Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

CEKUNGAN WATOA PAPUA SITEM PETROLEUM STUDI BATUAN RESERVOIR Theodora Ngaderman
Prosiding Seminar Teknologi Kebumian dan Kelautan (SEMITAN) Vol 3, No 1 (2021): Prosiding
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.semitan.2021.2008

Abstract

Geomorfologi daerah Wotoa dan sekitarnya terdiri dari satuan bentuk lahan morfologi perbukitan denudasional dan satuan bentuk lahan morfologi pedataran fluvial. Ada empat (4) tahapan yang dilakukan antara lain; Tahapan pendahuluan (studi literatur), tahapan pengumpulan data, tahapan analisis dan interpretasi data dan laporan akhir. Tahap Pengumpulan data merupakan tahap awal dimana data yang digunakan dalam penelitian berupa geologi permukaan selanjutnya yaitu tahap analisis dan interpretasi data yaitu sistem petroleum dan batuan reservoir. Pada kala Miosen tengah mulai berlangsung pengangkatan dan penutupan sisitim cekungan busur belakang lempeng benua Australia. Proses ini berlangsung hingga awal Kala Pliosen yang mengakibatkan kondisi perairan di dalam cekungan secara berangsur menjadi semakin dangkal sehingga ideal untuk pengendapan batuan sedimen detritus berupa batulempung, batunapal, batupasir hingga pada pertengahan Plistosen dan dilanjutkan dengan sedimentasi batugamping biomikrit hingga pada akhir Kala Plistosen. Berdasarkan singkapan batuan yang dijumpai di lapangan, maka stratigrafi daerah ini dapat diuraikan dan dikelompokan berdasarkan keseragaman ciri fisik, komposisi, dominasi serta hubungan antara litologi menjadi empat satuan batuan yang secara berurutan dari tua ke muda adalah satuan batulempung laut dalam, satuan batupasir, satuan batugamping koral, dan endapan aluvial. Batuan tertua pada daerah penelitian yaitu batuan batulempung laut dalam, yang menjadi batuan reservoir yakni terdapat pada batupasir. Pembentukan minyak sendiri diinterpretasikan berasal dari batuan dasar (bed rock) yang mengalami pematangan dan bermigrasi keluar melalui sesar yang ada kemudian terperangkap.
ANALISIS PENGARUH SEDIMENTASI SILISIKLASTIK TERHADAP BATUGAMPING STUDI KONSERVASI EKOSISTEM LAUT ENGGROS-TOBATI JAYAPURA Theodora Ngaderman
DINAMIS Vol 2 No 12 (2017): DINAMIS
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Sains dan Teknologi Jayapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian Analisis Sedimentasi Silisiklastik terhadap batugamping Sebagai Konservasi Ekosistem Laut Enggros-Tobati Jayapura. Tujuan jangka panjang yaitu bagaimana upaya penanganan konservasi Ekosistem Laut dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia pada umumnya dan daerah Enggros-Tobati dan sekitarnya Jayapura khususnya dalam rangka menunjang pembangunan masyarakat pesisir pantai, terutama adanya aktivitas perekonomian dan pemukiman. Diharapkan dengan penanganan terhadap konservasi ekosistem agar siklus ekosistem laut dapat berjalan dengan baik. Tujuan khusus yang ingin dicapai dari penelitian Analisis Sedimentasi Silisiklastik terhadap batugamping Sebagai Konservasi Enggros-Tobati Jayapura, karena dapat mengetahui pengaruh tingkat supply sedimentasi yang masuk kedalam laut seberapa besar dibandingkan litologi batugamping yang ada, dimana diketahui bahwa batugamping merupakan sumber makanan bagi ikan dan organisme laut lainnya. Metode yang digunakan dalam penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode pemetaan (mapping). Metode pemetaan (mapping) geologi dibagi dua yakni pemetaan permukaan dan bawah permukaan.
EKSPLORASI DAN POTENSI SUMBER DAYA BATUBARA DAERAH SABEYAP KECIL, KABUPATEN JAYAPURA, PROVINSI PAPUA Theodora Ngaderman; Lukman Reliubun
Jurnal MEDIAN Arsitektur dan Planologi Vol 11 No 1 (2021): Jurnal Median
Publisher : Universitas Sains dan Teknologi Jayapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (473.798 KB) | DOI: 10.58839/jmap.v11i1.866

Abstract

Penelitian dengan judul eksplorasi dan potensi sumber daya batubara daerah Sabeyap Kecil, kabupaten Jayapura, Prov.Papua, dengan fokus komoditas mineral strategis yakni batubara, dimana daerah penelitian merupakan daerah baru (frontier area) informasi penelitian masih sangat kurang. Eksplorasi batubara untuk mengetahui bagaimana penyebaran baik secara horisontal (stratigrafi permukaan) maupun vertikal (bawah permukaan) serta Potensi sumber daya batubara yang merupakan salah satu sumber daya nasional maupun dunia, pemakaian yang berlebihan menyebabkan jumlah cadangan semakin berkurang, Manfaat peneltian bagi pengembangan masyarakat (community development) dampak yaitu sebagai bentuk penciptaan lapangan kerja baru. Manfaat lain terhadap industri pertambangan antara lain dari sisi ekonomi yakni diharapkan pembangunan ekonomi dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan. Metode penelitian yang dilakukan yaitu berdasarkan tinjauan pustaka terhadap penelitian terdahulu yang sudah dilakukan geologi daerah Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua berdasarkan beberapa lembar Peta Geologi Skala 1 : 250.000 yang dipublikasikan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung (Suwarna, N dan Noya, 1995) Bandung. Metode penelitian yang dilakukan yaitu berdasarkan tinjauan pustaka terhadap variabel kebaruan meliputi genesa dan karakteristik lapisan pembawa batubara, korelasi dan penyebaran batubara. Peta rencana penelitian secara umum tingkatan Technology Readiness Level (TRL) tahap 1 antara lain prinsip dasar &observasi Data sekunder, hipotesis, Eksplorasi Rancangan, dan metodologi komplit. Tahap selanjutnya atau tahap dua antara lain; simulasi, analisis data, hasil, pemanfaatan, dan kebijkan serta regulasi
Konservasi Wilayah Recharge Daerah Air Tanah Dan Wilayah Pelepasan Berbasis Doyo Baru Jayapura Theodora Ngaderman; Anna Rumabar; Marthina Mini; Mercy Zebua
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 9 No 19 (2023): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.10034235

Abstract

Factors that influence groundwater conservation include; groundwater basin boundaries, recharge areas and groundwater discharge areas, as well as water sources. The methods used in this research are interviews and questionnaires, measurement and observation. The geology of the research area consists of the oldest lithology, namely metamorphic rocks, then fluvial deposits were deposited on top. Geomorphologically, it is composed of structural hill and fluvial plain morphological units. Doyo Baru is located in the Sentani groundwater basin system (CAT), with rock formations that are fluvial deposits where water sources are known to be abundant. The groundwater basin (CAT) in the Jayapura region shows low water sources in rock formations of Tertiary Miocene age. Meanwhile, the groundwater basin of the Demta rock formation, which makes up Pre-Tertiary age metamorphic (pTMc) and ultramafic (UM) rock units, is known to have moderate water sources. The recharge area in the Doyo Baru area is visible on the map in blue, while the area in white is the discharge area. The discharge area here is also the Doyo Baru groundwater basin (CAT). The catchment area from the spring is shown on the map, while the depth of the groundwater level is measured in community wells on the map which is circled in red. The catchment area from the spring is shown on the map, while the depth of the groundwater level is measured in community wells on the map which is circled in red. Conservation areas appear on the map of the Doyo Baru area in blue where existing water sources need to be protected and preserved. Wells made in disposal areas generally have shallow groundwater depth. From the measurement results, the Doyo Baru research area is at an altitude of 84-108 m above sea level with a groundwater level ranging from 8-28 m (below the CAT surface).