caused by: (a) language contact, (b) need filling and (c) listening habit, (2) Indonesian-English code mixing is normally used in specific situation and time. (3) Models occurred inmorphological structure are: (a) prefix di- is used to form passive, prefix meng- is used to form active,suffix -an forms noun, suffix — kan is causative form, enclitics —ki, enclitics —nya is used to formpossessive and definite article, (b) noun and verb forms without having Indonesian affixes (c) usingadjective and borrowing words without affixes, (d) using Indonesian structure in English phrases. (4)English words used in code mixing which does not have any Indonesian synonym can be suggestedas words to enrich Indonesian vocabularies.
INDONESIAN-ENGLISH CODE MIXING IN TOURISM CONTEXT NFN Nursjam
SAWERIGADING Vol 18, No 2 (2012): SAWERIGADING, Edisi Agustus 2012
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1264.112 KB) | DOI: 10.26499/sawer.v18i2.366

Abstract

Tujuan penelitian ini ialah mengetahui alasan karyawan industri pariwisata (M.akassar dan Toraja) menggunakan model campur kode bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris dalam berkomunikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Penggunaan kata-kata bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia disebabkan oleh (a) kontak bahasa, (b) pemenuhan kebutuhan, (c) kebiasaan mendengar kata-kata asing. (2) Penggunaan campur kode secara spontan (3) Model yang digunakan adalah (a) awalan di- digunakan untuk membentuk kalimat pasif, awalan mengmembentuk kalimat aktif, akhiran —an membentuk kata benda, akhiran —kan dalam bentuk kausatif dan enklitik —ki, enklitik —nya membentuk posesif dan kata sandang tertentu, (b) bentuk kata benda dan kata kerja yang tidak memiliki imbuhan bahasa Indonesia, (c) penggunaan kata sifat dan kata pinjaman tanpa imbuhan, (d) frasa bahasa Inggris berstruktur bahasa Indonesia. (4) Kata bahasa Inggris yang belum memiliki padanan dalam bahasa Indonesia dapat diajukan sebagai unsur-unsur pemerkaya kosakata bahasa Indonesia. Abstract The aims of this research are to know the reasons of tourism staff use code mixing model in his communication. The research result shows that (1) the usage of English words in Indonesian language caused by: (a) language contact, (b) need filling and (c) listening habit, (2) IndonesianEnglish code mixing is normally used in specific situation and time. (3) Models occurred in morphological structure are: (a) prefix di- is used to form passive, prefix meng- is used to form active, suffix -an forms noun, suffix — kan is causative form, enclitics —ki, enclitics — nya is used to form possessive and definite article, (b) noun and verb forms without having Indonesian affixes (c) using adjective and borrowing words without affixes, (d) using Indonesian structure in English phrases. (4) English words used in code mixing which does not have any Indonesian synonym can be suggested as words to enrich Indonesian vocabularies.