Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Effectiveness of the use of various digital applications to promote public health in Indonesia: A study of the impact of technology on public health Budi Sulistiyo Nugroho Nugroho; Maulana Filani Rizal; B.M.A.S. Anaconda Bangkara; Leila Mona Ganiem; Reza Yuridian Purwoko
Science Midwifery Vol 10 No 5 (2022): December: Science Midwifery
Publisher : Institute of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35335/midwifery.v10i5.930

Abstract

This study was conducted to gain an in-depth understanding of what and how effective the use of digital applications to promote public health is due to the increasingly powerful impact of technology, including public health. This elephant utilizes the data we search electronically on compounds of health publications and technologies released between 2010 and 2022. We examine them under a biological approach that involves a series of techniques such as coding the data, evaluating the data thoroughly, and approaching conclusions so that we will get answers. Finally, digital applications to promote public health, especially in Indonesia, are a non-negotiable necessity, considering the effectiveness and innovation provided by technology that can complete health tasks that have been carried out manually. These findings will be helpful for further studies.
Tahapan Komunikasi Terapeutik Dokter pada Pasien di Klinik Kecantikan Dara Aulia Rachmat; Leila Mona Ganiem
Jurnal Komunikasi Global Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.266 KB) | DOI: 10.24815/jkg.v9i1.16107

Abstract

Sebagai fungsi klinikal utama dalam membangun hubungan, komunikasi dokter-pasien penting dilalui dengan tahapan proses yang memungkinkan tercapainya tujuan pelayanan kesehatan yang baik.  Penelitian ini bertujuan mengetahui proses komunikasi dokter kepada pasien di klinik kecantikan dengan merujuk pada empat tahap komunikasi terapeutik yang dikembangkan oleh Stuart dan Sundeen. Keempat tahap komunikasi terapeutik tersebut meliputi tahap persiapan, perkenalan, kerja, dan terminasi. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan wawancara dan observasi partisipasi terhadap dua orang dokter dan dua orang pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahap persiapan dan perkenalan, dokter menggunakan tahapan komunikasi terapeutik sesuai yang dikembangkan oleh Stuart dan Sundeen. Pada tahap kerja, panduan komunikasi terapeutik kurang dijalankan dengan baik. Pada tahap terminasi, dokter membuat pasien memiliki ketergantungan pada dokter melalui pelayanan konsultasi yang lebih intens menggunakan aplikasi WhatsApp. Pasien secara intens dapat memperoleh saran-saran terkait masalah kulit dan dokter dapat memantau kondisi pasien atau menyarankan untuk kembali berkonsultasi. As the main clinical function in building relationships, the communication between doctors and patients is significant to be done through various stages to achieve respectable health services. This study aims to find out the communication process between doctors and patients in beauty clinics by referring to the four stages of therapeutic communication developed by Stuart and Sundeen. The four phases of therapeutic communication include preparation, introduction, working, and termination. This research used a qualitative approach by employing interviews with and participatory observation of two doctors and two patients. The results showed that at the preparatory and introductory stages, doctors applied therapeutic communication stages as suggested by Stuart and Sundeen. In the working stage, therapeutic communication guidelines did not implement properly. At the termination stage, the doctor made the patient dependent on the doctor through a more intense consultation service using WhatsApp. The patients could intensely obtain suggestions related to skin problems, while the doctors were more likely to encourage the patients to make an appointment with them again.
Pelatihan Komunikasi Asertif Pada Siswa SMKN Sebagai Wujud Personal Social Responsibility Dalam Mencegah Kenakalan Remaja Pada Teman Sebaya Rafika Hani; Leila Mona Ganiem
KREATIF: Jurnal Pengabdian Masyarakat Nusantara Vol. 3 No. 1 (2023): Maret : Jurnal Pengabdian Masyarakat Nusantara
Publisher : Amik Veteran Porwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/kreatif.v3i1.1289

Abstract

Abstract : Nowadays, Juvenile Delinquency often happened this time. It suspected by imitate behaviour action of peer friend. Teenagers were easy to infiltrated and influenced by many new things. With the weak self control can made them fall in to juvenile delinquency. This community service program were aimed to practiced and motivated the teenangers assertive communication skill as appreciation and responsibility for them self and others. The method used in this program were socialization and role play about the meaning of assertive as PSR implementation trough face to face activity. PSR help the teenagers to understand their role and responsibility for them self and social life. By embed the assertive behaviour, PSR can be appeared. The praticipants of this program were students form SMKN 49 Jakarta. The result of this community servive activity were created the participants knowledge in assertive communication skill as PSR implementation. This activity hoped can appeared the awareness and care of the teenagers social life. The other advantege was to supported government program in reducing the rate of juvenile court. It also to make the reponsible, strong character and independet generations. Abstrak : Kenakalan remaja yang kerap terjadi saat ini ,banyak ditenggarai karena aksi ikut-ikutan perilaku teman sebaya. Remaja yang mudah untuk disusupi dan dipengaruhi berbagai hal serta lemahnya kontrol diri membuat mereka mudah terjerumus ke dalam tindakan kenakalan remaja. Tujuan dari program pengabdian masyarakat adalah untuk melatih dan memotivasi remaja untuk berkomunikasi secara asertif sebagai bentuk penghargaan dan tanggung jawab terhadap diri dan orang lain. Metode yang digunakan adalah sosialisasi dan role play tentang makna asertif sebagai wujud PSR dalam bentuk tatap muka. PSR membantu remaja untuk dapat memahami peran dan tanggung jawabnya terhadap diri dan lingkungan sosialnya. Melalui penanaman sikap asertif, PSR akan lebih mudah diwujudkan. Peserta kegiatan ini adalah siswa/i SMKN 49 Jakarta. Hasil dari program pengabdian pada masyarakat ini adalah terciptanya pengetahuan peserta dalam berkomunikasi asertif sebagai bentuk PSR. Kegiatan ini diharapakan dapat menumbuhkan kesadaran dan kepedulian remaja terhadap dunia pergaulannya. Manfaat lainnya untuk mendukung program pemerintah dalam menekan angka anak yang berhadapan dengan hukum serta menciptakan generasi yang bertanggung jawab, berkarakter kuat dan mandiri.
Sosialisasi dan Membangun Tanggung Jawab Sosial Individu Siswa SMKN 60 Jakarta Terkait CHSE Leila Mona Ganiem; Rosmawati Hilderiah Pandjaitan; Rafika Hani
SAFARI :Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol. 3 No. 2 (2023): April : Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia
Publisher : BADAN PENERBIT STIEPARI PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56910/safari.v3i2.475

Abstract

Keindahan wisata Indonesia banyak dikunjungi wisatawan nusantara dan mancanegara. Covid-19 tahun 2020-2021 membuat penurunan signifikan wisatawan, namun tahun 2022 mulai ada peningkatan. Untuk keberlangsungan bisnis, menghadirkan quality tourism, dan terpenuhinya hak wisatawan Kemenparekraf menerapkan protokol CHSE. Protokol kesehatan ini berbasis Kebersihan, Kesehatan, Keamanan, dan Kelestarian Lingkungan bagi pelaku usaha pariwisata, usaha/fasilitas lain yang terkait, lingkungan masyarakat, serta destinasi pariwisata. Untuk mendukung program tersebut diperlukan pembekalan pengetahuan CHSE kepada para siswa SMK sebagai calon pelaku usaha pariwisata. Tema pengabdian pada masyarakat ini adalah pelatihan CHSE bagi siswa pariwisata di SMK Negeri 60 Jakarta. Tujuan kegiatan adalah untuk 1) Melakukan sosialisasi protokol CHSE kepada para siswa; 2) Mendorong tanggung jawab sosial individu siswa untuk berbagi informasi CHSE pada lingkungannya. Metode yang dilakukan adalah interaksi langsung, presentasi, dan penjelasan yang merujuk pada panduan Kemenparekraf terkait CHSE, diskusi, dan memotivasi berbagi pada lingkungannya dengan pendekatan Personal Sosial Responsibility-PSR. Dalam seluruh proses, peserta dan narasumber saling berdialog, tanya jawab diciptakan dalam suasana kekeluargaan.