Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan

Studi Pemanfaatan Taman Hutan Kota Patriot Bina Bangsa di Kota Bekasi Sebagai Ruang Publik Farah Mutia; Dyah Erti Idawati; Cut Dewi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan Vol 5, No 4 (2021): Volume 5, No.4, November 2021
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (747.164 KB)

Abstract

Ruang publik merupakan wadah yang umumnya dipakai sebagai tempat berkumpulnya suatu masyarakat untuk kegiatan kontak publik. Salah satu contoh ruang publik adalah hutan kota yang merupakan suatu kawasan yang didominasi oleh pepohonan yang dibiarkan tumbuh secara alami. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kualitas pemanfaatan dan menemukan solusi dari pemanfaatan yang ada di Taman Hutan Kota Patriot Bina Bangsa. Penelitian ini menggunakan metodelogi kuantitatif melalui pendekatan deskriptif dengan teknik random sampling. Subjek pada penelitian ini berjumlah 77 orang yang merupakan pengunjung Taman Hutan Kota Patriot Bina Bangsa. Data yang diuji adalah reliabilitas dan normalitas serta descriptive statistic menggunakan program SPSS 24.0 for windows. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemanfaatan Taman Hutan Kota Patriot Bina bangsa sebagai ruang publik berdasarkan tujuan datang memiliki variasi seperti yang bertujuan olahraga dengan nilai mean 87.86 dan median 86, lalu tujuan wisata dengan nilai mean 84.72 dan median 84, serta tujuan lain-lain dengan mean 85.40 dan median 83.00 yang berarti tujuan datang dapat mempengaruhi pemanfaatan Taman Hutan Kota Patriot Bina Bangsa sebagai ruang publik. Walaupun terdapat beberapa indikator yang pemanfaatannya belum sesuai sebagai ruang publik, data tersebut menunjukan bahwa pemanfaatan Taman Hutan Kota Patriot Bina Bangsa sudah sesuai sebagai ruang publik ditinjau berdasarkan tujuan datang. 
Sejarah Umah Rabung Lime di Kota Takengon Lisa Maharani; Cut Dewi; Laina Hilma Sari
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan Vol 6, No 3 (2022): Volume 6, No.3, Agustus 2022
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.159 KB)

Abstract

AbstrakUmah Rabung Lime merupakan rumah tinggal yang memiliki atap berbentuk kerucut landai bersegi. Keberadaan Umah Rabung Lime di lansekap Kota Takengon menjadi perhatian khusus karena memiliki bentuk berbeda dengan rumah adat suku Gayo yang berbentuk panggung dan menggunakan atap pelana. Perbedaan tersebut menimbulkan beberapa pertanyaan menarik, salah satunya bagaimana sejarah Umah Rabung Lime dapat hadir dan menyebar. Penelitian ini adalah penelitian studi literatur dari tulisan ilmiah, arsip, dan sumber ilmiah lainnya yang bertujuan untuk menganalisis sejarah Umah Rabung Lime di Kota Takengon. Hasil penelitian menunjukkan Umah Rabung Lime merupakan bangunan dengan bentuk segilima yang dibangun oleh bangsa Belanda saat menduduki Kota Takengon. Bangunan tersebut  berfungsi sebagai pesanggrahan yang kemudian difungsikan sebagai rumah tinggal. Bentuk segilima yang unik dan dapat mencerminkan status sosial pemiliknya kemudian diadopsi dan diadaptasi oleh beberapa kalangan masyarakat bahkan setelah masa pendudukan berakhir. Hal ini menyebabkan Umah Rabung Lime banyak dibangun dan tersebar di lansekap Kota Takengon.  Kata kunci: Umah Rabung Lime, Kota Takengon, Studi Literatur The History of Umah Rabung Lime in Takengon CityAbstractUmah Rabung Lime is a residence with a sloping conical roof. The presence of Umah Rabung Lime in Takengon City's landscape is of particular concern because it differs from the traditional Gayo’s house, which is shaped like a stage and has a gable roof. These distinctions raise some intriguing questions, one of which is how Umah Rabung Lime came to exist and spread. This research is a literature review that uses scientific writings, archives, and other scientific sources to examine the history of Umah Rabung Lime in Takengon City. The findings revealed that Umah Rabung Lime was a pentagon-shaped building constructed by the Dutch during their occupation. The structure serves as a guesthouse before becoming a residence. Even after the occupation ended, some communities adopted and adapted the unique pentagon shape, which can reflect the social status of its owner. As a result, many Umah Rabung Lime are constructed and spread across the landscape of Takengon City.Keywords: Umah Rabung Lime, Takengon City, Literature Study