Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KADAR PENGGUNAAN NALAR DALAM HUKUM KEWARISAN ISLAM Akhmad Jalaludin
Jurnal Penelitian Vol 11 No 2: November 2014
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/jupe.v11i2.420

Abstract

This study attempted to assess the level of the use of reason in the Islamic inheritance law. From this study, that use the ushul fiqh (Islamic legal theory) approach, it is known that inheritance law that often considered as qat'iy (definitive) and can not be changed, in fact, is filled with provisions was formulated by using reason (ijtihad). Even some of the ijtihad is touching the provisions set forth by the verses of the Koran that considered as qat 'iy, in order to give justice to the heirs. This fact suggests that the inheritance law is a sphere that is open to be reformulated and that the consideration of justice also been and can be used although it seem contrary to the provisions of textual considered as qat 'iy.
Pola Relasi Gender dalam Keluarga Nikah Siri Akhmad Jalaludin; Triana Sofiani
Muwazah Vol 12 No 2 (2020)
Publisher : UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/muwazah.v12i2.3465

Abstract

This paper analyzes the practice of siri marriages and patterns of gender relations in the siri marriage family in Pekalongan City. The theoretical argument that has been developed by the local people of Pekalongan City is that siri marriage is the same as registered marriage. This qualitative research with a gender perspective uses data collection techniques, i.e: observations, interviews, and literary studies. The technique of checking the credibility of the data uses triangulation and analysis using an interactive model. The results showed that the practice of siri marriage in Pekalongan City used a model, ie: performing an akad as a legal marriage, the only difference being the absence of a Marriage Registration Officer; came to the Kiai's house together with the guardian and the witness, and 3) the akad was carried out in secret at the Kiai's house. The causes of siri marriage in Pekalongan City, namely: fear of sin, avoiding adultery, economic hardship, polygamy that is not allowed by wives, a pregnancy outside of marriage, there is no fee for legal marriage and understanding of the meaning of marriage. The practice of unregistered marriage has an impact on women and children. The pattern of gender relations in the siri marriage family in Pekalongan City is in the form of a pseudo-vertical-hierarchical relationship pattern, where the husband has a higher position than the husband's wife has the power to regulate and make decisions in the household (subordination), but the roles, functions, and responsibilities of the husband do not implement optimally, or there is a deviation of roles, functions and responsibilities. Therefore, it is necessary to build awareness for perpetrators of unregistered marriages to create a pattern of relationships that are fair and gender-equal.
Pola Pembagian Waris Pada Masyarakat Watukumpul Kabupaten Pemalang Elfira Sarah Hedianti; akhmad jalaludin
Al-Hukkam: Journal of Islamic Family Law Vol. 2 No. 1 (2022)
Publisher : Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.607 KB) | DOI: 10.28918/al-hukkam.v2i1.4542

Abstract

Hukum kewarisan sudah diatur dalam Islam dengan jelas, namun dalam kenyataannya di masyarakat masih belum tersosialisasi dengan baik. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh Indonesia yang penduduknya memiliki beraneka ragam bentuk kebudayaan yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, dan adat-istiadat. Dari keanekaragaman kebudayaan inilah yang mengakibatkan masyarakat tidak hanya memiliki satu bentuk hukum, melainkan banyak bentuk hukum yang berkembang dan sifatnya mengikat dan merubah masyarakat. Dalam hal ini, penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut, tentang bagaimana praktik pola pembagian waris pada masyarakat Watukumpul Kabupaten Pemalang, serta faktor apa yang mempengaruhi masyarakat Watukumpul Kabupaten Pemalang menggunakan pola tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan budaya hukum masyarakat Watukumpul Kabupaten Pemalang mengenai pola pembagian waris serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai acuan pembaca, dan diharapkan pembaca lebih memahami pola pembagian waris serta dapat memberikan solusi alternatif terhadap permasalahan yang dihadapi. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan. Menggunakan sumber data primer berupa hasil wawancara dengan masyarakat Watukumpul. Sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari buku, jurnal, dan dokumen-dokumen lain yang berhubungan dengan masalah penelitian. Kemudian data tersebut dianalisis menggunakan pendekatan analisis kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: pertama, Pola pembagian waris yang dijalankan oleh masyarakat Watukumpul, Kabupaten Pemalang secara garis besar ada 2 (dua) pola, yaitu pewarisan sebelum pewaris meninggal dunia dan pewarisan setelah pewaris meninggal dunia. Meskipun mayoritas penduduknya beragama Islam tetapi sebagian besar proses pewarisan yang berjalan adalah saat pewaris masih hidup. Hal ini dilakukan dengan berbagai pertimbangan seperti karena sudah menjadi adat kebiasaan, mencegah terjadinya persengketaan antar ahli waris, sebagai modal kehidupan jika anak sudah berkeluarga. Kedua, Pada umumnya masyarakat Watukumpul Kabupaten Pemalang dalam menggunakan pola pembagian waris karena mengikuti dan menjalani keadaan yang sudah berlaku di tatanan lingkungannya.